Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Musk Ajak Zuckerberg Beli OpenAI Senilai Rp1,59 Kuadriliun

Elon Musk (x.com/Elon Musk)
Elon Musk (x.com/Elon Musk)
Intinya sih...
  • Musk dan OpenAI terlibat pertarungan hukum dengan tuduhan Musk bahwa OpenAI menyimpang dari misi awal untuk mengembangkan AI demi kepentingan publik.
  • Meta membangun kekuatan AI dengan investasi besar, termasuk menawarkan paket kompensasi hingga 100 juta dolar AS guna menarik talenta terbaik.
  • Persaingan AI memanas dengan konflik personal antara Musk dan CEO Sam Altman, serta kemungkinan kerja sama antara Musk dan Zuckerberg dalam akuisisi OpenAI.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Elon Musk, orang terkaya di dunia sekaligus pimpinan xAI, berusaha membeli OpenAI dengan nilai 97,4 miliar dolar AS (setara Rp1,59 kuadriliun). Upaya itu terungkap dalam dokumen hukum yang dipublikasikan pada Kamis (21/8/2025). OpenAI sendiri didirikan pada 2015 sebagai lembaga nirlaba oleh Musk, Sam Altman, dan sejumlah tokoh lain dengan fokus pada riset kecerdasan buatan (AI).

Dilansir dari CNBC Internasional, untuk mendanai akuisisi, Musk bersama xAI mencoba mengumpulkan kelompok investor. Ia mengirimkan surat pernyataan minat (LOI) kepada CEO Meta, Mark Zuckerberg, untuk membahas pengaturan pembiayaan potensial atau investasi. Namun, baik Zuckerberg maupun Meta yang menaungi Facebook dan Instagram tidak menandatangani LOI tersebut.

1. Musk dan OpenAI terlibat pertarungan hukum

Pada 3 Oktober 2019, Sam Altman selaku Co-Founder sekaligus CEO OpenAI hadir sebagai pembicara dalam ajang TechCrunch Disrupt 2019 yang berlangsung di Moscone Convention Center, San Francisco. (wikimediacommons.org/TechCrunch)
Pada 3 Oktober 2019, Sam Altman selaku Co-Founder sekaligus CEO OpenAI hadir sebagai pembicara dalam ajang TechCrunch Disrupt 2019 yang berlangsung di Moscone Convention Center, San Francisco. (wikimediacommons.org/TechCrunch)

Musk saat ini terjerat konflik hukum dengan OpenAI di pengadilan federal California Utara. Ia menuding OpenAI menyimpang dari misi awal untuk mengembangkan AI demi kepentingan publik setelah beralih menjadi perusahaan berorientasi laba dan menjalin kerja sama dengan Microsoft. Musk yang keluar dari dewan OpenAI pada 2018 karena perbedaan pandangan telah melayangkan dua gugatan untuk menghentikan perubahan tersebut.

OpenAI membalas dengan menyebut tawaran Musk melalui xAI sebagai “sham bid” yang merusak operasional. Perusahaan itu juga menuding Musk melakukan pelecehan lewat gugatan hukum serta kritik terbuka di media sosial dan pers. Kini, OpenAI meminta pengadilan memerintahkan penyerahan komunikasi antara Musk, Zuckerberg, dan Meta terkait upaya akuisisi, beserta dokumen mengenai restrukturisasi internal OpenAI.

2. Meta membangun kekuatan AI dengan investasi besar

CEO Meta, Mark Zuckerberg (Anthony Quintano from Honolulu, HI, United States, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)
CEO Meta, Mark Zuckerberg (Anthony Quintano from Honolulu, HI, United States, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Dilansir dari TechCrunch,Meta sendiri sedang memperkuat pengembangan AI untuk menyaingi inovasi OpenAI. Meski sempat menargetkan keunggulan sejak 2023, hingga awal 2025 teknologi AI Meta dilaporkan masih tertinggal dari pemimpin industri, memicu kekecewaan Zuckerberg. Keterlambatan itu menjadi tantangan besar di tengah pesatnya laju industri AI.

Untuk mengejar ketertinggalan, Meta menawarkan paket kompensasi hingga 100 juta dolar AS (setara Rp1,63 triliun) guna menarik talenta terbaik. Salah satunya adalah Shengjia Zhao, sosok penting di balik terciptanya ChatGPT, yang kini memimpin Superintelligence Labs milik Meta. Selain itu, Meta juga menyuntikkan 14 miliar dolar AS (setara Rp228 triliun) ke Scale AI dan menjajaki akuisisi sejumlah perusahaan AI lain.

3. Persaingan AI memanas dengan konflik personal

Pertarungan hukum Musk dengan OpenAI mencerminkan memanasnya persaingan dengan CEO Sam Altman. Keduanya yang dulu sekutu kini menjadi rival, terutama setelah OpenAI unggul dalam teknologi generatif dengan dukungan Microsoft.

Dilansir dari Business Insider, ketegangan meningkat pekan lalu ketika Musk menyebut Altman sebagai “Scam Altman” di X sekaligus mengancam akan menggugat Apple karena dugaan keberpihakan pada ChatGPT di App Store.

Kemungkinan Musk dan Zuckerberg bekerja sama, meski pernah berseteru pada 2023 soal duel kandang, menegaskan betapa besar pengaruh OpenAI di industri AI. Gugatan Musk menyoroti langkah OpenAI menjadi public benefit corporation demi menarik investor dan menyiapkan penawaran saham, yang menurutnya bertentangan dengan misi awal organisasi. Persaingan memperebutkan dominasi AI pun kian intens.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us