Inggris Dilanda Krisis BBM, Warga Panic Buying!

Penjualan jerigen meningkat 1.656 persen selama akhir pekan

Jakarta, IDN Times –  Warga Inggris yang memiliki kendaraan mengalami panic buying bensin dalam beberapa hari terakhir. Hal ini menyebabkan terjadinya antrean panjang, penutupan pom bensin dan memicu kekhawatiran bahwa pekerja di berbagai sektor.

Namun menurut CNBC pada Rabu (29/9/2021), para menteri negara itu terus bersikeras bahwa tidak ada kekurangan bahan bakar di Inggris. Meski demikian, antrean untuk sampai ke pom bensin telah terjadi secara luas sejak akhir pekan lalu.

Baca Juga: PBB: Tak Ada Negara yang Gunakan Bahan Bakar Timbal

1. Harga bensin naik di Inggris

Inggris Dilanda Krisis BBM, Warga Panic Buying!Ilustrasi Suasana Inggris, UK (IDN Times/Anata)

Lonjakan permintaan telah menyebabkan harga satu liter bensin bebas timbal (unleaded gas) naik satu sen sejak Jumat, menurut organisasi otomotif RAC.

Sementara itu, pengecer Inggris Halfords mengatakan penjualan jerigen, yang banyak digunakan pengendara untuk menyimpan bensin, meningkat 1.656 persen selama akhir pekan.

2. Masalah rantai pasokan

Inggris Dilanda Krisis BBM, Warga Panic Buying!Pom bensin Pertamina (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Sebelumnya pada Jumat, perusahaan minyak raksasa BP dan Esso dari Exxon Mobil mengkonfirmasi bahwa mereka mengalami kendala dalam hal menyalurkan pasokan bensin.

Perusahaan-perusahaan itu telah menutup sementara beberapa pom bensin mereka di Inggris karena kekurangan pengemudi di seluruh industri yang berdampak pada rantai pasokan mereka.

Masalahnya semakin meluas minggu ini setelah berhari-hari banyak konsumen menimbun gas. Menurut Asosiasi Pengecer Bensin Inggris, pada Senin beberapa operator pom bensin telah melaporkan bahwa 90 persen dari pom mereka kehabisan bensin.

Baca Juga: Hobi Menunda Isi Bensin Bisa Memicu Masalah

3. Penyebab bensin langka

Inggris Dilanda Krisis BBM, Warga Panic Buying!motorplus-online.com

Menurut pemerintah Inggris, Inggris memiliki pasokan bensin yang memadai. Menteri lingkungan negara itu, George Eustice, mengatakan kepada BBC pada Senin bahwa satu-satunya alasan pom bensin kehabisan bahan bakar adalah karena orang-orang membeli bensin ketika mereka tidak membutuhkannya.

Di sisi lain, tantangan logistik untuk mengirimkan pasokan bensin ke konsumen juga telah menciptakan masalah. Inggris diperkirakan kekurangan 100 ribu pengemudi truk, yang berarti pengiriman bensin dan barang-barang lainnya menghadapi gangguan parah.

Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk membantu menstabilkan rantai pasokan, termasuk menyiagakan tentara untuk membantu mengirimkan bahan bakar, tetapi kegelisahan atas situasi ini masih ada di kalangan konsumen.

“Faktanya, sebagian besar penyebab kekacauan terletak pada kecemasan, kecemasan, kecemasan,” menurut Cathrine Jansson-Boyd, profesor psikologi konsumen di Universitas Anglia Ruskin Inggris.

“Panic buying biasanya dipicu oleh beberapa tingkat ketidakpastian,” katanya kepada CNBC dalam panggilan telepon Selasa. “Kami memiliki banyak penelitian selama [pandemi] yang menunjukkan bahwa orang-orang sangat cemas — orang-orang tidak sadar akan hal ini, tentu saja, tetapi mereka sangat cemas. Dan itu berarti bahwa fondasi sudah ada bagi orang-orang untuk memiliki tingkat kekhawatiran yang lebih tinggi,” lanjutnya.

Jansson-Boyd menambahkan bahwa ini juga dipicu oleh kekhawatiran yang merambat di antara warga Inggris.

“Orang-orang berpikir, ‘ya ampun, jika semua orang melakukan ini, haruskah saya melakukannya?’” jelasnya.

“Mereka terus mendengarnya, tetapi mereka tidak mendengar solusi. Jika Anda berpikir kertas toilet dan COVID pada awal pandemi, itu adalah hal yang sama. Tidak ada solusi [yang ditawarkan]. Orang-orang merasa perlu melakukan sesuatu, dan bahkan jika itu tidak rasional, kita merasa seperti jika kita tidak melakukan sesuatu, segalanya akan menjadi sangat salah. Jadi orang pergi dan membeli barang-barang bahkan ketika mereka tidak membutuhkannya.”

Baca Juga: Pasokan Minyak Langka, Lebanon Naikkan Harga Bahan Bakar

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya