Jakarta, IDN Times - Harga emas dunia melemah di zona 1.833,19 dolar AS per troy ons. Harga emas bergerak melemah dibebani oleh indeks dolar yang menguat dipengaruhi oleh data sektor pasar tenaga Amerika Serikat (AS) yang positif.
Indeks dolar bangkit usai dirilisnya data ekonomi AS menunjukkan ketahanan sektor tenaga kerja AS di tengah tingginya suku bunga acuan menekan harga emas, menurut Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) Group Research.
Automatic Data Processing, Inc melaporkan US ADP Non-Farm Employment Change meningkat menjadi sebesar 235K dibandingkan laporan sebelumnya 182K serta lebih tinggi dari proyeksi 152K.
US Unemployment Claims yang dirilis oleh Department of Labor menunjukkan pekerja yang mengajukan klaim pengangguran kini berkurang ke level 204K dibandingkan data sebelumnya 223K dan lebih rendah dari proyeksi 230K.
Dengan data ketenagakerjaan yang positif, US Unemployment Rate yang rilis mendatang diproyeksi sama dengan angka sebelumnya yaitu sebesar 3,7 persen.
Sementara beberapa pejabat The Fed menegaskan kembali komitmen bank sentral AS untuk membawa inflasi ke target 2 persen. Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari memperkirakan level 5,4 persen sebagai titik jeda kenaikan tingkat suku bunga yang merupakan angka yang lebih agresif dibandingkan proyeksi The Fed yang disampaikan sebelumnya 5,1 persen.
Ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi membebani emas karena dianggap tidak memberi imbal hasil yang baik dibandingkan produk keuangan yang menghasilkan bunga.
Harga emas melemah dengan support saat ini beralih ke areal 1827,68 dolar dan resistance terdekatnya berada di areal 1840,34 dolar AS.