Upaya Setop Gas Rusia, Jerman Sarankan Penduduk Berhemat

Menghemat energi 10 persen dan bekerja dari rumah 

Jakarta, IDN Times - Robert Habeck, Wakil Kanselir Jerman, baru-baru ini meminta masyarakatnya untuk menghemat energi. Langkah itu diperlukan untuk mulai mengurangi ketergantungan negara terhadap impor gas dan minyak dari Rusia.

Jerman telah mendapatkan takanan untuk memutus pasokan minyak dan gas dari Rusia. Negara itu mengimpor hampir separuh kebutuhan gas dan seperempat minyak Rusia untuk memenuhi kebutuhan. Sejauh ini, Jerman belum mau memutus impornya meski telah melakukan pengurangan signifikan.

Tapi ketika warga Ukraina terus tewas saat diserang oleh pasukan Rusia, Jerman terus mendapatkan tekanan untuk menghentikan pembelian produk hidrokarbon Rusia. Menurut Kiev, salah satu upaya menghentikan mesin perang Presiden Rusia Vladimir Putin adalah dengan berhenti membeli minyak dan gas Rusia.

Baca Juga: Bunuh Diri Jerman Hadapi Rusia: Setop Impor Gas atau Jatuh ke Resesi

1. Berhemat untuk mengganggu Vladimir Putin

Upaya Setop Gas Rusia, Jerman Sarankan Penduduk Berhematilustrasi kilang penampungan gas (Unsplash.com/Patrick Federi)

Perang di Ukraina telah memiliki dampak yang berat terhadap Jerman. Negara itu terus mendapatkan tekanan untuk berhenti mengimpor minyak dan gas dari Rusia. Penjualan produk hidrokarbon tersebut, dinilai sebagai salah satu cara menjalankan mesin perang Presiden Putin.

Tapi Jerman kesulitan untuk memutuskan aliran impor. Negara itu telah terlalu lama bergantung produk Rusia. Sebagai upaya untuk menyapih ketergantungan itu, Robert Habeck meminta rakyat Jerman untuk berhemat.

"Jika Anda bisa naik kereta atau sepeda selama Paskah, itu bagus juga: mudah di dompet dan mengganggu Putin," kata Habeck, dikutip dari BBC.

Jerman telah menurunkan impor minyak dan gas dari Rusia. Tapi sekitar 40 persen gas dan seperempat minyaknya masih dibeli dari Rusia yang kaya sumber energi. Sebagai tanggapan karena Rusia menyerang Ukraina, Jerman telah menghentikan pembukaan pipa gas Nord Stream 2.

Namun langkah Jerman masih dianggap belum cukup. Presiden Ukraian Volodymyr Zelenskyy telah mengkritik sikap Jerman tersebut, karena masih mengalirkan uangnya untuk membeli produk hidrokarbon Rusia.

Baca Juga: Duh, Kelompok Antivaksin Jerman Berupaya Culik Menkes

2. Bersepeda atau naik kereta dari pada mengemudi

Salah satu bisnis utama Rusia adalah ekspor minyak dan gas ke Uni Eropa (UE). Miliaran euro didapatkan oleh Moskow atas penjualan tersebut. Bagi pemerintah Kiev, uang yang mengalir dari UE ke Rusia dinilai untuk menjalankan mesin perang Putin di Ukraina. 

Zelenskyy mengatakan bahwa beberapa teman dan mitra Ukraina saat ini telah memahami bahwa persoalan impor dari Rusia adalah masalah kelangsungan hidup bagi Ukraina. Oleh karena itu, Zelenskyy menuntut negara-negara UE melakukan embargo minyak dan gas Rusia.

Jerman yang telah lama bergantung dengan Rusia, kesulitan untuk menyanggupi tuntutan itu. Tapi Jerman berusaha mengurangi ketergantungannya. Dilansir Euroactiv, Habeck mengatakan salah satu caranya adalah jika warga mengurangi konsumsi energi, menyarankan menggunakan kereta api atau bersepeda dari pada mengemudi.

"Saya meminta semua orang memberikan kontribusi untuk menghemat energi sekarang. Setiap kilometer yang tidak dilalui adalah kontribusi untuk mempermudah melepaskan diri dari pasokan energi Rusia. Kita juga melindungi iklim," kata Habeck.

Baca Juga: Imbas Perang Ukraina-Rusia, Jerman Bersiap Darurat Energi

3. Menghemat energi 10 persen dan bekerja dari rumah

Upaya Setop Gas Rusia, Jerman Sarankan Penduduk Berhematilustrasi (Pexels.com/Teona Swift)

Dikutip dari The Local, saran sederhana Robert Habeck untuk rakyat Jerman guna berusaha memutus ketergantungan impor Rusia adalah "sebagai aturan umum, saya akan mengatakan bahwa kita dapat menghemat 10 persen (pada energi)."

Langkah kecil yang diminta Habeck adalah setiap orang dapat menutup tirai untuk menghindari hilangnya panas dimalam hari dan menurunkan pengatusan suhu ruangan mereka satu derajat.

Cara lain yang diminta oleh Habeck adalah para atasan perusahaan harus mempertimbangkan menawarkan para staf kesempatan bekerja dari rumah. Cara ini sudah pernah dilakukan selama wawbah virus COVID-19. Kesempatan kerja dari rumah itu bisa diberikan satu atau dua hari dalam satu minggu.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya