Menteri Keuangan AS Sebut Suku Bunga Mungkin Harus Naik

Tujuannya untuk menjaga ekonomi dari overheating

Jakarta, IDN Times – Menteri Keuangan Amerika serikat (AS) Janet Yellen mengatakan suku bunga mungkin harus dinaikkan untuk membatasi pertumbuhan ekonomi AS yang pesat akibat sejumlah faktor, termasuk stimulus pemerintah senilai triliunan dolar.

“Mungkin suku bunga harus naik untuk memastikan bahwa ekonomi kita tidak terlalu panas (overheat),” kata Yellen dalam forum ekonomi yang ditayangkan oleh The Atlantic, Selasa (4/5/2021). “Meskipun pengeluaran tambahan relatif kecil dibandingkan dengan ukuran perekonomian, hal itu dapat menyebabkan kenaikan suku bunga yang sangat kecil.”

“Tapi ini adalah investasi yang dibutuhkan ekonomi kita untuk menjadi kompetitif dan produktif. Saya kira ekonomi kita akan tumbuh lebih cepat karena mereka,” tambahnya, mengutip CNBC.

Baca Juga: Banyak yang Khawatir Ekonomi AS ‘Overheating’, Apa Maksudnya?

1. Tidak mencoba mempengaruhi Fed

Menteri Keuangan AS Sebut Suku Bunga Mungkin Harus NaikJanet Yellen (Wikimedia/By Federalreserve - _D4A3633)

Namun pada hari yang sama, Yellen mengatakan bahwa komentarnya tidak ditujukan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan di Bank Sentral The Federal Reserve (The Fed). Mantan ketua Fed itu mengatakan dirinya menghormati independensi bank sentral.

Yellen memimpin The Fed dari 2014-2018. The Fed biasanya menetapkan suku bunga melalui rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

“Ini bukan sesuatu yang saya prediksi atau rekomendasikan,” kata Yellen kepada CEO Council Summit Wall Street Journal. “Jika ada yang menghargai independensi The Fed, saya pikir orang itu adalah saya, dan saya perhatikan bahwa The Fed dapat diandalkan untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai tujuan mandat ganda mereka.”

2. Ekonomi AS sedang pulih

Menteri Keuangan AS Sebut Suku Bunga Mungkin Harus NaikCommons. wikimedia.org/US Government

Ekonomi AS sedang mengalami pemulihan pesat dari dampak pandemik COVID-19. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di kuartal pertama sebesar 6,4 persen. Goldman Sachs baru-baru ini mengatakan pihaknya memproyeksikan pertumbuhan kuartal kedua akan mencapai sekitar 10,5 persen.

Sejak pandemik COVID-19 merebak pada Maret 2020, Kongres telah mengalokasikan sekitar 5,3 triliun dolar AS untuk pengeluaran stimulus. Langkah ini menyebabkan defisit anggaran mencapai lebih dari 3 triliun dolar AS pada tahun fiskal 2020 dan defisit 1,7 triliun dolar pada paruh pertama tahun fiskal 2021.

Pemerintahan Presiden Joe Biden telah mendorong rencana infrastruktur yang dapat meningkatkan pengeluaran sebesar 4 triliun dolar AS lagi untuk berbagai proyek jangka panjang.

Baca Juga: Joe Biden Rilis Rencana Infrastruktur Rp28 Ribu Triliun

3. Pendekatan Biden sangat ambisius

Menteri Keuangan AS Sebut Suku Bunga Mungkin Harus NaikPresiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden mengunjungi Barrio Cafe saat tur bus usaha kecil sambil berkampanye di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Kamis (8/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Yellen mengakui bahwa AS perlu fokus pada tanggung jawab fiskal dalam jangka panjang, namun dia juga mengatakan pengeluaran untuk hal-hal yang penting bagi misi pemerintah telah diabaikan terlalu lama.

“Presiden Joe Biden mengambil pendekatan yang sangat ambisius, benar-benar menutupi investasi yang tidak memadai selama lebih dari satu dekade dalam infrastruktur, dalam Litbang (R&D), pada manusia, dalam komunitas dan usaha kecil, dan ini merupakan pendekatan yang aktif,” kata Yellen. “Tapi kita sudah terlalu lama membiarkan masalah jangka panjang membusuk dalam ekonomi kita.”

The Fed telah mempertahankan suku bunga jangka pendek mendekati nol selama lebih dari setahun, meskipun ekonomi tumbuh pada laju tercepat dalam hampir 40 tahun. Pejabat bank sentral telah berjanji untuk mempertahankan kebijakan akomodatif sampai ekonomi membuat kemajuan substansial lebih lanjut menuju lapangan kerja dan inflasi yang penuh dan inklusif yang rata-rata sekitar 2 persen dalam jangka panjang.

Baca Juga: 5 Poin Penting dari Sidang Konfirmasi Calon Menkeu AS Janet Yellen

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya