Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mitos vs Fakta: Kerja Startup Lebih Santai dari Kantoran

ilustrasi hari pertama kerja (pexels.com/Marc Mueller)
ilustrasi hari pertama kerja (pexels.com/Marc Mueller)
Intinya sih...
  • Fleksibilitas kadang membuat batas antara pekerjaan dan waktu pribadi jadi kabur. Beban kerja tetap besar, target sering berubah cepat, dan tugasnya banyak.
  • Startup bergerak cepat dan menuntut hasil dalam waktu singkat. Perubahan strategi bisa terjadi mendadak, membuat kerja di startup terasa menantang.
  • Demi menjaga ritme pertumbuhan, startup tetap memiliki struktur kerja yang jelas. Aturan tetap ada, hanya saja bentuknya lebih fleksibel.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia startup sering dianggap sebagai tempat kerja yang penuh kebebasan, suasana santai, dan ritme kerja yang fleksibel. Banyak orang membayangkan bekerja di ruangan penuh bean bag, jam kerja bebas, dan atasan yang tidak terlalu menuntut. Padahal, kenyataannya bisa sangat berbeda dari gambaran ideal tersebut. Startup justru memiliki dinamika yang sering kali jauh lebih intens.

Bekerja di startup memang memberi ruang untuk kreativitas dan eksplorasi. Namun, fleksibilitas itu datang bersama tanggung jawab besar yang tidak bisa diabaikan. Kecepatan perkembangan dan tuntutan target menjadi tekanan tersendiri bagi para pekerjanya. Di sinilah muncul berbagai mitos yang membuat orang salah menilai dunia kerja ini.

1. Mitos: lingkungan startup selalu santai

ilustrasi duduk di kantor
ilustrasi duduk di kantor (pexels.com/Product School)

Banyak yang percaya kerja di startup identik dengan pakaian bebas, jam kerja fleksibel, dan lingkungan seperti kafe. Gambaran ini membuat orang merasa bekerja di startup lebih ringan. Namun, kenyataan tidak sesederhana itu. Fleksibilitas kadang membuat batas antara pekerjaan dan waktu pribadi jadi kabur.

Meski tidak terlihat formal, beban kerja tetap besar. Target sering berubah cepat sesuai kebutuhan bisnis. Startup juga menuntut adaptasi tinggi karena tim biasanya kecil tetapi tugasnya banyak. Jadi, santai hanyalah suasana, bukan ritmenya.

2. Fakta: tekanan kerja di startup cenderung lebih tinggi

ilustrasi minum saat kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi minum saat kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Startup bergerak cepat dan menuntut hasil dalam waktu singkat. Setiap anggota tim memegang peran penting yang berdampak langsung pada perusahaan. Hal ini membuat tekanan kerja sering kali lebih berat daripada perusahaan besar. Tidak semua orang siap menghadapi dinamika secepat itu.

Selain itu, perubahan strategi bisa terjadi mendadak. Kamu bisa saja mengerjakan A hari ini, tapi besok harus fokus pada B karena ada kebutuhan baru. Ketidakpastian inilah yang membuat kerja di startup terasa menantang. Produktivitas tinggi bukan pilihan, tapi keharusan.

3. Mitos: startup lebih sedikit aturan daripada perusahaan besar

ilustrasi tanaman hias di meja kerja (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi tanaman hias di meja kerja (pexels.com/cottonbro studio)

Karena startup terlihat santai, banyak yang mengira perusahaan ini minim aturan. Mereka membayangkan sistem kerja yang bebas dan longgar. Padahal, demi menjaga ritme pertumbuhan, startup tetap memiliki struktur kerja yang jelas. Aturan tetap ada, hanya saja bentuknya lebih fleksibel.

Misalnya, jam kerja boleh fleksibel, tetapi output tetap harus dipenuhi. Atau, tidak ada dress code ketat, tapi ada standar profesionalitas yang harus dijaga. Jadi, bukan tanpa aturan, melainkan aturan yang menyesuaikan kebutuhan perkembangan perusahaan.

4. Fakta: budaya kerja startup menuntut kemandirian tinggi

ilustrasi interview kerja (pexels.com/Timo Miroshnichenko)
ilustrasi interview kerja (pexels.com/Timo Miroshnichenko)

Dalam tim kecil, setiap orang harus bisa bertindak cepat dan mandiri. Tidak ada ruang untuk terlalu banyak supervisi atau menunggu instruksi. Kemandirian inilah yang menjadi fondasi penting di lingkungan startup. Jika tidak terbiasa mengambil keputusan, kamu bisa kewalahan.

Selain mandiri, kemampuan belajar cepat juga sangat diperlukan. Proses adaptasi biasanya berlangsung cepat dan terus menerus. Karyawan startup harus bisa mengikuti perubahan tanpa harus diberi tahu berkali-kali. Ini sebabnya budaya kerja startup terasa lebih menantang.

5. Mitos: kerja di startup cocok untuk semua orang

ilustrasi pria memakai kemeja putih (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi pria memakai kemeja putih (pexels.com/Ivan Samkov)

Banyak yang masuk ke dunia startup karena tergiur fleksibilitas dan suasana modern. Namun, tidak semua orang cocok dengan ritme yang cepat dan penuh perubahan. Lingkungan startup bisa membuat sebagian orang stres jika tidak siap secara mental. Anggapan bahwa semua orang bisa sesuai dengan budaya ini adalah mitos besar.

Dibutuhkan mental yang kuat dan kemampuan beradaptasi untuk bertahan. Jika kamu tipe yang butuh struktur jelas dan ritme stabil, startup bisa terasa melelahkan. Namun, bagi yang suka tantangan dan pengalaman beragam, ini bisa jadi tempat berkembang yang ideal.

Pada akhirnya, kerja di startup bukan hanya soal suasana yang santai, tetapi juga kesadaran akan tanggung jawab besar yang menyertainya. Banyak mitos membuat orang salah menilai bahwa startup adalah tempat kerja ringan, padahal justru penuh dinamika. Memahami realitas ini penting sebelum memutuskan masuk ke dunia tersebut.

Startup bisa menjadi tempat berkembang yang cepat jika kamu mampu mengikuti ritmenya. Namun, penting juga untuk tahu apakah pola kerja seperti ini cocok dengan kepribadian dan kondisi mentalmu. Pilihan bekerja di startup atau perusahaan besar bukan soal mana yang lebih baik, tetapi mana yang lebih sesuai denganmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Business Hack: Cara Simpel Bikin Customer Loyal Tanpa Program Poin

12 Des 2025, 12:03 WIBBusiness