Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Pengusaha Beras Terkaya di Indonesia, Bisnisnya Menggurita

ilustrasi beras (pixabay.com/günter)
ilustrasi beras (pixabay.com/günter)
Intinya sih...
  • Martua Sitorus, konglomerat Wilmar Group, memproduksi beras premium dan memiliki kekayaan 3,1 miliar dolar Amerika
  • Theodore Permadi Rachmat, pendiri Triputra Group, fokus pada produksi beras premium dengan merek "Raja" dan kekayaan mencapai 3,2 miliar dolar Amerika
  • Sukarto Bujung, pendiri PT Buyung Poetra Sembada Tbk, memproduksi beras premium dengan merek "Topi Koki" dan mencatat peningkatan penjualan pada semester pertama 2022

Harga beras yang melonjak tajam dalam beberapa waktu terakhir memicu kekhawatiran masyarakat. Data Badan Pangan Nasional mencatat, per 11 September 2023, harga beras medium mencapai Rp12.760 per kilogram (kg) dan beras premium menyentuh Rp14.390/kg. Kenaikan harga ini dipicu oleh pasokan gabah yang menurun, sementara permintaan tetap tinggi.

Namun, di tengah krisis ini, sejumlah pengusaha besar tetap konsisten memproduksi dan memasok beras berkualitas ke pasar. Mereka memiliki kekuatan modal, teknologi, dan jaringan distribusi luas yang membuat mereka tetap unggul. Siapa saja sosok di balik bisnis perberasan nasional? Berikut ini daftar pengusaha beras terkaya di Indonesia yang wajib kamu tahu!

1. Martua Sitorus jadi pemain utama lewat WPI dan Sania

Martua Sitorus (commons.wikimedia.org)
Martua Sitorus (commons.wikimedia.org)

Martua Sitorus adalah salah satu konglomerat Indonesia yang namanya identik dengan Wilmar Group, perusahaan raksasa di bidang agribisnis. Tak hanya bermain di sektor kelapa sawit, Martua juga merambah ke bisnis beras melalui anak usaha bernama PT Wilmar Padi Indonesia (WPI). Perusahaan ini memproduksi beras premium dengan merek "Sania" yang mudah ditemukan di ritel modern seluruh Indonesia.

Berdasarkan data Forbes 2022, Martua memiliki kekayaan mencapai 3,1 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp47,5 triliun, menjadikannya salah satu orang terkaya di Indonesia. Namun, kesuksesannya tak lepas dari kontroversi. Pada Agustus 2023, WPI sempat dituding memonopoli harga gabah petani di Banten, meski perusahaan membantah tudingan tersebut. Mereka mengklaim hanya menyerap sekitar 5 persen dari total produksi bulanan sebesar 5.000 ton.

2. Theodore Permadi Rachmat perkuat pasar lewat merek Raja dari BPR

Theodore Permadi Rachmat  (swa.co.id/Herning Banirestu)
Theodore Permadi Rachmat (swa.co.id/Herning Banirestu)

Theodore Permadi Rachmat atau lebih dikenal dengan TP Rachmat merupakan pendiri Triputra Group yang juga aktif di bisnis pangan. Salah satu anak perusahaannya, PT Belitang Panen Raya (BPR), fokus pada produksi beras premium. BPR beroperasi di bawah PT Energi Sumber Pangan (ESP) dan memiliki fasilitas pengolahan beras di Palembang, Belitang, dan Karawang.

Produk unggulan BPR dipasarkan dengan merek "Raja" dan tersebar luas di berbagai jaringan ritel modern. Dengan kekayaan mencapai 3,2 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp41,9 triliun per September 2023, TP Rachmat menjadi salah satu pengusaha paling berpengaruh di sektor pangan. Berkat strategi bisnisnya, Teddy berhasil memperkuat posisi beras premium dalam rantai pasok nasional.

3. Sukarto Bujung sukses mengembangkan HOKI dari toko kecil

Sukarto Bujung (swa.co.id/Hendra Syaukani)
Sukarto Bujung (swa.co.id/Hendra Syaukani)

Sukarto Bujung adalah pendiri PT Buyung Poetra Sembada Tbk, perusahaan produsen beras premium dengan merek "Topi Koki." Bisnis ini bermula dari toko beras sederhana di Palembang pada 1977, namun kini telah berkembang menjadi perusahaan publik dengan kode saham HOKI. Perusahaan ini dikenal karena konsistensinya dalam menjaga kualitas produk.

Kinerja HOKI terus menunjukkan tren positif. Pada semester pertama 2022, HOKI mencatat peningkatan penjualan menjadi Rp434,08 miliar dari tahun sebelumnya. Dengan cakupan distribusi nasional dan produk yang dikenal luas, HOKI menjadikan Sukarto sebagai salah satu pemain utama dalam industri perberasan modern Indonesia.

4. Joko Mogoginta ekspansi besar-besaran lewat AISA dan anak usahanya

Joko Mogoginta (cnbcindonesia.com)
Joko Mogoginta (cnbcindonesia.com)

Joko Mogoginta memimpin transformasi PT FKS Food Sejahtera Tbk (dulu PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk) menjadi salah satu raksasa pangan nasional. Melalui anak usaha seperti PT Dunia Pangan dan PT Indo Beras Unggul, perusahaan ini fokus pada pengolahan dan distribusi beras premium. Beberapa merek populernya antara lain "Maknyuss", "Bola Deli", dan "Shiroku."

Pada tahun 2010, sebanyak 58 persen pendapatan AISA berasal dari sektor beras, menandakan pentingnya lini bisnis ini bagi perusahaan. Ekspansi yang agresif dan strategi akuisisi yang tepat membuat AISA semakin kuat di pasar. Di bawah kepemimpinan Joko, AISA sukses merangkul pasar modern dan konsumen kelas menengah yang mencari kualitas tinggi.

Empat nama di atas bukan hanya sukses secara finansial, tetapi juga berperan penting dalam menjaga stabilitas pasokan beras di Indonesia. Dengan kekuatan modal, inovasi, dan jaringan yang luas, mereka menjadi tonggak utama dalam industri pangan nasional. Tak heran bila nama-nama ini layak disebut sebagai pengusaha beras terkaya di Indonesia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us