Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jembatan Penyeberangan Multiguna Dukuh Atas. (IDN Times/Umi Kalsum)
Jembatan Penyeberangan Multiguna Dukuh Atas. (IDN Times/Umi Kalsum)

Intinya sih...

  • Kawasan mati hidup kembali, seperti Blok M Hub yang berhasil menghidupkan area yang sempat mati

  • Tonjolkan ciri khas dari setiap TOD dengan tema yang dibuat secara matang, seperti Green Creative Hub di Blok M

  • Tekankan kolaborasi dalam pengembangan TOD dan sistem pembayaran untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis transportasi umum

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT MRT Jakarta (Perseroda) masih melanjutkan pengembangan proyek untuk lintas-lintas baru, sekaligus pengembangan kawasan urban. Salah satunya membangun transit oriented development (TOD).

Dengan beragam proyek pengembangan kawasan urban yang dilakukan, MRT Jakarta menekankan proyek transportasi baru di sebuah kota yang padat, bukan hanya soal menambah moda transportasi penunjang aktivitas masyarakat. Lebih dari itu, mereka juga ingin menghadirkan sarana-prasarana penunjang lain, agar Jakarta makin ramah bagi para pengguna transportasi umum dan juga pejalan kaki.

Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta, Farchad H. Mahfud  mengatakan, sudah ada sembilan proyek TOD yang diselesaikan MRT Jakarta. Menurutnya, kehadiran TOD sudah mulai memperlihatkan dampak positif bagi Jakarta. Padahal awalnya, proyek TOD yang dicanangkan MRT Jakarta tak dilirik investor.

"Our TOD is working, our system is working. Karena dulunya gak ada yang mau. Satu COVID-19, kedua, tidak ada yang mau mengambil uang dari kantong sendiri, kecuali itu sudah dibuktikan berhasil," kata Farchad dalam MRT Jakarta Fellowshop Program di Transport Hub, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

1. Kawasan mati jadi hidup kembali

Potret tulisan Blok M Hub (IDN Times/Daffa Ulhaq)

Farchad mengatakan, pengembangan kawasan urban dari MRT Jakarta berhasil menghidupkan area yang sempat mati, seperti di kawasan Blok M. Kehadiran Blok M Hub disebut membawa kembali geliat masyarakat ke area tersebut.

"Yang paling terbaru adalah Blok M Hub, bagaimana kita menghidupkan kawasan yang benar-benar mati, aset yang benar-benar mati, mencoba kita hidupkan kembali dengan berbagai upaya inovasi," ujar Farchad.

2. Tonjolkan ciri khas dari setiap TOD

Stasiun Dukuh Atas BNI (jakartamrt.co.id)

Farchad mengatakan, selain menekankan pembangunan area berbasis transit, pihaknya juga selalu berupaya menonjolkan ciri khas dari kawasan yang dikembangkan.

"Di sinilah kita mengangkat aspek scientific urban planning, dan sebagainya itu diangkat setinggi-tingginya. Mungkin kita selama ini tata ruangnya seperti ini karena kita tidak mendengarkan ahlinya," ucap Farchad.

Dari sembilan proyek TOD yang dikerjakan, semuanya memiliki tema yang dibuat secara matang. Berikut daftarnya:

  1. Setiabudi TOD: Kawasan komersial bergengsi, jangkarnya Jakarta (Prestigious Commercial Anchor of Jakarta).

  2. Istora-Senayan TOD: Bangunan penerang Jakarta (Jakarta's Enlightenment Landmark)

  3. Blok M-Sisingamaraja TOD: Pusat kreatif hijau (Green Creative Hub)

  4. Fatmawati TOD: Area vertical dinamis (Dynamic Vertical Space)

  5. Lebak Bulus TOD: Gerbang suar Jakarta (Beacon Gate of Jakarta)

  6. Kotatua TOD: Permata utara Jakarta (Northern Jewel of Jakarta)

  7. Bundaran HI TOD: Sumbu monumental Jakarta (Monumental Axis of Jakarta)

  8. Dukuh Atas TOD: Gerakan kolaborasi (Motion Collaboration)

  9. Bendungan Hilir TOD: Regenerasi simpul transisi (Regeneration Transition Node).

"Nah disinilah kita mencoba. Contohnya di Blok M, kita sebut Green Creative Hub, hidup. Karena memang kita fokuskan untuk green dan kreatif. Karena memang di sana tempatnya anak-anak muda, tempatnya taman," tutur Farchad.

3. Tekankan kolaborasi

Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta, Farchad H. Mahfud dalam MRT Jakarta Fellowshop Program di Transport Hub, Jakarta, Kamis (7/8/2025). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Farchad menekankan, perusahaan transportasi umum tak bisa bekerja sendirian. Oleh sebab itu, dalam aktivitas bisnisnya, MRT Jakarta terus mendorong kolaborasi. Termasuk dalam hal pengembangan TOD, bahkan sampai pengembangan sistem pembayaran.

"Kita gak bisa fokus ke semuanya, kita harus berbagi. Karena di transportasi itu, kalau yang memiliki mindset semua harus oleh saya, dia tidak akan bisa bertahan. Karena fungsinya harus kolaborasi, fungsinya harus sharing," kata Farchad.

Editorial Team