ASEAN+3 Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,9 Persen di 2021

Vaksinasi yang cepat dan efektif bisa dongkrak pertumbuhan

Jakarta, IDN Times – The ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) mengatakan ekonomi Indonesia telah berangsur-angsur pulih dari kontraksi tajam yang dipicu oleh pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada triwulan kedua tahun 2020.

Organisasi internasional yang didirikan untuk berkontribusi dalam mengamankan stabilitas makroekonomi dan keuangan di kawasan ASEAN +3 itu memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,9 persen tahun ini.

ASEAN+3 merupakan 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ditambah dengan Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan.

“Sinergi kebijakan yang suportif dan berkelanjutan, bersama dengan ketersediaan vaksin COVID-19 yang meluas, diharapkan dapat mendukung rebound dalam pertumbuhan menjadi 4,9 persen pada tahun 2021,” kata lembaga itu dalam press briefing, Kamis (18/2/2021).

Baca Juga: Ekonomi Dunia Diprediksi Membaik di Tahun-Tahun Mendatang

1. Ekonomi tangguh akibat kebijakan pemerintah yang tepat

ASEAN+3 Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,9 Persen di 2021Ilustrasi Jokowi (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut organisasi tersebut, perekonomian Indonesia tetap tangguh di tengah pandemik COVID-19 karena adanya bauran kebijakan dan langkah-langkah stimulus besar yang telah dikeluarkan pemerintah.

Mereka menyebut langkah pemerintah tepat waktu sehingga mampu memberikan dukungan kepada rumah tangga, bisnis, dan sektor keuangan yang terkena dampak, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan.

Hal tersebut sesuai dengan Laporan Konsultasi Tahunan 2020 tentang Indonesia yang diterbitkan oleh AMRO hari ini. “Laporan ini dibuat berdasarkan Kunjungan Konsultasi Tahunan virtual 2020 AMRO ke Indonesia dan data serta informasi tersedia hingga 31 Desember 2020,” katanya.

2. Kebijakan BI tepat untuk dukung ekonomi

ASEAN+3 Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,9 Persen di 2021IDN Times/Auriga Agustina

Lembaga itu lebih lanjut mengatakan bahwa perbaikan neraca transaksi berjalan dan dimulainya kembali aliran modal masuk telah menopang posisi eksternal dan mendukung rupiah. Meskipun impor tetap lemah dengan latar belakang permintaan domestik yang lemah, ekspor telah meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi global dan pemulihan harga komoditas.

Sentimen investor yang membaik dan rebalancing portofolio global juga telah menopang aliran masuk ke pasar obligasi pemerintah dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu telah mendukung posisi eksternal, jelasnya.

“Bank Indonesia (BI) secara aktif melakukan kalibrasi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan,” katanya.

Baca Juga: Jokowi: Lockdown Mikro Tidak Merusak Pertumbuhan Ekonomi

3. Risiko, kerentanan, dan tantangan pemulihan

ASEAN+3 Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,9 Persen di 2021Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

AMRO mengatakan, meski ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh pada 2021, namun masih ada sejumlah tantangan yang dapat menjadi penghalang. Salah satunya yaitu ketidakpastian dalam penyebaran pandemik dalam jangka pendek. Selain itu, laju pemulihan mungkin terbebani oleh tingkat infeksi yang tinggi saat ini dan pembatasan sosial yang diperketat.

Kemungkinan penundaan inokulasi atau efektivitas vaksin yang lebih lemah dari perkiraan juga akan dapat memicu penguncian (lockdown) baru di negara-negara ekonomi utama dan membayangi prospek ekonomi global. Hal tersebut pada gilirannya akan memengaruhi prospek ekspor dan pertumbuhan Indonesia, jelas lembaga itu.

“Sisi baiknya, program vaksinasi yang cepat dan efektif dalam skala besar akan memungkinkan pemulihan yang lebih kuat untuk Indonesia,” katanya.

Baca Juga: [KALEIDOSKOP] Denyut Perekonomian Indonesia dalam Hantaman COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya