Berselisih dengan India, Perusahaan Teknologi Tiongkok Lebih Menderita

Hubungan India-Tiongkok memburuk sejak Juni 2020

Jakarta, IDN Times – Hubungan antara India dengan Tiongkok memburuk belakangan ini. Kedua negara tetangga tersebut terlibat perselisihan sengit di sektor teknologi yang sedang tumbuh pesat.

Perselisihan teknologi itu muncul dan semakin memburuk sejak mereka terlibat bentrokan berdarah di sepanjang perbatasan pada Juni. Pertempuran di wilayah yang disengketakan di Himalaya itu menewaskan sedikitnya 20 tentara India dan merupakan konflik terburuk dalam beberapa dekade.

Pada bulan September, kedua negara sepakat untuk meredakan ketegangan militer. Sayangnya hal itu tidak membawa banyak kelegaan bagi bisnis yang terjebak dalam perselisihan tersebut.

Baca Juga: Hadang Tiongkok, India Ikut Bangun Bendungan di Sungai Brahmaputra

1. Terjebak perselisihan teknologi

Berselisih dengan India, Perusahaan Teknologi Tiongkok Lebih MenderitaIDN Times/Dwifantya Aquina

Beberapa minggu hingga bulan sejak perselisihan sengit di perbatasan, pejabat India mulai melarang aplikasi Tiongkok di negara itu. Beberapa aplikasi yang terdampak mulai dari milik raksasa teknologi Tiongkok Bytedance, Alibaba hingga Tencent.

India juga dilaporkan membatasi perusahaan peralatan telekomunikasi Huawei untuk berpartisipasi dalam jaringan 5G negaranya.

Bahkan hingga kini, aplikasi ByteDance, platform video pendek TikTok, masih dilarang di India. Menurut CNN, pada bulan lalu pemerintah India juga melarang lusinan aplikasi Tiongkok lainnya, dengan alasan masalah keamanan nasional.

Baca Juga: Bentrokan India-Pakistan di Kashmir Sebabkan Tiga Tentara India Tewas

2. Tiongkok lebih dirugikan

Berselisih dengan India, Perusahaan Teknologi Tiongkok Lebih MenderitaTencent (Twitter.com/ma_tencent)

Langkah India tersebut merugikan perusahaan-perusahaan dan rakyat kedua negara. Meski demikian, tekanan yang diterima perusahaan Tiongkok diyakini lebih besar, kata ahli. Ini dikarenakan perusahaan-perusahaan Tiongkok berpotensi kehilangan pasar internet India yang sedang tumbuh pesat.

India sekarang menjadi rumah bagi hampir 750 juta pengguna internet, lebih dari dua kali lipat jumlah pada tahun 2016, menurut data pemerintah terbaru. Atlas VPN, sebuah firma riset pasar, memperkirakan India akan memiliki 1 miliar pengguna internet pada tahun 2025.

“Disingkirkan dari pasar itu, perusahaan Tiongkok berpotensi merugi karena kehilangan kesempatan di ekonomi yang diyakini akan menjadi yang terbesar ketiga di dunia pada tahun 2050 dan pasar dengan pengguna internet terbesar kedua di dunia itu,” kata Shirley Yu, rekan tamu di London School of Economics dan pendiri perusahaan yang menilai risiko strategi, bisnis, dan politik untuk perusahaan yang beroperasi di Tiongkok.

3. Sejumlah perusahaan teknologi Tiongkok sudah merasakan kerugian

Berselisih dengan India, Perusahaan Teknologi Tiongkok Lebih MenderitaIlustrasi TikTok. IDN Times/Arief Rahmat

Sementara itu menurut Greg Paull, pimpinan perusahaan riset pasar R3, beberapa perusahaan teknologi Tiongkok sudah merasakan kerugian akibat masalah ini.

TikTok milik ByteDance kehilangan 200 juta pengguna India ketika dilarang pada akhir Juni. Jumlah yang hilang itu setara dua kali lebih banyak dari pengguna aplikasi itu di Amerika Serikat (AS). Menurut Paull, perusahaan yang berbasis di Beijing itu belum menghasilkan uang dari TikTok di India, tetapi perusahaan telah menghabiskan banyak uang untuk membangun dan memperluas pangsa pasarnya.

“Dan sekarang mereka hanya bisa menonton aplikasi lokal versi tiruannya mengambil alih pengguna mereka dan tidak melakukan apa-apa,” kata Paull.

ByteDance dan perusahaan teknologi lainnya juga membutuhkan banyak data untuk membuat produk yang lebih baik. Pengguna internet India secara demografis beragam dan berbicara banyak bahasa yang berbeda, membuat data negara itu sangat dihargai, menurut Gateway House, sebuah lembaga think tank kebijakan luar negeri India.

Baca Juga: Tiongkok Bantah Kemungkinan Adanya 'Persaingan Vaksin' dengan India

4. Investasi Tiongkok di perusahaan India juga terancam

Berselisih dengan India, Perusahaan Teknologi Tiongkok Lebih MenderitaANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Di saat perusahaan-perusahaan Tiongkok terancam kehilangan pasar yang besar, investasi negara itu di India juga terancam.

“Ketika India menolak teknologi Tiongkok, lanskap bisnis yang kacau muncul. Sekarang, segala sesuatu yang dipertaruhkan oleh perusahaan teknologi Tiongkok untuk berhasil di pasar India sedang dihancurkan," kata Abishur Prakash, seorang futuris geopolitik dan salah satu pendiri Center for Innovating the Future, sebuah perusahaan konsultan yang bergerak di bidang teknologi dan geopolitik.

Hal tersebut juga dikemukakan oleh Gateway House. Menurut lembaga ini, perusahaan teknologi Tiongkok telah berinvestasi besar-besaran di perusahaan rintisan (startup) teknologi India, menggelontorkan sekitar 4 miliar dolar AS ke sektor ini sejak 2015.

Tetapi aturan pengetatan India pada investasi asing dapat membatasi kemampuan Tiongkok untuk memanfaatkan ledakan internet negara itu, kata Sukanti Ghosh, kepala think tank Albright Stonebridge Group yang berbasis di Washington untuk wilayah Asia Selatan.

Pada bulan April, pemerintah India mengisyaratkan akan mengambil langkah-langkah untuk mengekang pengaruh Tiongkok yang semakin meningkat.  Negara mengumumkan bahwa investasi asing langsung (FDI) dari negara-negara yang berbagi perbatasan darat dengan India akan diperiksa lebih cermat.

“Langkah itu menunjukkan keinginan India untuk dengan hati-hati mengontrol aliran masuk investasi dan aset Tiongkok ke negara itu,” jelasnya.

“Kemudian, di tengah bentrokan perbatasan pada bulan Juni, pemerintah Maharashtra yang ramah investor, sebuah negara bagian barat di India, menghentikan atau membatalkan sejumlah perjanjian yang ditandatangani dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok terkemuka awal tahun ini,” kata Ghosh.

Baca Juga: Jack Ma Hilang, Alibaba Tutup Aplikasi Streaming Musik

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya