Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Manajemen Risiko Pupuk Indonesia Ninis Kesuma Adriani
Direktur Manajemen Risiko Pupuk Indonesia, Ninis Kesuma Adriani (dok. Pupuk Indonesia)

Intinya sih...

  • Ninis Kesuma Adriani, lulusan IPB, memulai karir di perbankan sebelum bergabung dengan Pupuk Indonesia.

  • Diangkat menjadi Direktur Manajemen Risiko Pupuk Indonesia pada 2023, Ninis menghadapi tantangan dalam industri pertanian yang notabene lebih maskulin.

  • Ninis menciptakan program Kartini Tani untuk meningkatkan peran kaum perempuan dalam pertanian dan memperkuat ketahanan pangan Indonesia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tak banyak yang pernah mendengar nama Ninis Kesuma Adriani, kecuali mereka yang bekerja di PT Pupuk Indonesia (Persero) dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Meski begitu, Ninis dikenal sebagai salah satu sosok di belakang keberhasilan Pupuk Indonesia.

Ninis dianggap perempuan sumber inspirasi di lingkungan BUMN yang sukses menjalankan tugasnya menjaga keseimbangan industri serta ketahanan pangan dalam negeri.

Menjalankan kariernya sebagai Direktur Manajemen Risiko di Pupuk Indonesia, Ninis mengemban tugas untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan produksi pupuk nasional. Hal itu menjadi sebuah tanggung jawab besar berkaitan dengan sukses tidaknya negara kita mencapai ketahanan pangan nasional.

Lantas bagaimana perjalanan Ninis sampai saat ini menempati posisi Direktur Manajemen Risiko Produk Indonesia? Berikut profilnya:

1. Riwayat pendidikan dan awal pekerjaan

ilustrasi gedung IPB (youtube.com/IPB TV)

Ninis tercatat berkuliah dan lulus sebagai Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor tahun 1989. Dia lantas mendapatkan beasiswa pascasarjana dari BRI untuk menuntut ilmu di The State University of New York untuk bidang Finansial dan Pemasaran pada 2000.

Setelah lulus S2, Ninis memulai karir awalnya dengan bekerja di Bank Rakyat Indonesia, Pegadaian, serta Permodalan Nasional Madani. Namun, hal unik terjadi karena Ninis menyeberang dari perbankan ke industri pertanian, sesuai dengan gelar sarjananya.

Pertanian menjadi takdir hidup Ninis setelah mendapat kesempatan bergabung bersama Pupuk Indonesia. Bekerja di dunia yang dia pahami, karier Ninis menanjak cepat. Pada 2023, dia diangkat menjadi Direktur Manajemen Risiko Pupuk Indonesia. Meski begitu, dirinya mengaku bahwa industri manufaktur yang notabene lebih maskulin adalah tantangan tersendiri baginya.

2. Tantangan dalam pekerjaan dan program Kartini Tani

Kartini Tani Indonesia (dok. Pupuk Indonesia)

Soal pekerjaan, Ninis mengakui perbedaan framework yang drastis dalam industri pertanian memberi kesan tersendiri. Baginya, perbedaan lingkup manajemen risiko yang membutuhkan standar berbeda dengan industri keuangan adalah sebuah pelajaran baru untuk menemukan keseimbangan yang paling sesuai.

Namun, tantangan tersebut tidak membuat Ninis berhenti berinovasi dan belajar. Tak heran jika kemudian Ninis memaksimalkan emansipasi pertanian lewat Kartini Tani

Sebagai seorang perempuan, emansipasi bukanlah hal yang semu bagi Ninis. Oleh karena itu, dia mendorong peran yang lebih besar bagi kaum perempuan, dengan membuat program bernama Kartini Tani.

Kartini Tani merupakan gerakan yang dibuat oleh Persatuan Istri Karyawan Pupuk Indonesia (PIKA-PI) dengan tujuan yang difokuskan bagi kaum perempuan, seperti meningkatkan kompetensi di bidang pertanian dan meningkatkan kesejahteraan keluarga serta masyarakat.

Lebih dari itu, Kartini Tani juga memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu target memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan sistem pertanian berkelanjutan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat.

Ninis dan peserta Kartini Tani bersatu padu, berbagi pengalaman dan pengetahuan. Tak lagi berpangku tangan pada satu kaum, kini lelaki dan perempuan memiliki peran yang sama kuat untuk meningkatkan produksi pertanian, sekaligus mendongkrak kesejahteraan dan ketahanan pangan masyarakat Indonesia.

3. Alasan Kartini Tani harus dimaksimalkan

Ilustrasi petani perempuan. (IDN Times/Yuko Utami)

Kehadiran Kartini Tani dianggap Ninis perlu lantaran berkaca dari data BPS tahun 2023, jumlah petani perempuan Indonesia saat itu sebanyak 4,2 juta orang, atau sekitar 14,4 persen dari jumlah seluruh pelaku tani Tanah Air yang berjumlah 29,3 juta orang.

"Dengan jumlah yang besar, kekuatan Kartini Tani perlu ditingkatkan sebaik mungkin sehingga mampu memberi dampak bagi industri pertanian. Inilah peluang untuk meningkatkan produksi tani dalam negeri dengan memaksimalkan emansipasi kaum wanita," kata Ninis.

Lewat program Kartini Tani, Pupuk Indonesia pun mampu mencatatkan kesuksesan dan meraih penghargaan. Sebagai Direktur Manajemen Risiko, Ninis bertanggung jawab penuh terhadap kelancaran produksi dan pasokan pupuk kepada petani-petani di seluruh negeri.

Tak heran jika julukan Ratu Pupuk Indonesia disematkan ke Ninis Kesuma Adriani yang disebut memimpin dengan integritas dan menjadi pribadi berkualitas.

Editorial Team