Anggota DPR Keluhkan Harga Tiket Pesawat Garuda Indonesia Kemahalan

DPR mau tetap naik Garuda Indonesia

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Robert Rouw mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat saat ini. Keluhan itu disampaikan Robert ketika Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pada Selasa (7/11/2023).

Robert meminta Budi Karya mengambil kebijakan untuk mengoptimalisasi harga tiket yang dirasa kemahalan.

"Kami yang paling terasa kalau ada kenaikan tiket karena selisih kami itu sangat memengaruhi karena dasarnya saja kami sudah tinggi, Pak Menteri. Kemarin saya pulang itu tiketnya itu kalau saya naik Garuda itu bisa 16 sampai 18 juta sekali jalan saya pulang," ucap Robert.

Robert merupakan anggota Komisi V DPR RI Fraksi Nasdem dengan daerah pemilihan Papua.

Baca Juga: Garuda Online Travel Fair Digelar Lagi, Cek Diskon Besarnya!

1. Ingin naik Garuda

Anggota DPR Keluhkan Harga Tiket Pesawat Garuda Indonesia KemahalanIlustrasi pesawat Garuda Indonesia. (IDN Times/Uni Lubis)

Robert berharap agar Budi Karya bisa mengurangi selisih harga tiket tersebut, terutama antara maskapai Garuda Indonesia dengan maskapai swasta lainnya.

Robert merasa harga tiket Garuda Indonesia terlampau mahal. Sementara ia dan anggota DPR lainnya dari Komisi V ingin naik maskapai pelat merah tersebut.

"Kita harap kita melalui pesawat kebanggaan kita, BUMN kita, tapi kita lihat selisihnya terlalu jauh dengan perusahaan swasta yang ada. Jadi itu yang membuat kami agak kecewa juga kita ingin naik Garuda juga gak bisa. Mohon perhatian Pak Menteri sekali lagi," tutur dia.

Baca Juga: Menhub: 15 Persen Warga Banten Beraktivitas Pakai Kereta Api

2. Jumlah pesawat dan suku cadangnya berkurang drastis

Anggota DPR Keluhkan Harga Tiket Pesawat Garuda Indonesia KemahalanMenteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sebelumnya pada Kompas100 CEO Forum, Budi Karya mengungkapkan penyebab mahalnya harga tiket pesawat saat ini. Menurut Budi Karya, dunia aviasi atau penerbangan memang tengah menghadapi cobaan besar, terlebih setelah pandemik COVID-19 jumlah pesawat terbatas.

Bukan hanya jumlah pesawatnya, suku cadang pesawat juga terbatas sehingga menyebabkan suplainya turun secara drastis di tingkat internasional.

"Kita lihat di Indonesia yang semula 650 pesawat sekarang tinggal 400. Itulah yang terjadi apabila kita ke suatu tempat dan tempat lain kesulitan melakukan penerbangan karena pesawat katakanlah dikenal ATR pada daerah-daerah terpencil berkurang drastis karena tidak ada suku cadangnya," tutur Budi Karya.

Baca Juga: Garuda Indonesia Pastikan Sudah Mulai Bayar Utang ke AirNav Indonesia

3. Harga avtur masih tinggi

Anggota DPR Keluhkan Harga Tiket Pesawat Garuda Indonesia KemahalanTruk pembawa bahan bakar avtur bersiap parkir di Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Pertamina Bandara Adi Soemarmo di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (18/10/2022) (IDN Times/Dhana Kencana)

Penyebab lainnya yang membuat harga tiket pesawat menjadi mahal adalah tingginya harga avtur. Budi Karya mengatakan, avtur merupakan salah satu biaya paling besar dalam pengoperasian pesawat lantaran mengambil presentase sebesar 40 persen dari total cost.

"Jadi apabila avtur itu harganya bisa turun seperti harga yang sama dengan Singapura maka ini sangat membantu," kata dia.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya