Taliban Kuasai Afghanistan, Uni Eropa Tangguhkan Pendanaan

Tahun lalu UE janji sumbang 1,2 miliar euro selama 4 tahun

Jakarta, IDN Times – Uni Eropa (UE) telah menangguhkan pendanaan pembangunan untuk Afghanistan setelah Taliban menguasai negara yang dilanda perang itu.

Berita itu muncul ketika para pemimpin Eropa fokus mengevakuasi warga Eropa serta warga Afghanistan yang telah membantu blok itu selama dua dekade terakhir, dari ibu kota Kabul.

Negara Eropa yang menangguhkan pendanaan termasuk Jerman dan Finlandia. Kedua negara ini mengumumkan pada Selasa (17/8/2021) bahwa mereka menghentikan bantuan pembangunan untuk sementara waktu. Kemudian di malam hari, kepala urusan luar negeri UE mengkonfirmasi langkah yang lebih luas untuk menghentikan pendanaan.

“Tidak ada pembayaran yang dilakukan ke Afghanistan saat ini. Tidak ada pembayaran bantuan pembangunan sampai kami mengklarifikasi situasinya,” kata Josep Borrell, Perwakilan Tinggi UE, menurut CNBC.

“Kita harus melihat dulu pemerintahan seperti apa yang akan diorganisir oleh Taliban,” tambahnya kepada wartawan.

Baca Juga: IMF Tangguhkan Akses Pinjaman Afghanistan Setelah Dikuasai Taliban

1. Sumbangan Uni Eropa

Taliban Kuasai Afghanistan, Uni Eropa Tangguhkan PendanaanPejuang Taliban berjaga-jaga di provinsi Ghazni, Afghanistan, Sabtu (14/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

Sebelumnya pada November lalu, Uni Eropa berjanji untuk menyumbangkan 1,2 miliar euro atau 1,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) selama empat tahun ke depan dalam bantuan jangka panjang dan darurat. Dana ini akan diberikan jika otoritas Afghanistan menegakkan pluralisme demokrasi, supremasi hukum dan hak asasi manusia (HAM).

Tahun lalu, Jerman menjanjikan 430 juta euro dalam bantuan sipil antara tahun 2021 sampai 2024 dengan dasar bahwa resolusi damai untuk perang saudara akan terjadi. Amerika Serikat pada saat itu juga berkomitmen untuk menyumbangkan 600 juta dolar AS ke Afghanistan untuk tahun 2021, menurut data dari Deutsche Welle.

2. Banyak warga Afghanistan butuh bantuan

Taliban Kuasai Afghanistan, Uni Eropa Tangguhkan PendanaanSeorang anak yang mengungsi dari provinsi bagian selatan, yang meninggalkan rumah akibat peperangan antara Taliban dengan aparat keamanan Afghanistan, tidur di taman umum yang digunakan sebagai penampungan di Kabul, Afghanistan, Selasa (10/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/FOC.

Menurut data dari badan koordinasi bantuan kemanusiaan PBB, bahkan sebelum Taliban melakukan serangan dalam beberapa pekan terakhir, sekitar 18,4 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan di Afghanistan.

Namun, selama konferensi pers, Borrell menekankan bahwa dana yang ditangguhkan berbeda dari bantuan kemanusiaan yang ingin terus UE berikan.

Melihat situasi ini, Arsla Jawaid, seorang analis di konsultan Control Risks, mengatakan kepada CNBC pada Selasa bahwa Taliban kemungkinan akan membentuk pemerintahan yang mencakup anggota non-Taliban agar terus mendapat pendanaan asing.

“Untuk menjaga jalur bantuan keuangan dan asing tetap terbuka,” ujarnya.

Baca Juga: Afghanistan Kacau Balau, Mata Uang Jatuh ke Rekor Terendah

3. Bukan pengakuan resmi

Taliban Kuasai Afghanistan, Uni Eropa Tangguhkan PendanaanMantan Mujahidin memegang senjata untuk mendukung pasukan Afghanistan dalam perang mereka melawan Taliban, di pinggiran provinsi Herat, Afghanistan, Sabtu (10/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Jalil Ahmad.

Krisis di Afghanistan menimbulkan pertanyaan tentang pengaruh UE di seluruh dunia, hubungannya dengan Amerika Serikat, dan pada akhirnya bagaimana UE akan menangani masuknya pengungsi.

Untuk saat ini, kata Borrell, sangat penting untuk mengembangkan dialog dengan Taliban untuk memastikan bahwa evakuasi dari Kabul berhasil.

“Kita harus berhubungan dengan pihak berwenang di Kabul … apapun itu. Taliban telah memenangkan perang,” katanya. Namun ia menambahkan bahwa ini bukan masalah pengakuan resmi, ini tentang berurusan dengan Taliban.

Setelah pertemuan para menteri luar negeri, Borrell mengatakan bahwa UE telah meminta semua pihak di Afghanistan untuk menghormati semua komitmen yang dibuat dan untuk mengupayakan solusi politik yang inklusif, komprehensif dan tahan lama.

“Perlindungan dan pemajuan semua hak asasi manusia, khususnya perempuan dan anak perempuan, harus menjadi bagian integral dari upaya ini dan perempuan harus didukung dan mampu memberikan kontribusi penuh untuk proses ini,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Di sisi lain, dalam konferensi pers pertama mereka sejak merebut Kabul, Taliban mengklaim bahwa hak-hak perempuan akan dihormati sesuai hukum Islam.

Baca Juga: Taliban, Sarang Narkoba, dan Masa Depan Afghanistan

Topik:

  • Hana Adi Perdana
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya