Proyek MRT Cikarang-Balaraja Butuh Rp160 Triliun, Dari Mana Dananya?

Jakarta, IDN Times - Jaringan MRT Jakarta akan diperpanjang ke rute Cikarang-Balaraja (east west line), dengan panjang rel sekitar 87 kilometer (km). Proyek tersebut diperkirakan membutuhkan dana hingga Rp160 triliun.
Awalnya, proyek tersebut diperkirakan menelan biaya sekitar Rp110 triliun sampai Rp120 triliun. Namun, dengan perkembangan kondisi ekonomi terkini, perkiraan kebutuhan dana pun meningkat.
"Kalau kami coba portray dengan inflasi dan krisis yang terjadi, dan refer pada pembangunan MRT di tempat lain. Kebutuhan pendanaan untuk total line ini sekitar Rp 160 triliun, ini angka indikatif ya, belum pasti," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), William Sabandar dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/3/2022).
1. Rincian perencanaan proyek MRT Cikarang-Balaraja
Proyek MRT Cikarang-Balaraja akan melalui tiga provinsi, yakni Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Proyek tersebut akan melalui banyak kawasan yang berpotensi menjadi transit oriented development (TOD).
"Jadi tidak hanya membangun MRT, sekaligus kita bangun kotanya, jadi ada fokus pembangunan perkotaan atau city regeneration. Kita juga bangun TOD, ada 49 TOD di sini. Sehingga pada saat infrastrukturnya selesai, kotanya juga selesai," tutur William.
Dalam dokumen MRT Jakarta, proyek itu direncanakan memiliki tiga depo, dan menggunakan sumber listrik dari energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas 300 megawatt peak (MWp).
Rencananya, pembangunan proyek itu dibagi ke beberapa fase. Fase 1, rute Kalideres-Ujung Menteng dengan panjang 33,9 km. Lalu, fase 1 itu dibagi lagi menjadi tahap 1 yakni Kembangan-Taman Anggrek dengan panjang 10,8 km. Lalu, fase 1 tahap 2 rute Taman Anggrek-Ujung Menteng dengan panjang 23,1 km.
Kemudian, fase 2 adalah rute Balaraja-Kembangan dengan panjang 28,4 km, serta Ujung Menteng-Cikarang dengan panjang 21,9 km.
2. Pembangunan MRT Cikarang-Balaraja akan contoh Inggris
William mengatakan pembangunan MRT Cikarang-Balaraja ini bisa akan menggunakan referensi Inggris yang tengah membangun jalur kereta sepanjang 117 km yang bernama Great Western Mainline.
"Kita belajar referensi yang kita gunakan bagaimana cara Inggris, London membangun line timur barat mereka, panjangnya kurang lebih 117 km, mulai dibangun 2008 dan rencana selesai 2023. Jadi 15 tahun, butuh biaya kurang lebih 18,8 miliar poundsterling atau kira-kira Rp340-350 triliun," tutur dia.
Menurut William, Inggris membentuk satu otoritas yang menggarap proyek tersebut. Oleh sebab itu, proyek MRT Cikarang-Balaraja rencananya tak hanya dibangun oleh MRT Jakarta, tapi juga dibentuk perusahaan joint venture (JV).
"cara mereka melaksanakan itu memberikan kewenangan kota london untuk satu otoritasnya, dan kami melihat model ini model yang mungkin bisa di-adopt, jadi ada satu mekanisme yang nantinya sifatnya joint venture, kerja bersama kolaboratif mengerjakan jalur ini," tutur William.
3. Jepang hingga Inggris berminat suntik dana
Menurut William, sudah banyak negara yang berminat menginvestasikan dana untuk pembangunan proyek MRT Cikarang-Balaraja tersebut. Selain itu, dibutuhkan juga pendanaan berbentuk pinjaman dari pemerintah.
"Pertama JICA sendiri yang selama ini sudah membantu fase 1 dan 2, di belakang itu ada juga Asian Development Bank. Di belakang itu ada juga Asian Infrastructure Investment Bank, dan yang terakhir kalau kita lihat beberapa hari lalu kita menerima kunjungan Menteri Perdagangan Internasional Inggris, dan dalam percakapan kita mencoba melihat kemungkinan Inggris ikut terlibat pembangunan fase 3 east line," kata dia.