Profil Tedi Bharata, Deputi Kementerian BUMN Jadi Wakil Kepala BP BUMN

- Tedi Bharata dilantik menjadi Wakil Kepala BP BUMN oleh Presiden Prabowo Subianto.
- Lulusan Universitas Pelita Harapan dan Columbia University, Tedi memiliki pengalaman karier yang luas sebelum menjabat sebagai Deputi Kementerian BUMN.
- Berdasarkan LHKPN tahun 2024, Tedi Bharata memiliki harta kekayaan senilai Rp17,3 miliar, terdiri atas aset tanah, mobil, surat berharga, dan lainnya.
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto melantik Tedi Bharata menjadi Wakil Kepala Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN) di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (8/10/2025). Pelantikan Tedi bersamaan dengan diangkatnya Plt Menteri BUMN sekaligus COO Danantara, Dony Oskaria menjadi Kepala BP BUMN, dan Aminuddin Ma'ruf menjadi Wakil Kepala BP BUMN.
Sebelumnya, Tedi merupakan Deputi Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN. Berikut profil lengkap Tedi.
1. Lulusan Universitas Pelita Harapan dan Columbia University

Dikutip dari situs resmi Kementerian BUMN, Tedi lahir pada 31 Mei 1983. Dia adalah lulusan S-1 di Bidang Komputer dan Sistem Manajemen Informasi dari Universitas Pelita Harapan.
Tedi meraih gelar Master of Public Administration di Columbia University pada 2016.
2. Jejak karier Tedi Bharata

Tedi Bharata menjabat sebagai Deputi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN sejak 5 Agustus 2021 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 112/TPA Tahun 2021.
Sebelum menduduki posisi sebagai Deputi Bidang Manajemen SDMTI, dia pernah menjabat sebagai Staf Khusus V Menteri BUMN di tahun 2021, Vice President Office of The Board Mind ID di tahun 2019-2020, dan Investment Planning Manager-Telematic Industry Badan Koordinasi Penanaman Modal di tahun 2016-2019.
3. Punya harta kekayaan Rp17 miliar

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun periodik 2024, Tedi memiliki harta senilai Rp17,3 miliar.
Hartanya terdiri atas aset tanah dan bangunan senilai Rp10 miliar, mobil Hyundai Palisade senilai Rp1 miliar, harta bergerak lainnya senilai Rp355 juta, surat berharga senilai Rp2,22 miliar, kas dan setara kas senilai Rp2,47 miliar, dan harta lainnya senilai Rp1,3 miliar.