Internet Kacau, Kazakhstan Kekurangan Makanan dan Uang Tunai

Gangguan internet buat negara rugi besar

Jakarta, IDN Times – Gangguan internet terjadi di Kazakhstan dalam beberapa hari terakhir di tengah kekacauan politik yang terjadi di negara itu. Akibat tidak adanya koneksi internet selama berhari-hari, banyak layanan modern, termasuk pembayaran barang, terganggu. Selain itu, banyak orang mulai kehabisan makanan.

Dalam sebuah laporan pada Sabtu (8/1/2022), Eurasianet menyebut bahwa penyedia data NetBlocks mengatakan sekitar 95 persen pengguna internet di Kazakhstan sebagian besar tidak dapat online sejak 5 Januari.

KazakhTelecom, raksasa telekomunikasi milik negara, mulai membatasi akses pada 4 Januari di tengah protes nasional yang muncul akibat kenaikan harga bahan bakar. Dalam protes yang masih berlangsung, warga mulai mengangkat isu lain, termasuk ketidaksetaraan dan korupsi.

Baca Juga: Begini Dampak Kisruh Kazakhstan pada Penambangan Bitcoinnya

1. Gangguan internet di berbagai wilayah

Internet Kacau, Kazakhstan Kekurangan Makanan dan Uang TunaiSeorang perempuan merekam sebuah bangunan, yang terbakar saat protes masal yang dipicu oleh harga bahan bakar yang meningkat, di Almaty, Kazakhstan, Minggu (9/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Pavel Mikheyev.

Kota yang paling parah dilanda gangguan adalah Almaty, pusat dari tindakan keras pemerintah yang kejam, di mana puluhan orang telah tewas. Beberapa pelanggan layanan seluler Beeline, milik Rusia, melaporkan bahwa mereka dapat online pada waktu tertentu, namun banyak situs diblokir.

Bahkan di Kazakhstan barat, wilayah di mana tidak terjadi kekerasan, koneksi telepon juga terganggu. Padahal, data dan koneksi seluler terlihat lebih baik di wilayah itu. Berbagai situs web pemerintah juga telah dipaksa offline.

Baca Juga: Rusia Murka dengar Pernyataan Menlu AS Blinken soal Kazakhstan

2. Dampak gangguan internet ke kegiatan ekonomi

Internet Kacau, Kazakhstan Kekurangan Makanan dan Uang TunaiSeorang pria duduk di tangga sebuah bangunan saat kendaraan yang dibakar selama protes massal yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar terlihat di latar depan, di Almaty, Kazakhstan, Minggu (9/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Mariya Gordeyeva.

Banyak orang Kazakh melakukan belanja harian mereka dengan kartu debit. Namun karena gangguan internet, metode pembayaran ini tidak dapat dilakukan. Akibatnya, pada akhir pekan terjadi antrean panjang di mesin ATM di Almaty, Nur-Sultan dan Aktau karena warga mencari uang tunai untuk membeli bahan pokok.

Nurserik Zholbarys, seorang penduduk Nur-Sultan, mengatakan kepada Eurasianet bahwa dia berdiri lebih dari 30 menit dalam antrean untuk menarik 10 ribu tenge (23 dolar Amerika Serikat/AS) dari mesin ATM SberBank di distrik Esyl di Nur-Sultan. Jumlah tersebut adalah batas harian pengambilan yang diberlakukan pada orang-orang yang menggunakan ATM.

Bank Nasional telah menangguhkan layanan bank komersial pada 6 Januari. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di antara warga bahwa bank akan terus tutup sampai keadaan darurat dicabut.

Lada.kz, outlet media di kota barat Aktau, juga melaporkan antrean panjang di mesin ATM. “Sebagian besar ATM kehabisan uang tunai,” kata outlet berita itu di saluran Telegram pada 7 Januari, merujuk ke ATM yang berfungsi di Bank Halyk.

Baca Juga: Korban Tewas Kerusuhan di Kazakhstan Capai 164 Orang

3. Terjadi kekurangan makanan

Internet Kacau, Kazakhstan Kekurangan Makanan dan Uang TunaiPemandangan mobil polisi yang terbakar saat aksi protes menentang kenaikan harga LPG menyusul keputusan otoritas Kazakh untuk mencabut batas harga pada bahan bakar gas cair di Almaty, Kazakhstan, Selasa (4/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Pavel Mikheyev.

Akibat krisis tersebut, penduduk Almaty melaporkan kesulitan menemukan makanan karena tembakan terus terdengar di kota terbesar Kazakhstan yang berpenduduk 1,8 juta jiwa itu.

“Orang-orang membeli lebih banyak makanan dari biasanya untuk persediaan untuk kemungkinan hari-hari mendatang yang lebih buruk. Kekurangan roti berarti satu orang hanya mendapat satu,” kata Doskhan Zhylkybay, seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Nasional Al-Farabi Kazakh Almaty, kepada Eurasianet melalui Instagram.

Namun, Kultegin Aspanuly, seorang reporter Orda.kz di Aktau, sebuah kota berpenduduk 180 ribu jiwa, mengatakan kepada Eurasianet bahwa akibat kondisi sulit ini para penduduk saling membantu.

“Pemilik toko memahami bahwa orang memiliki uang di rekening bank mereka, tetapi memiliki masalah dengan penarikan. Jadi, mereka memberikan sembako berdasarkan kepercayaan bahwa pelanggan akan membayar nanti ketika layanan bank umum pulih,” kata Aspanuly.

Pada tanggal 7 Januari, layanan pemantauan di London Top10VPN memperkirakan bahwa pemadaman internet sejauh itu telah merugikan ekonomi Kazakhstan sebesar 189 juta dolar AS atau sekitar Rp2,6 triliun.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya