Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Minyak Goreng Langka di Pasar, Kapolri Belum Temukan Biang Keroknya

Sidak ketersediaan minyak goreng di pabrik PT Bina Karya Prima (BKP), Marunda, Jakarta Utara. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Sidak ketersediaan minyak goreng di pabrik PT Bina Karya Prima (BKP), Marunda, Jakarta Utara. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Polri ikut turun tangan dalam persoalan kelangkaan minyak goreng di pasaran. Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan hingga saat ini pihaknya masih belum menemukan penyebab dari fenomena yang terjadi di masyarakat itu.

“Saya belum bisa jawab fenomena yang terjadi, yang jelas memang dengan ada kelangkaan, masyarakat kemudian memunculkan antrean panjang. Karena ada yang butuh untuk distok, ada juga yang untuk keperluan lain. Ini yang sedang kita dalami,” kata Sigit usai sidak stok minyak goreng di pabrik PT Bina Karya Prima (BKP), Jakarta Utara, Selasa (15/3/2022).

1. Produksi dan distribusi minyak goreng di BKP lancar

Sidak ketersediaan minyak goreng di pabrik PT Bina Karya Prima (BKP), Marunda, Jakarta Utara. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Sidak ketersediaan minyak goreng di pabrik PT Bina Karya Prima (BKP), Marunda, Jakarta Utara. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Menurut dia, proses produksi dan distribusi di pabrik BKP selaku produsen minyak goreng, berjalan lancar. Bahkan, BKP bisa menaikkan produksi hingga dua kali lipat.

“Kita sudah mendapatkan gambaran dari beliau (Direktur BKP) bahwa dengan kondisi kebijakan DMO (domestic market obligation), beliau tetap bisa memproduksi, bahkan produksinya bisa ditingkatkan dua kali lipat, dan dijual dengan harga Rp14.000/liter,” tutur Listiyo.

Perlu diketahui, BKP merupakan produsen minyak goreng merek Tropical, Hemart, Fraiswell, dan Fitri. BKP memasok 20 persen kebutuhan minyak goreng dalam negeri.

2. Kapolri bakal cek produksi dan distribusi minyak goreng ke pabrik lain

Sidak ketersediaan minyak goreng di pabrik PT Bina Karya Prima (BKP), Marunda, Jakarta Utara. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Sidak ketersediaan minyak goreng di pabrik PT Bina Karya Prima (BKP), Marunda, Jakarta Utara. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Meski begitu, untuk mengungkap penyebab kelangkaan minyak goreng dan tingginya harga di pasar, Sigit mengatakan pihaknya akan memeriksa kinerja produksi dan distribusi minyak goreng ke pabrik-pabrik lainnya.

“Kita akan cek untuk lain kenapa harga bisa meningkat dan kemudian di pasar jumlahnya menurun atau orang-orang menyebutnya langka. Jadi rangkaian ini yang akan kita pastikan, kita cek,” ujar Listiyo.

3. Produsen sudah pasok 500 juta liter minyak goreng ke pasar

Sidak ketersediaan minyak goreng di pabrik PT Bina Karya Prima (BKP), Marunda, Jakarta Utara. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Sidak ketersediaan minyak goreng di pabrik PT Bina Karya Prima (BKP), Marunda, Jakarta Utara. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi turut mendampingi Kapolri dalam sidak tersebut. Menurut Lutfi, dalam 28 hari terakhir, produsen minyak goreng sudah memasok 500 juta liter ke pasar-pasar.

Sayangnya, meskipun produksi minyak goreng berjalan lancar, tapi harga minyak goreng belum sesuai HET.

“Tapi keadaannya, meskipun barangnya ada, harganya belum sesuai Pak Kapolri,” tutur Lutfi.

Berdasarkan situs EWS Kemendag, harga minyak goreng kemasan sederhana masih mencapai Rp16.500 per liter, dan minyak goreng curah Rp16.000 per liter hingga kemarin, Senin (14/3).

Padahal, harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng curah Rp11.500 per liter.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Vadhia Lidyana
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us