PLN Bangun Sistem Listrik Berkelanjutan, Morowali Tinggalkan Diesel

- Proyek PLN di Morowali mencakup jaringan transmisi sepanjang 162,5 km dan gardu induk baru dengan kapasitas 30 MVA. GI Bungku akan meningkatkan pasokan daya listrik hingga ±16,8 MW.
- Infrastruktur kelistrikan di Morowali diharapkan dapat membuka ruang investasi, meningkatkan daya saing UMKM, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal.
Jakarta, IDN Times - Manager PLN Unit Pelaksana Proyek (UPP) Sulawesi Selatan, Edy Roy Antonius Sidabutar menegaskan, komitmen PLN untuk mengakhiri krisis listrik berkepanjangan di Kabupaten Morowali dengan menghadirkan sistem kelistrikan yang lebih andal dan berkelanjutan.
“Sudah 80 tahun sejak Indonesia merdeka, Morowali hanya mengandalkan pembangkit diesel. Kini kami ingin masyarakat dapat menikmati listrik tanpa perlu padam bergilir,” ujar Edy dalam keterangan tertulis, Senin (7/7/2025).
1. Proyek ini mencakup jaringan transmisi sepanjang 162,5 kilometer sirkit

Ia menjelaskan, peresmian infrastruktur kelistrikan ini menjadi tonggak sejarah karena untuk pertama kalinya sistem jaringan 150 kV hadir di Kabupaten Morowali. Proyek yang dikerjakan oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi ini merupakan bagian dari upaya nasional de-dieselisasi, yakni penggantian pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang boros bahan bakar dan berbiaya tinggi.
Proyek strategis ini mencakup jaringan transmisi sepanjang 162,5 kilometer sirkit (kms) yang melintasi dua kabupaten, dilengkapi 254 menara dan satu gardu induk berkapasitas 30 MVA. Dengan beroperasinya GI Bungku, pasokan daya listrik di wilayah tersebut diproyeksikan meningkat sebesar ±16,8 MW—cukup untuk melayani hingga 95.074 pelanggan baru—serta memperbaiki kualitas tegangan dari 18,37 kV menjadi 20,3 kV.
2. Infrastruktur kelistrikan bisa buka ruang investasi

Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf, yang turut hadir dalam peresmian tersebut, menyampaikan apresiasi atas dukungan PLN dalam mengatasi krisis kelistrikan yang selama ini menghambat pertumbuhan daerah.
“Kehadiran infrastruktur ini bukan hanya menjawab keterbatasan daya, tapi juga membuka ruang bagi investasi, meningkatkan daya saing UMKM, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal,” ungkap Iksan.
3. Penggunaan komponen TKDN capai 69,94 persen

Edy menyampaikan, proyek ini akan dilanjutkan dengan penyalaan Line 2 yang ditargetkan rampung pada 31 Juli 2025. Ia juga menekankan pentingnya penggunaan komponen dalam negeri dalam proyek ini, dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 69,94 persen untuk GI dan 62,5 persen untuk SUTT.
Dengan beroperasinya infrastruktur kelistrikan ini, Kabupaten Morowali—yang dikenal dengan julukan Bumi Tepe Asa Moroso—memasuki babak baru dalam sistem kelistrikan yang lebih efisien, andal, dan ramah lingkungan.