Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pakar Nilai Bahan Bakar Bobibos Butuh Uji Kelayakan Sebelum Dipakai Massal

Ilustrasi kemacetan, macet, lalu lintas, jakarta
Ilustrasi kemacetan (IDN Times/Rochmanudin)
Intinya sih...
  • Pemerintah harus memberi ruang dan dukungan bagi inovasi energi dalam negeri, termasuk Bobibos.
  • Publik perlu menunggu hasil uji edar resmi sebelum menarik kesimpulan terkait klaim penggunaan 100 persen jerami dalam produksi Bobibos.
  • Uji coba diperlukan untuk memastikan keselamatan, performa mesin, dan kesesuaian standar sebelum bahan bakar tersebut dapat beredar secara komersial di masyarakat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Direktur Lembaga Studi Kebijakan Publik, M Kafrawy Saenong, menilai bahan bakar alternatif Bobibos perlu diuji coba terlebih dulu, sebelum digunakan oleh masyarakat luas.

Menurutnya, keputusan pemerintah memerintahkan uji coba sebelum Bobibos dipasarkan merupakan langkah tepat. Ia mengingatkan, hasil uji laboratorium mandiri yang dilakukan oleh pihak Bobibos tidak cukup untuk memastikan keamanan penggunaan bagi masyarakat.

“Apakah langkah pemerintah sudah tepat melakukan uji coba sebelum dipasarkan? Ya tentu saya sepakat. Karena jangan sampai bahan bakar ini malah menjadi bencana bagi masyarakat (jika tanpa uji coba yang layak),” kata Kafrawy dalam keterangannya, dikutip Rabu (19/11/2025).

1. Pemerintah harus beri ruang dan dukungan terhadap inovasi energi

bbm alternatif bobibos
instagram.com/bobibos_

Menurutnya, pemerintah harus memberi ruang dan dukungan bagi inovasi energi yang lahir dari dalam negeri, termasuk Bobibos. Ia menyebut, dukungan tersebut penting mengingat bahan bakar alternatif dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

“Ya tentu dalam hal inovasi, tentu pemerintah harus melakukan dukungan ya, dan ya kalau memang ini menjadi sebuah bahan bakar baru, ya tentu ini menjadi hal yang menggembirakan,” ucap Kafrawy.

2. Publik perlu menunggu hasil uji edar resmi

Ilustrasi kemacetan, macet, lalu lintas
Ilustrasi kemacetan. (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Ia juga meminta publik menunggu hasil uji edar resmi sebelum menarik kesimpulan terkait klaim penggunaan 100 persen jerami dalam produksi Bobibos. Ia menyinggung pengalaman buruk masyarakat terhadap klaim bahan bakar alternatif sebelumnya yang tidak menghasilkan apapun.

“Ya tentu kita tidak mau benar kejadian seperti bahan bakar yang dulu Nikuba atau bahan bakar air itu masih menjadi tanda tanya, karena itu ternyata implementasinya tidak ada. Dan sekali lagi kita masih menanti pengumuman resmi setelah ada uji edar,” ujarnya.

3. Uji coba diperlukan untuk memastikan keselamatan, performa mesin, dan kesesuaian standar

ilustrasi tol, gerbang tol
Ruas jalan tol Solo–Yogyakarta segmen Klaten–Prambanan. (Dok. Pemprov Jateng)

Sementara, pakar energi sekaligus akademisi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Syarifuddin Nojeng menuturkan, uji coba diperlukan untuk memastikan aspek keselamatan, performa mesin, serta kesesuaian standar sebelum bahan bakar tersebut dapat beredar secara komersial di masyarakat.

“Sebagai BBM alternatif harus memenuhi standar beberapa parameter misal titik nyala, RON dan sebagainya,” ujarnya.

Selain itu, Syarifuddin menjelaskan, Bobibos termasuk kategori bioetanol yang saat ini dikembangkan pemerintah lewat sejumlah program energi baru terbarukan (EBT). Ia menilai, inovasi seperti ini berpotensi mendorong bauran energi bersih di sektor transportasi.

“Bobibos termasuk kelompok bioetanol yang terus dikembangkan melalui program E1 dan seterusnya, sampai menuju tingkat keekonomian yang layak,” kata dia.

Syarifuddin menegaskan, seperti halnya berbagai jenis biodiesel yang dikembangkan secara bertahap, Bobibos tetap membutuhkan riset lebih lanjut sebelum benar-benar siap dipasarkan.

Ia melanjutkan, riset menjadi faktor penting karena inovasi bioenergi dapat memberi kontribusi langsung pada target bauran energi nasional. Namun, ia mengingatkan bahwa ketersediaan bahan baku seperti jerami atau biomassa lain tetap harus dijamin agar pengembangan Bobibos berkelanjutan.

“Pemerintah harus mengakomodasi terutama hasil riset dari PT ataupun lembaga riset lainnya. Misalnya BRIN dan lembaga riset harus pula berkolaborasi dengan swasta sehingga terjadi link and match,” katanya.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in Business

See More

Pertamina Lepas Bisnis Hotel hingga Rumah Sakit, Begini Progresnya

19 Nov 2025, 16:40 WIBBusiness