Jakarta, IDN Times - Aktivitas ekonomi yang berlangsung di luar sistem resmi, baik legal maupun ilegal terus berlangsung di berbagai belahan dunia. Hal ini dikenal sebagai shadow economy.
Aktivitas dalam shadow economy berlangsung tanpa tercatat dalam sistem administrasi perpajakan maupun statistik resmi negara. Meski telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, aktivitasnya menunjukkan tren peningkatan dan menjadi perhatian banyak negara karena berbagai dampak yang ditimbulkannya.
Pertumbuhan shadow economy diketahui dapat membuat data resmi pengangguran, pendapatan, hingga konsumsi menjadi tidak akurat. Ketidakakuratan data berpotensi mengarah pada kebijakan publik yang keliru.
Selain itu, transaksi yang tidak dikenai pajak dapat menekan penerimaan negara. Jika basis pajak terus menyusut, pemerintah bisa saja menaikkan tarif pajak yang pada akhirnya mendorong lebih banyak pelaku usaha dan pekerja ke luar sistem resmi. Meski demikian, sebagian besar penghasilan dari shadow economy tetap dibelanjakan di sektor ekonomi formal.
Fenomena tersebut juga dapat menarik tenaga kerja, baik lokal maupun asing, keluar dari sektor ekonomi resmi karena iming-iming keuntungan langsung dan tanpa beban regulasi.