Pembayaran Tunai: Pengertian, Keuntungan, dan Kekurangan

Praktis untuk transaksi kecil

Untuk memenuhi kebutuhan, manusia perlu melakukan transaksi agar memperoleh barang yang diinginkan. Bentuk praktik transaksi pertama kali dilakukan dengan cara barter atau menukarkan barang dan jasa, sebelum digunakan uang sebagai alat pembayaran.

Meskipun saat ini terdapat bentuk pembayaran nontunai, namun pembayaran tunai masih sangat dibutuhkan karena dapat lebih mudah digunakan pada kondisi tertentu. Berikut, ulasan mengenai metode pembayaran tunai.

1. Pengertian pembayaran tunai

Pembayaran Tunai: Pengertian, Keuntungan, dan KekuranganIlustrasi membayar DP via cash/tunai (www.pexels.com/Karolina Grabowska)

Menurut OJK, pembayaran tunai atau cash payments atau cash disbursements adalah pembayaran yang dilakukan pada saat transaksi terjadi. 

Alat pembayaran tunai yang sah digunakan di Indonesia adalah uang kartal, yaitu uang kertas dan logam. Dalam transaksi bernilai kecil, uang kartal masih memainkan peran yang penting untuk memperingkas proses jual beli.

2. Keuntungan menggunakan pembayaran tunai

Pembayaran Tunai: Pengertian, Keuntungan, dan Kekuranganpixabay/Skitterphoto

Meskipun jenis pembayaran ini konvensional, namun uang tunai masih sangat diperlukan di seluruh lapisan masyarakat. Nah, berikut alasan mengapa harus tetap menggunakan uang tunai sebagai alat pembayaran.

1. Pembayaran tunai dapat diterima hampir di mana saja
Pembayaran uang tunai dapat diterima hampir di seluruh warung toko maupun merchant. Di Indonesia, sebagian besar pedagang akan senang hati jika menerima pembayaran dengan tunai khususnya di pasar tradisional atau warung kaki lima.

2. Pembayaran tunai tidak memiliki batas minimal pembayaran
Pengguna e-wallet memang memberikan kenyamanan saat berpergian. Namun, metode pembayaran tersebut kadang memiliki limit pembayaran minimal yang harus dipenuhi, yang telah ditetapkan oleh masing-masing penyedia jasa e-wallet.

Selain itu, saat melakukan transaksi menggunakan kartu debit atau kartu kredit untuk terkadang justru dikenakan biaya tambahan. Apabila barang yang dibeli tidak memenuhi minimal pembelian, harus menambah jumlah barang yang mungkin saja tidak atau kurang dibutuhkan.

3. Pembayaran tunai tidak dikenakan biaya tambahan
Biasanya melakukan transaksi dengan nontunai akan dikenakan charge atau biaya layanan, meski hanya membeli pulsa. Namun, jika menggunakan pembayaran tunai, sangat jarang sekali ada biaya tambahan karena tidak ada service fee yang dikenakan.

4. Mengurangi tindakan yang konsumtif
Kemudahan pembayaran nontunai seperti kartu kredit atau kartu debit memberi kemudahan yang secara psikologis akan memengaruhi hasrat untuk terus belanja. Terlebih jika sedang ada banyak tawaran promo yang tersedia khusus pembayaran nontunai. Hal tersebut kerap kali tanpa disadari akan menumbuhkan pola hidup konsumtif.

Baca Juga: 9 Alat Pembayaran Perdagangan Internasional, Tak hanya Uang Tunai!

3. Kekurangan pembayaran tunai

Pembayaran Tunai: Pengertian, Keuntungan, dan KekuranganIlustrasi Pendapatan Daerah (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Di samping kelebihannya di atas, tentu pembayaran tunai juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. Meningkatkan risiko kriminalitas
Walaupun risiko kriminalitas sebenarnya juga rawan terjadi pada transaksi apapun, namun apabila memiliki uang tunai seringkali menarik tindak kejahatan seperti pencopetan dan perampokan. Karena itu, saat beraktivitas di luar rumah dengan membawa uang tunai perlu meningkatkan keamanan dan kewaspadaan diri.

2. Menjadi pembayaran yang kurang praktis
Pembayaran tunai menjadi jenis pembayaran yang kurang praktis, karena apabila membutuhkan transaksi dalam jumlah yang besar, maka harus mengisi dompet dengan membawa banyak uang tunai. Belum lagi jika harus menunggu uang kembalian yang terkadang tidak selalu dimiliki oleh penjual saat itu juga.

4. Perkembangan metode pembayaran di Indonesia

Pembayaran Tunai: Pengertian, Keuntungan, dan Kekuranganilustrasi bertransaksi (pexels.com/energepic.com)

Seiring dengan zaman yang semakin maju, jenis pembayaran pun turut mengalami perubahan. Berikut perkembangan metode pembayaran yang pernah berlaku di Indonesia.

1. Barter, merupakan pertukaran barang atau jasa untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan sebelum ditemukannya uang. 

2. Commodity currency (uang komoditas), jenis pembayaran ini sebenarnya hampir mirip dengan barter, hanya saja barang harus yang sudah diterima secara umum sebagai media pertukaran maupun sebagai suatu standar nilai yang digunakan dalam pertukaran barang oleh masyarakat. 

3. Uang kartal, merupakan uang kertas dan uang logam yang biasa disebut dengan uang tunai.

4. Penerbitan ORI, penerbitan ini dilakukan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai lambang identitas kemerdekaan serta kedaulatan indonesia dan juga alat pemersatu bangsa.

5. Sistem pembayaran kredit, mulai muncul pada tahun 1946 dan dipelopori oleh institusi perbankan di Amerika Serikat.

6. Muncul internet banking, di Indonesia yang diawali oleh Bank Internasional Indonesia ada tahun 1998.

7. Terbitnya peraturan Bank Indonesia tahun 2009 tentang uang elektronik sebagai peralihan dari uang tunai ke pembayaran nontunai atau cashless.

8. Muncul mobile banking, dipelopori oleh BCA Mobile yang dirilis pada 2011 sebagai m-banking pertama di Indonesia.

9. Penggunaan e-money dan e-walet, ditandai dengan berlakunya e-money untuk transaksi akses jalan tol di Indonesia pada Oktober 2017. 

Saat melakukan transaksi dengan jumlah yang kecil, pembayaran tunai merupakan jenis pembayaran yang paling efektif digunakan. Namun, pada saat transaksi memakan nominal sangat besar, maka pembayaran tunai bukanlah jenis pembayaran yang ideal. Sehingga sebaiknya gunakan pembayaran nontunai agar lebih aman dan praktis.

Baca Juga: Sejarah Pembayaran Tol di Indonesia dari Tunai hingga Nirsentuh

Topik:

  • Langgeng Irma Salugiasih

Berita Terkini Lainnya