Fakta-Fakta Krisis Listrik yang Melanda Jepang saat Gelombang Panas

Pemerintah minta penduduk hemat energi dan matikan lampu

Jakarta, IDN Times - Musim hujan di Jepang yang berakhir lebih cepat kemudian disusul oleh gelombang panas. Hal ini membuat pemerintah memperingatkan jutaan penduduk Tokyo untuk hemat energi atau akan mengadapi pemadaman listrik.

Badan meteorologi Jepang memperkirakan, suhu Tokyo akan mencapai 35 derajat Celcius sepanjang hari. Cuaca ekstrem yang sama diperkirakan akan berlangsung selama sepekan ini.

Lampu yang tidak digunakan diperintahkan untuk dimatikan dan penggunaan pendingin udara agar dibatasi supaya dapat mengurangi konsumsi energi. Meski begitu, Yoshihiko Isozaki, wakil sekretaris kabinet Jepang tetap menyarankan orang-orang waspada terhadap gelombang panas.

Baca Juga: Hadapi Cuaca Panas, Jepang Malah Imbau Warganya untuk Hemat Pakai AC

1. Permintaan listrik melonjak saat gelombang panas melanda

Fakta-Fakta Krisis Listrik yang Melanda Jepang saat Gelombang Panasilustrasi (Pexels.com/Pok Rie)

Gelombang panas yang melanda Jepang sejak mulai pekan lalu, telah mengancam tidak hanya kesehatan warganya, tetapi juga mengancam penyediaan sumber energi. Terjadi peningkatan konsumsi listrik sedangkan cadangannya terus mengalami penurunan.

"Permintaan listrik tetap di atas perkiraan kemarin sejak pagi ini, di tengah panas yang luar biasa," kata pejabat Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri, dikutip dari Reuters.

Warga Jepang sendiri telah mengalami lonjakan harga listrik yang membuat hidup semakin sulit. Ini menyusul biaya harga bahan bakar yang lebih tinggi sebagai dampak invasi Rusia ke Ukraina.

Sebagai negara industri raksasa, Jepang bergantung sebagian besar sumber energinya dengan mengimpor dari negara lain. Dikutip dari EIA, untuk batu bara, sebagian besar pasokannya dikirim oleh Australia, Indonesia, Rusia, Amerika Serikat (AS) dan Kanada.

Baca Juga: Krisis Energi, Jepang Minta Warganya Matikan Listrik 3 Jam per Hari

2. Imbauan matikan lampu dan AC untuk hemat listrik

Rata-rata suhu di pusat kota Tokyo pada Senin mencapai 35,1 derajat Celcius. Sedangan di daerah yang sedikit ke utara, di Sano, suhu bahkan mencapai 39,8 derajat Celcius. Jika suhu tersebut terus mengalami kenaikan, maka konsumsi energi juga akan meningkat dan akan mengganggu pasokan listrik.

"Kami meminta masyarakat untuk mengurangi konsumsi energi pada sore hari ketika rasio cadangan turun," Yoshihiko Isozaki, wakil kepala sekretaris kabinet, dilansir The Guardian.

Isozaki menyarankan agar rumah tangga dan pemilik bisnis mematikan lampu yang tidak digunakan. Dia juga menyarankan untuk membatasi penggunaan pendingin udara dan memperingatkan warga untuk selalu waspada terhadap gelombang panas.

"Kami dilanda panas yang tidak biasa untuk musim ini. Tolong bekerja sama dan hemat daya sebanyak mungkin," kata Kaname Ogawa, direktur kebijakan pasokan listrik di Kementerian ekonomi dan industri.

Baca Juga: Siap-siap! Program Magang ke Jepang Bakal Diperbanyak Kemenaker

3. Musim hujan terpendek sejak 1951

Fakta-Fakta Krisis Listrik yang Melanda Jepang saat Gelombang Panasilustrasi (Unsplash.com/Tianshu Liu)

Kedatangan gelombang panas di Jepang berbarengan dengan cepatnya musim penghujan yang berakhir di luar perkiraan. Media Jepang Manichi, mengutip badan cuaca Jepang mengatakan bahwa musim hujan di Tokyo dan sekitarnya yang telah berakhir adalah musim hujan terpendek sejak 1951 silam.

Peningkatan konsumsi listrik yang saat ini melanda Jepang, tertolong oleh peningkatan energi yang disediakan oleh tenaga surya sehingga dapat mencegah krisis listrik.

Penghematan listrik yang diperintahkan oleh pihak berwenang Jepang diharapkan dilakukan antara jam 3 sore hingga jam 6 sore. Cadangan setrum yang paling ketat diperkirakan terjadi antara jam 4 dan 5 sore.

Rasio penawaran-permintaan listrik di Jepang diproyeksikan akan turun di bawah 5 persen. Tingkat terendah yang diperlukan untuk pasokan stabil adalah 3 persen. 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya