COP28: 20 Negara Lebih Deklarasi Gunakan Energi Nuklir 3 Kali Lipat

Nol emisi karbon pada 2050 tak bisa tercapai tanpa nuklir

Jakarta, IDN Times - Demi mencapai emisi nol karbon pada 2050, lebih dari 20 negara melakukan deklarasi penggunaan energi nuklir tiga kali lipat. Persitiwa itu berlangsung di konferensi tingkat tinggi COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada Sabtu (2/12/2023).

Amerika Serikat (AS), Jepang hingga Ghana ikut serta mendukung deklarasi. Negara-negara Eropa menilai energi nuklir memiliki peran penting untuk capai netralitas karbon.

Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi, mendukung penggunaan energi nuklir yang meluas. Namun pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menghadapi tantangan seperti biayanya yang mahal.

Baca Juga: Hadiri COP28, Jokowi Bertekad RI Capai Nol Emisi sebelum 2060

1. Tak bisa capai net zero tanpa nuklir

COP28: 20 Negara Lebih Deklarasi Gunakan Energi Nuklir 3 Kali LipatIlustrasi fasilitas nuklir (Pexels.com/Markus Distelrath)

Nuklir telah digadang sebagai energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibanding bahan bakar fosil. Meski begitu, kelompok lingkungan hidup mengkhawatirkan keselamatan dan limbahnya.

"Kami tidak berargumen kepada siapa pun bahwa ini benar-benar akan menjadi alternatif bagi sumber energi lainnya," kata utusan iklim AS John Kerry pada COP28, dikutip dari Barron's.

"Tetapi kami mengetahuinya karena sains dan fakta serta bukti yang ada memberi tahu kami bahwa Anda tidak dapat mencapai net zero pada tahun 2050 tanpa nuklir," tambahnya.

Baca Juga: COP28: Macron Desak G7 Akhiri Penggunaan Batu Bara pada 2030

2. Emisi nol karbon bisa dicapai dengan mempercepat investasi nuklir

Inggris, Bulgaria, Kanada, Republik Ceko, Finlandia, Prancis, Hongaria, Korea Selatan, Moldova, Mongolia, Maroko, Belanda, Polandia, Rumania, Slovakia, Slovenia, Swedia, Ukraina dan UEA termasuk diantara yang ikut menandatangani deklarasi.

Kerry mengatakan, penggunaan energi nuklir adalah realitas ilmiah dan tidak ada kepentingan politik yang terlibat dalam upaya melipatgandakan penggunaannya.

Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh IAEA, penelitian mengonfirmasi tujuan emisi nol karbon hanya dapat dicapai dengan investasi cepat, berkelanjutan dan signifikan pada nuklir.

Energi tersebut telah mencegah pelepasan sekitar 30 gigaton emisi rumah kaca sejak awal abad ke-21. Saat ini, nuklir menyediakan seperempat setrum ramah lingkungan di dunia.

3. Terganjal oleh sistem pendanaan

COP28: 20 Negara Lebih Deklarasi Gunakan Energi Nuklir 3 Kali LipatKepala IAEA Rafael Mariano Grossi (Twitter.com/Rafael MarianoGrossi)

Ada beberapa negara yang tergoda ingin melakukan lompatan nuklir termasuk Maroko, Kenya dan Filipina. Akan tetapi, masalahnya sama yakni urusan pendanaan yang mahal.

"Ada undang-undang di beberapa organisasi pemberi pinjaman internasional yang mengecualikan pendanaan untuk nuklir. Saya pikir itu sudah ketinggalan zaman. Tidak sesuai dengan kriteria ilmiah atau teknologi apa pun," kata Grossi, dikutip dari France24.

Misalnya seperti Bank Dunia, lembaga ini belum mendanai proyek nuklir sejak 1959. Grossi berharap akan ada perubahan kebijakan.

Baca Juga: COP28: Guterres Desak Pemimpin Negara Setop Gunakan Bahan Bakar Fosil

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya