Penjualan Ponsel Merek Asing di China Turun 9,7 Persen

- CAICT melaporkan Apple menghadapi persaingan ketat dengan merek lokal seperti Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Vivo yang menawarkan fitur inovatif dengan harga lebih terjangkau.
- Apple memberikan diskon hingga 2.530 yuan untuk iPhone 16 di China. Diskon ini diambil untuk menarik minat konsumen di tengah persaingan sengit.
- Data CAICT menunjukkan penurunan pengiriman ponsel merek asing telah berlangsung selama beberapa bulan. Pada Maret 2025, pengiriman Apple anjlok hampir 50 persen menjadi 1,89 juta unit.
Jakarta, IDN Times - Penjualan ponsel merek asing di China, termasuk Apple Inc., mengalami penurunan sebesar 9,7 persen pada Mei 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Data ini dirilis oleh China Academy of Information and Communications Technology (CAICT) pada Jum'at (4/7/2025).
Penurunan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi merek asing di pasar ponsel pintar China yang didominasi merek lokal. CAICT mencatat, pengiriman ponsel merek asing hanya mencapai 4,54 juta unit pada Mei 2025, turun dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
1. Tantangan persaingan dari merek lokal
CAICT melaporkan bahwa Apple, sebagai merek asing terbesar di China, menghadapi persaingan ketat dari merek lokal seperti Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Vivo. Merek-merek ini menawarkan fitur inovatif seperti kecerdasan buatan dan desain lipat dengan harga lebih terjangkau.
“Kami melihat merek lokal semakin agresif dengan teknologi mutakhir, sementara merek asing seperti Apple terhambat oleh regulasi ketat di China,” kata analis teknologi Will Wong, dikutip The Economic Times.
Laporan CAICT menunjukkan total pengiriman ponsel di China turun 21,8 persen menjadi 23,72 juta unit pada Mei 2025. Penurunan ini dipicu oleh perlambatan ekonomi dan menurunnya daya beli konsumen di tengah ketidakpastian ekonomi.
“Kondisi ekonomi yang sulit membuat konsumen lebih selektif, memengaruhi penjualan ponsel secara keseluruhan,” ujar analis pasar Brenda Goh.
2. Strategi diskon Apple untuk tingkatkan penjualan
Apple menerapkan diskon besar-besaran hingga 2.530 yuan (Rp5,7 juta) untuk iPhone 16 melalui platform e-commerce China. Langkah ini diambil untuk menarik minat konsumen di tengah persaingan sengit. “Diskon ini membantu Apple tetap kompetitif, tetapi tidak cukup untuk membendung dominasi merek lokal,” kata Liam Mo, analis CAICT.
Laporan menunjukkan Apple kesulitan menghadirkan fitur kecerdasan buatan (AI) di China karena regulasi ketat terhadap layanan seperti ChatGPT. Keterlambatan ini membuat Apple kalah bersaing dengan Huawei yang telah meluncurkan seri Mate dan Nova dengan fitur AI lokal.
“Apple perlu segera menyesuaikan strategi AI untuk pasar China agar tetap relevan,” ungkap analis teknologi dari TechEconomy.
3. Tren penurunan penjualan merek asing
Data CAICT mengungkapkan penurunan pengiriman ponsel merek asing telah berlangsung selama beberapa bulan. Pada Maret 2025, pengiriman Apple anjlok hampir 50 persen menjadi 1,89 juta unit, dengan pangsa pasar hanya 8 persen.
“Apple kehilangan momentum di China karena inovasi merek lokal lebih cepat dan sesuai dengan kebutuhan pasar,” kata seorang analis dari Gadgets360.
Laporan Canalys menunjukkan Apple kehilangan posisi sebagai penjual ponsel pintar terbesar di China pada 2024, dengan pengiriman tahunan turun 17 persen. Vivo dan Huawei kini mendominasi dengan pangsa pasar masing-masing 17 persen dan 16 persen.
“Apple perlu berinovasi lebih cepat untuk mengejar ketertinggalan di pasar premium,” ujar analis Canalys.