Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apple Digugat Pemegang Saham akibat Janji Palsu Soal AI Siri

Ilustrasi simbol apple (unsplash.com/Kelly Sikkema)
Ilustrasi simbol apple (unsplash.com/Kelly Sikkema)
Intinya sih...
  • Investor merasa disesatkanGugatan dipimpin Eric Tucker, menuding Apple bersama CEO Tim Cook, CFO Kevan Parekh, dan mantan CFO Luca Maestri, sengaja menutupi hambatan dalam pengembangan AI Siri.
  • Dampak penundaan AI ke saham dan produkKeterlambatan Siri versi baru berdampak pada rendahnya minat terhadap iPhone 16. Saham Apple turun hampir 13 persen dalam seminggu setelah pengumuman penundaan fitur Siri pada Maret 2025.
  • Strategi AI Apple disorotApple dinilai tertinggal dari pesaing seperti Google dan OpenAI dalam hal pengembangan asisten AI dengan kemampuan pencarian canggih dan akses web real-time.

Jakarta, IDN Times - Apple Inc. digugat secara class action oleh para pemegang saham yang menuduh perusahaan menyampaikan informasi menyesatkan terkait kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) pada asisten virtual Siri. Gugatan yang diajukan ke pengadilan federal San Francisco ini menyoroti keterlambatan fitur AI canggih Siri yang dinilai telah menekan penjualan iPhone dan menjatuhkan harga saham.

Gugatan mencakup pemegang saham yang mengalami kerugian besar selama periode satu tahun hingga 9 Juni 2025, ketika Apple merilis pembaruan produk dengan peningkatan AI yang dinilai minim. Para penggugat menilai terdapat kesenjangan antara klaim Apple soal inovasi AI dan implementasi nyatanya, yang merusak kepercayaan investor.

1. Investor merasa disesatkan

Gugatan dipimpin Eric Tucker, yang menuding Apple bersama CEO Tim Cook, CFO Kevan Parekh, dan mantan CFO Luca Maestri, sengaja menutupi hambatan dalam pengembangan AI Siri. Dalam dokumen pengadilan disebutkan, Apple mempromosikan Apple Intelligence dalam ajang WWDC Juni 2024 sebagai daya tarik utama iPhone 16, namun gagal menghadirkan fitur tersebut sesuai janji.

Penggugat menyatakan Apple belum memiliki prototipe fungsional Siri berbasis AI saat itu, sehingga mustahil meyakini fitur tersebut akan siap untuk iPhone 16 yang diluncurkan 20 September 2024. Akibatnya, penjualan iPhone anjlok dan kapitalisasi pasar Apple turun hampir 900 miliar dolar Amerika Serikat (Rp14,7 kuadriliun).

“Kami merasa ditipu oleh pernyataan Apple yang optimistis tentang kemampuan AI mereka. Investor mempercayai janji tersebut, tetapi kenyataannya jauh dari harapan,” kata Eric Tucker, dikutip dari Bloomberg Law.

2. Dampak penundaan AI ke saham dan produk

Keterlambatan Siri versi baru berdampak pada rendahnya minat terhadap iPhone 16, yang dipasarkan dengan janji integrasi AI melalui Apple Intelligence. Banyak fitur unggulan ditunda hingga 2026, mengecewakan konsumen dan memengaruhi siklus pembaruan perangkat yang vital bagi pendapatan Apple.

Saham Apple turun hampir 13 persen dalam seminggu setelah pengumuman penundaan fitur Siri pada Maret 2025. Morgan Stanley mencatat penurunan harga saham dari 239,07 dolar AS (Rp3,9 juta) menjadi 209,68 dolar AS (Rp3,4 juta), seiring meningkatnya kekecewaan investor terhadap arah pengembangan AI perusahaan.

“Kami terus bekerja untuk menghadirkan fitur yang membuat Siri lebih personal,” ujar Craig Federighi, VP Senior Rekayasa Perangkat Lunak Apple, dikutip dari Interesting Engineering. Namun, pernyataan ini belum cukup menenangkan para investor.

3. Strategi AI Apple disorot

Apple dinilai tertinggal dari pesaing seperti Google dan OpenAI dalam hal pengembangan asisten AI dengan kemampuan pencarian canggih dan akses web real-time. Sejak peluncuran Apple Intelligence pada Oktober 2024, perusahaan dinilai lamban dalam inovasi, meski telah menjanjikan Siri yang lebih cerdas di WWDC 2024.

Penggugat menilai Apple menciptakan ekspektasi palsu, padahal sadar akan kendala teknis yang menghambat peluncuran. Spekulasi pun muncul bahwa Apple mungkin mempertimbangkan akuisisi, seperti Perplexity AI, untuk mempercepat pengembangan teknologi AI-nya.

“Apple harus bertanggung jawab atas janji-janji yang tidak realistis. Investor dan konsumen sama-sama dirugikan oleh ketidakjujuran ini,” ujar seorang analis, dikutip dari TipRanks.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us