Laba Bersih MTEL 2022 Naik 29,3 Persen, Tembus Rp1,78 Triliun 

MTEL raih kinerja positif selama 2022

Jakarta, IDN Times - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2022. Selama tahun lalu, MTEL membukukan triple double digit growth pada sisi pendapatan, laba bersih, serta pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA).

Pendapatan MTEL sepanjang 2022 tercatat mencapai Rp7,72 triliun atau meningkat 12,5 persen dari pendapatan mereka pada 2021 yang hanya sebesar Rp6,87 triliun.

Kemudian laba bersih MTEL pada 2022 melonjak 29,3 persen menjadi Rp1,78 triliun dari sebelumnya pada 2021 sebesar Rp1,38 triliun. Sementara EBITDA meningkat 18,5 persen menjadi Rp6.142 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp5.185 triliun.

"Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perseroan yang naik dua digit ini merefleksikan keberhasilan program pengembangan bisnis organik dan inorganik yang berdampak positif terhadap kinerja keuangan. Selain itu perusahaan juga terus fokus dalam melakukan efisiensi biaya operasional sehingga profitabilitas disisi marjin meningkat," tutur Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko dalam pernyataan resminya kepada IDN Times, Rabu (8/3/2023).

Baca Juga: Kukuhkan Independent Tower Provider, Mitratel Akuisisi Tower Indosat

1. Penyewaan menara berikan kontribusi paling besar buat pendapatan MTEL

Laba Bersih MTEL 2022 Naik 29,3 Persen, Tembus Rp1,78 Triliun Menara Mitratel. (dok. Mitratel)

Pria yang karib disapa Teddy tersebut menambahkan, penyewaan menara memberikan kontribusi paling besar untuk perolehan pendapatan Mitratel sepanjang tahun lalu. Pendapatan penyewaan menara MTEL pada 2022 tembus Rp6,37 triliun atau melesat 17,4 persen dibandingkan 2021.

"Pendapatan sewa menara ini merupakan pertumbuhan yang berkelanjutan didorong oleh menara baru (built to suit) dan kolokasi, termasuk dari hasil akuisisi menara telekomunikasi Telkomsel di Juli 2022," ucap Teddy.

Total penambahan menara baru yang dimiliki oleh Mitratel pada 2022 adalah sebanyak 7.212 menara dan penambahan jumlah tenant (penyewa) sebesar 9.412. Adapun 6.000 menara baru tersebut datang dari proses akuisisi menara operator Telkomsel.

Selain itu, Mitratel juga mengembangkan jaringan fiber optic sebagai bagian penting dari ekosistem menara. Sampai saat ini Mitratel telah memiliki fiber optic sepanjang 16.641 kilometer yang 6.012 kilometer di antaranya merupakan hasil akuisisi.

"Strategi organik dan aksi korporasi di tahun 2022 ini yang menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan kinerja perusahaan," ujar Teddy.

Baca Juga: Punya Menara Telco Terbanyak, Mitratel Geber Jumlah Penyewa

2. Utang MTEL turun

Laba Bersih MTEL 2022 Naik 29,3 Persen, Tembus Rp1,78 Triliun Ilustrasi Grafik Penurunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, Teddy mengungkapkan bahwa utang Mitratel selama 2022 berhasil mengalami penurunan menjadi Rp15,29 triliun dari sebelumnya pada 2021 sebesar Rp18,07 triliun.

Hal itu kemudian membuat rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) pada 2022 turun menjadi 0,45 kali dari sebelumnya 0,54 kali (year on year/yoy).

"Mitratel tetap memiliki ruang yang cukup longgar untuk ekspansi karena DER-nya semakin turun dan ekuitas perseroan mencatatkan peningkatan 0,5 persen menjadi Rp33,808 triliun," ucap Teddy.

Baca Juga: Mitratel Gelontorkan Rp9,3 Triliun buat Akuisisi Menara-Fiber Optic 

3. Proyeksi kinerja 2023

Laba Bersih MTEL 2022 Naik 29,3 Persen, Tembus Rp1,78 Triliun Ilustrasi Kenaikan (IDN Times/Arief Rahmat)

Atas pencapaian tahun lalu tersebut, Teddy pun optimistis prospek bisnis MTEL pada 2023 akan tetap tumbuh di atas rata-rata industri.

Hal itu lantaran strategi dan model bisnis Mitratel yang solid dengan dukungan pertumbuhan organik seperti peningkatan kolokasi (tenancy ratio). Kemudian juga dilengkapi aksi inorganik guna memacu Mitratel agar mencatatkan pertumbuhan positif pada pendapatan maupun peningkatan laba bersih.

"Kami meyakini kinerja perseroan di tahun 2023 ini akan terus bertumbuh dengan fokus pada monetisasi aset, efisiensi biaya, dan akan semakin memperkuat kepemimpinan Mitratel di industri menara," kata Teddy.

Guna merealisasikan optimisme tersebut, Teddy bakal fokus memberikan solusi end to end bagi pelanggannya, seperti layanan fiber to the tower dan energy as a service.

Mitratel, sambung Teddy, juga akan lebih agresif untuk memonetisasi aset menara yang berjumlah lebih dari 35.400 dan tersebar di seluruh Indonesia.

"Kami yakin di tahun 2023 Mitratel akan tetap menjadi market leader dengan penguasaan pangsa pasar yang lebih baik dibandingkan kompetitor," kata dia.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya