APBN Hattrick Surplus pada Maret 2022, Tembus Rp10,3 Triliun!

APBN mengalami surplus sejak Januari 2022

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp10,3 triliun pada Maret 2022. Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani menyatakan, realisasi surplus tersebut 0,06 persen terhadap gross domestic product (GDP).

"Kondisi APBN kita surplus sampai akhir Maret dibandingkan tahun lalu Maret yang defisit sangat dalam. Jadi, tahun lalu itu sudah defisit 0,85 persen dari GDP kita, tahun ini kita masih surplus di 0,06 persen dari GDP," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita edisi April 2022, Rabu (20/4/2022).

Surplus tersebut datang dari penerimaan negara yang kuat dan tertahannya belanja negara pada Maret 2022.

Baca Juga: LPI Jadi Alternatif Modal Infrastruktur, Sri Mulyani: Bukan Utang

1. Surplus APBN Maret 2022 lebih rendah dari Februari 2022

APBN Hattrick Surplus pada Maret 2022, Tembus Rp10,3 Triliun!Ilustrasi APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)

Suprlus APBN yang terjadi pada Maret 2022 tercatat lebih rendah dibandingkan surplus Februari 2022, baik dari segi nominal maupun presentase.

Surplus APBN pada Februari 2022 tercatat sebesar Rp19,7triliun, sedangkan surplus Maret 2022 hanya Rp10,3triliun.

Kemudian dari segi presentase terhadap PDB, surplus APBN Februari 2022 mencapai 0,11 persen, sedangkan Maret 2022 hanya 0,06 persen.

Baca Juga: [BREAKING] Sri Mulyani Targetkan Defisit APBN 2023 Hanya 2,95 Persen

2. Pendapatan negara tumbuh 32,1 persen

APBN Hattrick Surplus pada Maret 2022, Tembus Rp10,3 Triliun!Ilustrasi Kenaikan (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, pendapatan negara hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp501 triliun.

"Pendapatan negara kita mencapai Rp510 triliun, naik 32 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp379 triliun dan ini kalau kita lihat growth-nya di Februari 37 persen skrg 32 persen, agak melemah, tapi masih cukup tinggi," ujar Sri Mulyani.

3. Belanja negara turun 6,2 persen

APBN Hattrick Surplus pada Maret 2022, Tembus Rp10,3 Triliun!Ilustrasi Grafik Penurunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara untuk belanja negara, Kemenkeu mencatat adanya penurunan pada Maret ini, yakni sebesar 6,2 persen.

"Belanja negara masih perlu untuk dipacu lagi. Belanja negara total mengalami kontraksi 6,2 persen bahkan untuk belanja pemerintah pusat kontraksinya 10,3 persen," tutur Sri Mulyani.

Secara total, belanja negara pada Maret 2022 sebesar Rp490,6 triliun atau lebih rendah dari periode sama tahun lalu yang mencapai Rp523. Belanja pemerintah pusat (BPP) sendiri diketahui sebesar Rp314,2 triliun pada Maret 2022 atau turun dari Maret 2021 yang mencapai Rp350,1 triliun.

BPP terdiri dari belanja kementerian/lembaga (K/L) dan juga belanja non K/L. Belanja K/L juga mengalami kontraksi 25,6 persen menjadi hanya Rp150 triliun dari sebelumnya pada Maret 2021 sebesar Rp201,6 triliun.

"Belanja kementerian/lembaga bahkan kontraksinya lebih dalam lagi. Ini artinya para kementerian/lembaga perlu untuk memacu dari sisi rencana belanja mereka. Kita lihat nanti April dengan adanya belanja bansos dan adanya belanja THR kita akan melihat peningkatan semoga bisa terkompensasi," kata Sri Mulyani.

Adapun belanja non K/L justru mengalami pertumbuhan hingga 10,6 persen dengan angka Rp164,2 triliun.

Di sisi lain transfer keuangan dan dana desa (TKDD) juga mengalami pertumbuhan tipis dua persen, yakni sebesar Rp176,5 triliun dibandingkan Maret 2021 yang hanya Rp173 triliun.

"Realisasi sampai dengan akhir Maret, keseimbangan primer kita bahkan surplus Rp94,7 triliun. Ini suatu prestasi yang luar biasa karena tahun lalu itu defisit Rp65,3 triliun, artinya pembalikan 245 persen, balik secara cepat dan kuat," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Perekonomian Kian Lesu, Ukraina Akan Temui Negara-Negara Maju

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya