Pangkas Pengaruh Rusia, AS Sepakat Suplai Gas ke Uni Eropa

Upaya hentikan aliran dana ke mesin perang Rusia 

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) meraih kesepakatan dalam suplai energi. AS sepakat untuk memasok energi gas untuk memenuhi kebutuhan negara-negara Benua Biru. Ini adalah langkah UE untuk memotong pengaruh Rusia yang telah menginvasi Ukraina sejak 24 Februari.

UE memiliki ketergantungan tinggi terhadap pasokan gas dari Rusia. Hampir 40 persen kebutuhan gas dipasok oleh Moskow. Tapi dengan invasi Rusia ke Ukraina, UE sepakat untuk mengurangi ketergantungan tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, UE dihantam kenaikan harga pasokan energi. Lonjakan harga terus terjadi ketika perang Ukraina-Rusia berlangsung. Rusia sebelumnya telah mengatakan akan tetap mengirim pasokan gasnya, tapi sistem pembayarannya diubah menggunakan rubel. Beberapa negara Eropa seperti Polandia atau Jerman memprotes dan menolak perubahan tersebut.

Baca Juga: Cari Alternatif Migas Rusia, Turki dan Israel Bakal Bertemu Bahas Pipa

1. AS siap tingkatkan pasokan gas ke Eropa

Pangkas Pengaruh Rusia, AS Sepakat Suplai Gas ke Uni EropaPresiden AS, Joe Biden (Twitter.com/President Biden)

Salah satu ikatan kuat antara UE dengan Rusia adalah dalam bisnis sektor energi. Dan sektor tersebut telah memberikan banyak pemasukan bagi Rusia. Namun ketika Rusia menyerang Ukraina, negara-negara UE marah dan memutuskan untuk menjatuhkan rangkaian sanksi ekonomi pada Rusia.

Dalam kemarahannya, UE memiliki masalah krusial karena memiliki ketergantungan pasokan gas dari Rusia. UE kini dengan pelan mulai memikirkan bagaimana mencari pengganti pemasok kebutuhan energi mereka.

Pada Jumat (25/3/22), Reuters mengabarkan UE dan AS sepakat untuk kerja sama sektor energi. AS siap untuk memberi pasokan lebih banyak gas alam cairnya (LNG) ke Eropa dan UE tahun ini akan memangkas dua pertiga pasokan dari Rusia.

Biden melakukan pertemuan dengan para pemimpin UE pada hari Kamis di Brussel. Dalam pertemuan itu, ia mengatakan AS siap memasok setidaknya 15 miliar meter kubik (bcm). Jumlah itu lebih banyak daripada yang direncanakan sebelumnya.

Baca Juga: Negara Barat Harus Kerja Keras Cari Sumber Energi di Luar Rusia

2. Upaya hentikan aliran dana ke mesin perang Rusia

Negara-negara Barat marah dengan invasi Rusia ke Ukraina. Invasi itu dianggap ilegal dan merusak kedaulatan negara bertetangga. Sanksi ekonomi dijatuhkan untuk menghukum. Tapi di sektor energi, UE masih ragu bagaimana memberikan sanksinya.

AS sendiri telah melakukan embargo di sektor tersebut kepada Rusia. Kini negara-negara UE berusaha mengikuti AS tapi bingung karena memiliki ketergantungan tinggi terhadap impor produk hidrokarbon dari Rusia. Sedangkan Moskow akan tetap bisa mendapatkan pemasukan uang jika UE membeli pasokan dari Rusia.

Dilansir Al Jazeera, Perdana Menteri Latvia Arturs Karins mengatakan "sanksi energi adalah cara untuk menghentikan aliran dana ke mesin perang (Vladimir) Putin." Tapi tidak semua neagra UE sepakat melakukan embargo ke Rusia.

Jerman adalah salah satunya. Negara itu mendapatkan hampir separuh kebutuhan energi hidrokarbon dari Rusia. Hungaria juga menentang ide embargo karena akan berdampak pada kerusakan ekonomi negara.

Baca Juga: Putin: Negara yang Bukan Sahabat Rusia Harus Bayar Gas Pakai Rubel

3. Masalah infrastruktur untuk menopang kebutuhan energi

Pangkas Pengaruh Rusia, AS Sepakat Suplai Gas ke Uni Eropailustrasi (Pexels.com/Kateryna Babaieva)

Para pejabat UE telah sibuk memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan energi negara-negara blok tersebut. Mereka ingin berhenti membeli pasokan dari Rusia dan berharap AS bisa memenuhi kebutuhan itu.

Pekan ini, kepala eksekutif UE Ursula Von der Leyen mengatakan punya komitmen pasokan tambahan untuk dua musim dingin berikutnya. Jake Sullivan, penasihat keamanan AS baru-baru ini mengatakan bahwa pemerintahnya ingin cepat menaikkan kapasitas ekspor ke Eropa.

Hanya saja ada masalah lain yang muncul. Dilansir Associated Press, banyak fasilitas ekspor AS telah beroperasi dalam kapasitas maksimal. Sebagian besar telah ditujukan untuk pengiriman ke Eropa. Terminal baru ekspor belum dibuat dan masih dalam tahap perencanaan.

Di sisi lain, jika memang AS dapat mengirim lebih banyak gas ke Eropa, terminal impor blok itu berada di wilayah pesisir. Sedangkan infrastruktur sambungan pipa dari tempat tersebut untuk mendistribusikannya lebih sedikit.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya