Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mentan Akan Umumkan 212 Merek Beras Oplosan yang Rugikan Rakyat Rp99 T

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman. (dok. Kementan)
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman. (dok. Kementan)
Intinya sih...
  • Amran segera umumkan 212 merek beras oplosan secara bertahap, meminta masyarakat untuk memperhatikan merek yang diumumkan agar tidak tertipu.
  • Modus pemasaran beras oplosan meliputi volume yang tidak sesuai dan klaim kualitas yang tidak benar untuk merugikan konsumen.
  • Kerugian akibat peredaran beras oplosan mencapai nyaris Rp100 triliun, merugikan masyarakat sekitar Rp99 triliun hingga Rp100 triliun setiap tahunnya.

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengungkapkan ada 212 merek beras oplosan atau tidak memiliki kualitas sesuai standar dan regulasi yang ditetapkan. Adapun 212 merek beras yang telah diinvestigasi Kementan dan Satgas Pangan Polri itu terbukti tidak memenuhi standar mutu, baik dari sisi berat kemasan, komposisi, hingga labelnya.

"Semuanya ini yang 212 merek, kami sudah kirim langsung ke Pak Kapolri, kemudian Satgas Pangan dan Pak Jaksa Agung. Mudah-mudahan ini diproses cepat. Kami sudah terima laporan tanggal 10 (Juli) lalu, itu telah mulai pemeriksaan, kami berharap ini ditindak tegas," ujar Amran dalam sebuah pernyataan lewat video yang diterima IDN Times, Senin (14/7/2025).

1. Amran segera umumkan 212 merek beras oplosan secara bertahap

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Mentan Amran Sulaiman meninjau Gudang Bulog Cabang Bone di Tanete Riattang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (16/5/2025). (dok. Humas Polri)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Mentan Amran Sulaiman meninjau Gudang Bulog Cabang Bone di Tanete Riattang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (16/5/2025). (dok. Humas Polri)

Amran pun memastikan bakal segera merilis 212 merek beras oplosan yang sudah diinvestigasi tersebut. Masyarakat diminta untuk memperhatikan merek-merek beras yang nantinya diumumkan agar tidak terjebak membeli oplosan.

"Mohon kepada pembeli nanti perhatikan merek yang dimunculkan di media-media seluruh Indonesia. Itu nanti kita munculkan secara bertahap yang diperiksa dua hari yang lalu, itu akan kita munculkan merek apa saja dan kita harap ini diketahui seluruh masyarakat Indonesia supaya tidak tertipu dengan mereknya," tutur Amran.

2. Modus yang digunakan dalam pemasaran beras oplosan

ilustrasi beras putih (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Amran kemudian menjelaskan beberapa modus yang digunakan untuk menjual beras oplosan tersebut di pasaran.

Pertama, dari sisi volume dikatakan merupakan beras 5 kilogram (kg), padahal hanya 4,5 kg. Kedua, sebesar 86 persen mengatakan beras premium dan medium, padahal beras biasa.

"Artinya apa? Satu kilogram bisa serisi Rp2.000 sampai Rp3.000 kilogram. Kalau gampangannya adalah kita mencontohkan emas, tertulis emas 24 karat, tetapi sesungguhnya itu 18 karat. Ini kan merugikan masyarakat Indonesia," tutur Amran.

3. Kerugian nyaris Rp100 triliun

ilustrasi kerugian (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi kerugian (IDN Times/Aditya Pratama)

Amran menambahkan, kerugian yang bisa diderita dari peredaran beras oplosan bisa mencapai nyaris Rp100 triliun.

"Ini merugikan masyarakat kurang lebih Rp99 triliun, hampir Rp100 triliun kalau ini terjadi setiap tahun dan katakanlah kalau 10 tahun kan Rp1.000 triliun, kalau lima tahun kan Rp500 triliun," kata Amran.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jumawan Syahrudin
Jujuk Ernawati
Jumawan Syahrudin
EditorJumawan Syahrudin
Follow Us