Pengetatan Imigrasi Berdampak pada Kelangkaan Tenaga Kerja Asing di AS

- Tenaga kerja asing di AS menurun hingga 1,2 juta sejak Januari
- Industri pertanian Florida terdampak kelangkaan tenaga kerja
Jakarta, IDN Times - Ekonom dari Moody’s, Mark Zandi mengungkapkan, penurunan jumlah imigran di Amerika Serikat (AS) akan mengakibatkan kelangkaan tenaga kerja. Alhasil, situasi ini juga akan berimbas kepada ekonomi AS.
“Terdapat penurunan imigran di pasar tenaga kerja dalam beberapa bulan terakhir. Tidak ada perdebatan lagi bahwa kita mengarah pada kelangkaan tenaga kerja,” ujarnya, dilansir CNBC.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Presiden AS, Donald Trump telah memperketat masuknya imigran ke negaranya. Washington bahkan menangguhkan proses pengurusan visa di beberapa negara Afrika.
1. Tenaga kerja asing di AS menurun hingga 1,2 juta sejak Januari

Berdasarkan data Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS), komposisi pekerja yang lahir di luar negeri menurun 1,2 juta sejak Januari. Pada Juli, total tenaga kerja yang lahir di luar negeri sebesar 32,1 juta orang.
Kepala Ekonom Amerika Utara dari Capital Economics, Stephen Brown mengungkapkan bahwa data BLS menunjukkan adanya pengurangan tenaga kerja asing yang besar dan lebih besar dibanding perkiraan.
Selain industri resmi, industri yang menggantungkan pada pekerja migran ilegal terdampak besar dari pengetatan imigrasi di AS. Industri tersebut meliputi, hotel, restoran, konstruksi, dan kesehatan.
Pertumbuhan tenaga kerja di Texas dan Florida mengalami stagnasi. Kedua negara bagian tersebut memiliki catatan penangkapan imigran ilegal terbesar oleh petugas Immigration and Custom Enforcement (ICE) di AS.
2. Industri pertanian Florida terdampak kelangkaan tenaga kerja
Kepala Operasi Parkesdale Farms, Matt Parke mengatakan bahwa perusahaannya terpaksa merekrut pekerja asing yang memiliki visa H-2A. Meskipun biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar dibandingkan pekerja ilegal.
“Saat masa panen kami dapat mempekerjakan 600 orang. Setelah masa panen selesai, mereka akan pergi. Maka dari itu, ini termasuk cara yang cukup mahal, tapi ini mendatangkan pekerja resmi,” ungkapnya, dikutip dari Bay News 9.
BLS mengungkapkan bahwa jumlah tenaga kerja di sektor pertanian turun hingga 155 ribu orang sejak Maret. Penurunan tenaga kerja ini akan berdampak pada ketatnya pasar tenaga kerja imbas kurangnya suplai dan tingginya permintaan.
3. Populasi imigran di AS turun untuk pertama kalinya sejak 1960-an

Pakar Demografi dari Pew Research Center, Jeffrey Passel mengatakan bahwa populasi imigran di AS mencapai 53,3 juta pada Januari atau yang tertinggi dalam sejarah AS. Namun, 6 bulan kemudian, terdapat penurunan tajam hanya menjadi 51,9 juta.
“Data yang kami lihat terdapat pengurangan yang signifikan. Populasi penduduk AS di usia kerja tidak bertumbuh. Ini artinya satu-satunya cara untuk menumbuhkan dengan mendatangkan imigran. Jika tenaga kerja tidak tumbuh, maka akan sulit untuk ekonomi,” terangnya, dilansir NBC News.
Sementara, populasi imigran di AS mencapai 15,8 persen pada Januari dan menurun hingga 15,4 persen pada Juni. Proporsi ini masih lebih kecil dibandingkan Kanada yang memiliki 22 persen populasi imigran di negaranya.