GoTo Ubah Skema Bonus Harian, Mitra Driver Gojek Siap Mogok Massal?

Mogok massal rencananya dilakukan hari ini

Jakarta, IDN Times - Para mitra driver Gojek dikabarkan bakal melakukan aksi mogok massal atau off bid pada hari ini, Selasa (8/6/2021). Kabar tersebut santer tersiar di media sosial sejak beberapa hari yang lalu.

Kabar off bid yang dilakukan mitra driver Gojek tersebut disiarkan melalui sebuah cuitan akun @ar*fnovianto_id di media sosial Twitter. Dalam cuitan tersebut, yang bersangkutan menyatakan bahwa aksi off bid terjadi karena adanya kekecewaan terkait insentif layanan Gokilat.

"Pada 8 Juni 2021 besok, driver Gojek akan melakukan pemogokan. Strategi yang dipakai adalah dengan off bid secara massal. Aksi mogok dilakukan oleh driver GoKilat (Gosend) menyikapi tindakan sepihak GoTo yang menurunkan insentif. Pemogokan dilakukan di Bandung & Jabodetabek," tulis akun tersebut seperti dikutip IDN Times, Selasa pagi.

Baca Juga: GoTo Bisa Dongkrak Pendapatan Mitra Gojek? Ini Tips Atur Keuangannya

1. Perubahan tarif insentif GoKilat

GoTo Ubah Skema Bonus Harian, Mitra Driver Gojek Siap Mogok Massal?YouTube

Sekadar informasi, GoKilat atau Gosend Sameday merupakan jasa pengiriman barang dari Gojek dengan jangka waktu sehari sampai atau pengiriman barang secara kilat. Dalam kabar aksi off bid tersebut, terdapat juga informasi tentang penurunan insentif yang diterima mitra Gojek untuk layanan Gokilat.

Untuk di Jabodetabek, skema intensif baru yang ditetapkan oleh GoTo adalah seribu rupiah untuk 1-9 pengantaran dalam sehari, dua ribu rupiah untuk 10-14 pengantaran, dan Rp2.500 untuk pengantaran barang di atas 15 kali.

Sementara di Bandung, untuk 1-11 pengantaran intensif yang berlaku adalah Rp1.000, kemudian 12-17 pengantaran Rp1.500, dan Rp2.000 untuk 18 pengantaran ke atas.

Adapun intensif yang diberikan lumayan besar. Untuk enam kali pengantaran sebesar Rp14.000, 12 pengantaran Rp28.000, dan 18 pengantaran Rp42.000. Skema insentif yang baru tersebut dapat diperoleh dengan syarat mitra driver Gojek memenuhi performa minimal 80 persen.

"Tarif pendapatan untuk driver di Gokilat Rp2.000/km, sementara tweet sebelumnya adalah insentifnya. Sejak merger dengan Tokopedia, pengiriman dengan Gokilat naik drastis karena dari Tokopedia diarahkan ke sana," tulis akun @ar*fnovianto_id.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik GoTo, Hasil Merger Gojek dan Tokopedia

2. Respons Gojek terkait penurunan skema insentif layanan

GoTo Ubah Skema Bonus Harian, Mitra Driver Gojek Siap Mogok Massal?IDN Times/Helmi Shemi

Terkait hal tersebut, Vice President Corporate Communication Gojek, Audrey Petriny membenarkan adanya skema baru insentif atau bonus yang diberikan kepada mitra driver untuk layanan Gokilat di wilayah Jabodetabek dan Bandung.

Namun, dia menegaskan bahwa yang berubah hanya besaran insentifnya, bukan pada pendapatan pokok dari jarak tempuh miitra driver.

Sebagai informasi, mitra driver yang melayani Gokilat memiliki dua jenis pendapatan, yakni pendapatan pokok dari jarak tempuh Rp2.000 per kilometer dan bonus atau insentif dari banyaknya pengiriman.

"GoSend tidak mengubah skema pendapatan atau tarif pokok per jarak tempuh bagi mitra driver," ujar Audrey, dalam keterangan tertulis kepada IDN Times.

Audrey menambahkan, perubahan skema insentif tersebut dilakukan pihaknya guna memberikan peluang lebih besar bagi lebih banyak mitra driver GoKilat memperoleh insentif harian.

Pasalnya, pada skema baru ini, mitra GoKilat bisa mendapatkan insentif terlepas dari berapapun jumlah pengantaran yang mereka lakukan dalam sehari selama memenuhi kriteria performa minimal 80 persen.

Pada skema sebelumnya mewajibkan mitra driver untuk menyelesaikan minimal lima pengantaran agar bisa mendapatkan bonus harian. Sementara pada skema baru, bonus harian bisa diperoleh walaupun mitra driver hanya menyelesaikan satu kali pengantaran.

"Kebijakan ini merupakan langkah untuk lebih memeratakan jumlah mitra yang dapat memperoleh insentif tersebut, sehingga semakin banyak mitra yang berpeluang mendapatkan penghasilan tambahan di masa pemulihan pandemik," imbuh Audrey.

3. Tidak ada aksi off bid atau mogok massal yang dilakukan mitra driver Gojek

GoTo Ubah Skema Bonus Harian, Mitra Driver Gojek Siap Mogok Massal?ANTARA FOTO/Reno Esnir/kye/16

Di sisi lain, Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, Igun Wicaksono mengonfirmasi bahwa sampai saat ini belum ada tanda-tanda para mitra driver Gojek yang melakukan aksi off bid atau mogok massal.

"Saya cek rekan-rekan di lapangan tidak ada aksi mogok, hanya sebaran-sebaran saja di medsos karena pihak penyebar rilis atau berita juga tidak memberikan informasi kepada Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia maupun berdiskusi kepada pihak kami dari Garda," jelas Igun, ketika dihubungi IDN Times.

Igun juga memastikan, saat ini aktivitas rekan-rekannya atau mitra driver Gojek masih normal dan masih bekerja seperti hari-hari biasanya.

Berkaitan dengan perubahan skema insentif, Igun menegaskan bahwa hal tersebut merugikan para mitra driver Gojek di lapangan. Dia lantas meminta agar GoTo merevisi perubahan skema insentif tersebut dan mengubahnya ke peraturan yang lama.

"Pihak GoTo setelah merger seharusnya menaikkan skema bonus insentif agar para mitra driver ojolnya tambah semangat. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Kami dari Garda menuntut pihak GoTo untuk mengembalikan kembali skema insentif bonus ke skema yang lama atau sebelum penurunan," ungkap Igun.

Selain itu, Igun menuntut GoTo untuk membuka ruang diskusi dengan para mitra driver untuk membuat peraturan tentang skema insentif yang tidak merugikan para mitra driver tersebut.

Baca Juga: Gojek Tokopedia Merger, Ojol di Jateng Dijanjikan Dapat Duit Lebih Banyak

Topik:

  • Anata Siregar
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya