Melihat Dampak Bencana Sumatra ke Perekonomian RI

- Bencana Sumatra diperkirakan menyebabkan kerugian Rp28,8 triliun hingga Rp37,1 triliun.
- Kondisi itu akan mengoreksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatra, dengan perkiraan antara 0,8 persen sampai 2,5 persen poin, dan ekonomi nasional 0,05 sampai 0,1 persen poin.
- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk pulihkan Sumatra mencapai Rp51,82 triliun.
Jakarta, IDN Times - Bencana banjir bandang dan longsor yang meluluh-lantahkan sejumlah wilayah di Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar) memberikan luka besar bagi masyarakat Indonesia.
Sebanyak 990 orang meninggal akibat bencana yang diduga disebabkan oleh deforestasi besar-besaran di Sumatra. Belum lagi masih ada 222 orang dinyatakan hilang.
Kerusakan parah yang disebabkan oleh banjir dan longsor melumpuhkan aktivitas masyarakat di wilayah-wilayah terdampak.
Bencana yang terjadi di akhir tahun itu diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, bencana Sumatra akan mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,03-0,05 persen poin.
“Kami melihat tadi bahwa akan ada tantangan justru dari sisi inflasinya,” kata Josua dalam agenda media briefing Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2026 di Jakarta, Kamis (11/12/2025).
1. Kerugian diperkirakan mencapai Rp37,1 triliun akibat bencana

Berdasarkan data yang dihitung Ekonom senior Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal Hastiadi, bencana Sumatra diperkirakan menyebabkan kerugian Rp28,8 triliun hingga Rp37,1 triliun. Kerugian itu berasal dari kerusakan infrastruktur, produksi yang terhenti, dan biaya rumah tangga yang membengkak.
Dia mengatakan, kondisi itu akan mengoreksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatra, dengan perkiraan antara 0,8 persen sampai 2,5 persen.
“Hitung-hitungannya itu bisa mengkoreksi pertumbuhan ekonomi Sumatra antara 0,8 persen sampai 2,5 persen, minus itu dampaknya,” ucap Fithra.
Terhadap perekonomian nasional, diprediksi akan mengoreksi sekitar 0,05 persen sampai 0,1 persen poin.
“Nah, jadi instead kalau 5,2 persen di kuartal ke-IV, mungkin 5,1 persen atau bahkan cuma 5,05 persen,” tutur Fithra.
2. Ekonomi Sumatra bakal tumbuh pesat di 2026

Dampak bencana tersebut tentunya akan memaksa pemerintah pusat untuk membangun kembali Aceh, Sumut, dan Sumbar. Menurut Josua, pembangunan kembali itu justru akan mendongkrak ekonomi Sumatra tahun depan.
“Pasti pembangunan infrastrukturnya akan cenderung terfokus pada pemulihan infrastruktur misalkan di wilayah-wilayah yang terkena bencana tentunya,” ujar Josua.
Hal senada juga disampaikan oleh Fithra. Dia mengatakan, upaya perbaikan di Sumatra diprediksi menjadi fokus pemerintah, sehingga pergerakan ekonomi akan lebih terpetakan.
Berdasarkan asesmen dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk pulihkan Sumatra mencapai Rp51,82 triliun.
Angka tersebut tak jauh berbeda dengan perhitungan Fithra. Dia menyarankan dana pemulihan Sumatra dibagi untuk beberapa alokasi, yakni Rp22 triliun untuk pembangunan infrastruktur, bantuan tunai Rp6 triliun, bantuan UMKM Rp3 triliun, mitigasi risiko ke depan Rp4 triliun, revitalisasi sektor pertanian Rp3 triliun, dan seterusnya.
Dia melihat, sisi fiskal Indonesia masih mampu memenuhi kebutuhan dana pemulihan Sumatra.
“Kalau sampai tahun ini, itu kan defisit kita masih 2,02 persen. Dan masih ada Rp200 triliun lagi sisanya sampai kuartal IV-2025 ini. Dan masih banyak juga fiscal disbursement dari kementerian-kementerian yang masih mandek,” ujar Fithra.
3. Harus jadi momentum perbaikan Sumatra

Menurut Fithra, dampak bencana Sumatra harus dijadikan peluang untuk membangun Sumatra lebih baik. Menurutnya, Sumatra punya peran besar bagi perekonomian Tanah Air. Misalnya bisa dari optimalisasi pelabuhan-pelabuhan di Sumatra, untuk menyaingi Singapura.
“Maka harusnya kita itu bangun port, bangun bandara, dibagusin itu di Sumatra, di bagian utaranya. Dekat-dekat apa? Singapura. Nah ini yang seharusnya bisa menjadi growth factor Sumatra ke depan,” tutur Fithra.







.jpg)







