Sektor Pariwisata Bantu Singapura Perangi COVID-19

Pariwisata Singapura mulai bangkit dari COVID-19

Jakarta, IDN Times – Pandemik virus corona (COVID-19) telah membawa dampak yang menghancurkan pada sektor pariwisata. Ini dikarenakan pandemik asal Wuhan, Tiongkok tersebut membuat negara-negara dunia terpaksa harus melakukan penguncian (lockdown) yang menyebabkan penurunan drastis perjalanan internasional.

Di sisi lain, penyebaran yang cepat dari wabah juga membuat orang-orang enggan bepergian karena takut terinfeksi dan jatuh sakit.

Di tengah berbagai tekanan tersebut, sektor pariwisata Singapura ternyata memiliki peran yang cukup signifikan dalam membantu pemerintahnya memerangi pandemik. Mulai dari mengalihkan hotel yang kosong menjadi tempat karantina hingga memanfaatkan pemandu wisata negara itu untuk membantu mengawasi terlaksananya social distancing atau aturan menjaga jarak aman.

Baca Juga: Singapura Akan Gratiskan Pemberian Vaksin Pfizer bagi Semua Warganya

1. Peran sektor pariwisata dalam memerangi pandemik

Sektor Pariwisata Bantu Singapura Perangi COVID-19Ilustrasi Universal Studio, Singapura (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Dalam rilis yang diterima IDN Times pada Jumat (5/2/2021), Singapore Tourism Board (STB) mengatakan sektor pariwisata Singapura telah berkontribusi pada upaya penanganan COVID-19 di tengah kesulitan yang mereka hadapi sendiri.

“Selama tahun yang sulit ini, bisnis pariwisata termasuk hotel, pemandu wisata, dan industri kapal pesiar memainkan peran kunci dalam upaya Singapura melawan COVID-19.  Hotel menawarkan propertinya sebagai Fasilitas Karantina Pemerintah, Fasilitas Isolasi Swab, dan Stay-Home Notice Facilities (SDFs), sementara pemandu wisata menjadi Safe Distancing Ambassadors (SDAs),” kata STB.

Menurut laporan, per 31 Desember 2020 ada lebih dari 70 hotel telah berfungsi sebagai Stay-Home Notice Facilities (SDFs) dan menampung lebih dari 80.000 orang, dengan dukungan dari 2.300 pekerja garda terdepan di industri perhotelan.

Sementara itu, industri kapal pesiar menyediakan asrama pekerja migran pertama di dunia dengan kapal pesiar untuk membantu menahan wabah di asrama pekerja migran awal tahun lalu dan meluncurkan Cruise Ship Certification untuk membangun kembali permintaan pelanggan akan kapal pesiar, jelasnya.

STB mengatakan, ada 150 pemandu wisata mengambil peran sebagai Safe Distancing Ambassadors (SDAs) sejak 7 April, memanfaatkan keterampilan bahasa mereka untuk mendorong kepatuhan terhadap langkah safe management measures (SMMs). Jumlah mereka diperkirakan akan berkembang menjadi lebih dari 250 orang dalam beberapa bulan mendatang.

“Industri kapal pesiar menyediakan kapal pesiar sebagai akomodasi bagi lebih dari 8.200 pekerja yang telah pulih dari COVID-19,” jelasnya.

2. Industri pariwisata terdampak pandemik COVID-19

Sektor Pariwisata Bantu Singapura Perangi COVID-19Ilustrasi Marina Bay, Singapura (IDN Times/Indiana)

Singapura merupakan salah satu negara yang ekonominya sangat bergantung pada pariwisata. Oleh karenanya, ekonomi negara ini sangat terdampak begitu sektor ini tidak bisa berjalan normal.

Menurut STB, pembatasan perjalanan global dan penutupan perbatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya telah membuat Singapura mengalami penurunan kunjungan wisatawan dan penerimaan pariwisata pada tahun 2020.

Kunjungan wisatawan (Visitor Arrivals) turun 85,7 persen pada tahun 2020 menjadi 2,7 juta wisatawan (hampir semuanya dari dua bulan pertama di tahun 2020), sedangkan penerimaan pariwisata (Tourism Receipts) turun 78,4 persen menjadi 4,4 miliar dolar Singapura pada tiga kuartal pertama pada 2020.

Baca Juga: World Economic Forum di Singapura Ditunda dari Mei ke Agustus

3. Pariwisata Singapura mulai bangkit

Sektor Pariwisata Bantu Singapura Perangi COVID-19Ilustrasi Bandara Singapura (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Selama pandemik mewabah, Singapura terus melakukan berbagai upaya terbaiknya untuk menekan penyebaran lebih lanjut dari wabah tersebut. Oleh karenanya kini sektor pariwisata negara itu mulai bangkit.

Menurut STB, para pelaku industri pariwisata Singapura mulai beradaptasi dengan audiens dan model operasi baru. Berbagai perusahaan sektor juga memanfaatkan berbagai dukungan pemerintah setempat untuk melakukan transformasi terhadap produk dan penawaran mereka, sembari membangun kapabilitas untuk membuka peluang pertumbuhan di masa depan.

Atas dasar itu, Chief Executive Singapore Tourism Board (STB) Keith Tan mengatakan dirinya optimis sektor pariwisata Singapura akan bisa bangkit segera.

“Sektor pariwisata Singapura harus berjuang untuk bertahan pada tahun 2020. Bisnis pariwisata kami telah menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa selama periode yang sulit ini, memperbarui model bisnis mereka serta memanfaatkan teknologi untuk menemukan solusi di tengah pandemi COVID-19,” ujarnya.

“Saya juga berterima kasih atas komitmen mereka untuk menjaga warga Singapura tetap aman dan sehat. STB tetap yakin akan posisi Singapura sebagai salah satu tujuan wisata dan bisnis yang menarik dan aman di dunia, serta prospek jangka panjang sektor pariwisata Singapura. Meski sepertinya pariwisata massal belum dapat kembali secara signifikan di 2021, STB akan terus berdiri bersama dengan mitra industri kami untuk mempersiapkan pemulihan dan mulai membangun masa depan yang lebih baik serta lebih berkelanjutan untuk sektor pariwisata.” 

Baca Juga: Penyelidik Singapura Bantu Ungkap Kecelakaan Sriwijaya Air SJY 182  

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya