JK Telepon Sri Mulyani: Jangan Bikin Masyarakat Takut Resesi Ekonomi

Kondisi ekonomi saat ini perlu dihadapi dengan optimis

Jakarta, IDN Times - Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) mengakui telah menyampaikan pesan kepada Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati terkait kondisi perekonomian saat ini.

Jusuf Kalla meminta kepada Sri Mulyani untuk tidak menakut-nakuti masyarakat terkait kondisi perekonomian yang terjadi belakangan ini.

"Saya bilang ke Sri Mulyani jangan takut besok kiamat. Saya telepon jangan begitu, jangan kasih takut orang. Negeri ini luas, bahwa ada masalah kita hadapi, jangan kasih takut orang," ucap Jusuf Kalla saat memberikan sambutan dalam Gala Dinner 70th Kalla Anniversary dan 44th Bukaka di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Jumat (28/10/2022).

1. Perekonomian Indonesia disebut masih aman

JK Telepon Sri Mulyani: Jangan Bikin Masyarakat Takut Resesi Ekonomiilustrasi ekonomi (IDN Times)

Sri Mulyani sendiri mengakui, ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 akan tumbuh di atas 5,5 persen. Hal itu dipengaruhi sejumlah indikator yang masih sehat.

"Nanti di kuartal ketiga, pertumbuhan ekonomi masih akan tumbuh sangat kuat di area di atas 5,5 persen, perkiraan dari Kementerian Keuangan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBNKita, Jumat (21/10/2022).

Kementerian Keuangan (Kemenkeu), lanjut dia, memproyeksikan bahwa perekonomian Indonesia sepanjang 2022 akan tumbuh antara 5 persen hingga 5,3 persen.

Baca Juga: Antisipasi Resesi, Industri Harap Kenaikan Cukai Rokok 2023 Ditunda

2. Konsumsi masyarakat masih terbilang kuat

JK Telepon Sri Mulyani: Jangan Bikin Masyarakat Takut Resesi Ekonomiilustrasi belanja (IDN Times/Arief Rahmat)

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memaparkan, Index Google Mobility Indonesia juga terpantau di atas level pandemik meskipun sedikit melambat di bulan Oktober.

Indeks penjualan ritel juga masih cukup kuat di 5,5 persen pada September 2022, turut menopang pemulihan ekonomi. Kemudian belanja masyarakat dilihat dari Mandiri Spending Index masih terus terjaga.

"Dalam jangka pendek, pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama kuartal ketiga hingga bulan September ini diperkirakan masih akan sangat kuat, karena kalau kita lihat dari berbagai indikator seperti mobilitas, kemudian indeks penjualan ritel, dan spending index yang diukur oleh Mandiri semuanya masih dalam situasi yang positif dan ekspansif," tuturnya.

3. Kegiatan industri masih bergeliat

JK Telepon Sri Mulyani: Jangan Bikin Masyarakat Takut Resesi EkonomiIlustrasi industri/pabrik. (IDN Times/Arief Rahmat)

Indeks PMI Manufaktur atau Purchasing Managers' Index Indonesia terus mengalami penguatan dan masih dalam level ekspansif selama 13 bulan berturut-turut.

"Menggambarkan bahwa pemulihan ekonomi semenjak terjadinya pandemik sudah berjalan relatively bisa terjaga momentumnya," tutur Sri Mulyani.

Pertumbuhan konsumsi listrik juga masih tinggi pada kegiatan industri dan bisnis. Bahkan untuk bisnis tumbuhnya lebih tinggi, yaitu di 17,3 dibandingkan industri yang tumbuh di 8,1.

"Ini semuanya menggambarkan bahwa kuartal ketiga ini GDP kita mungkin masih sangat kuat meskipun kemarin kita melakukan kenaikan harga BBM, namun pengaruhnya terhadap growth mungkin masih relatively terjaga," ujarnya.

Baca Juga: Awas! Badai PHK Mengancam di Tengah Resesi Global

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya