Pasar Modal Indonesia Menggeliat di Tengah Pandemik COVID-19

Rata-rata transaksi di BEI mencapai Rp13 triliun per hari

Jakarta, IDN Times - Pasar Modal Indonesia terus bergeliat di tengah pandemik COVID-19 yang telah berlangsung sejak awal 2020. Kehadiran pandemik COVID-19 membuat Pasar Modal Indonesia mengalami berbagai macam pemecahan rekor.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi menerangkan bahwa pemecahan rekor di Pasar Modal Indonesia selama pandemik terjadi pada penambahan jumlah investor, perusahaan tercatat, dan aktivitas perdagangan.

"Untuk jumlah investor saham, SID (Single Investor Identificaion) baru terus mengalami peningkatan dalam delapan bulan terakhir ini dan mencapai rekor baru, yakni satu juta investor saham baru dan itu patut disyukur dan dibanggakan," tutur Inarno, dalam pembukaan Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2021 yang dilaksanakan secara virtual, Kamis (14/10/2021).

Inarno menambahkan, antusiasme masyarakat untuk bisa menjadi bagian dari Pasar Modal Indonesia masih sangat tinggi di tengah pandemik COVID-19.

"Data KSEI per 30 September 2021, SID Pasar Modal Indonesia mencapai lebih dari 6,4 juta SID, termasuk di dalamnya 2,9 juta SID investor saham," ujar dia.

Baca Juga: OJK: Investor Pasar Modal Didominasi Millennial dan Gen Z

1. Jumlah perusahaan tercatat di BEI meningkat signifikan

Pasar Modal Indonesia Menggeliat di Tengah Pandemik COVID-19Wartawan salah satu stasiun televisi melaporkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/9/2020) (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Selain penambahan investor, jumlah perusahaan tercatat di BEI pun juga mengalami peningkatan signifikan. Inarno menyampaikan, saat ini terdapat 750 perusahaan yang telah terdaftar di BEI hingga Oktober 2021.

"Hal itu didukung dengan penambahan 38 listerd company baru selama 2021 ini," kata Inarno.

Berkaitan dengan hal tersebut, Ernst & Young (EY) menasbihkan BEI sebagai bursa paling aktif di Asia Tenggara (ASEAN) sepanjang kuartal-III 2021 di dalam laporannya yang bertajuk "Global IPO Trends: Q3 2021."

BEI menjadi tempat 15 transaksi IPO dengan perolehan 1,7 miliar dolar AS. Pada posisi kedua ada bursa Thailand dengan 9 IPO sebesar 383 juta dolar AS, ketiga ada bursa Malaysia dengan 7 IPO sebesar 387 juta dolar AS, kemudian di posisi keempat ada Filipina dengan 3 IPO sebesar 925 juta dolar AS, dan terakhir Singapura 1 IPO dengan perhimpunan dana sebesar 6 juta dolar AS.

"Dipimpin oleh Bukalapak yang melantai di Bursa Efek Indonesia, ASEAN mencatatkan kinerja IPO yang stabil di Q3 2021, melanjutkan kinerja yang kuat di paruh pertama (1H 2021). Hal ini memperkuat poin bahwa korporasi ASEAN, khususnya perusahaan teknologi, terus mendorong pertumbuhan dan mencari modal untuk mendanai aspirasi mereka," ujar EY Singapore Managing Partner and Asean IPO Leader, Max Loh, dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Selasa (12/10/2021).

Baca Juga: 4 Jenis Pasar Modal dalam Dunia Bisnis

2. Aktivitas perdagangan di BEI mencatat rekor baru

Pasar Modal Indonesia Menggeliat di Tengah Pandemik COVID-19Gedung Bursa Efek Indonesia. (IDN Times/Auriga Agustina)

Inarno pun mengungkapkan, 2021 menjadi tahun yang penuh harapan terhadap pemulihan ekonomi. Hal tersebut tercermin dari aktivitas perdagangan di BEI dalam tiga bulan terakhir.

"Kami mencatat tingginya aktivitas transaksi yang mencapai rekor baru terhitung sejak swastanisasi sejak 1992. Rata-rata perdagangan harian mencapai Rp13 triliun per hari atau melonjak dua kali lipat dalam lima tahun terakhir," ucapnya.

Bukan hanya itu, sambung Inarno, frekuensi perdagangan yang terjadi juga meningkat menjadi 1,2 juta kali per hari. Capaian ini menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara selama tiga tahun terakhir.

"Kemudian, lonjakan volume perdagangan mencapai lebih dari 19 miliar lembar saham per harinya," kata dia.

3. Gelaran acara Capital Market Summit & Expo 2021

Pasar Modal Indonesia Menggeliat di Tengah Pandemik COVID-19Gedung Bursa Efek Indonesia. (IDN Times/Auriga Agustina)

Sebagai selebrasi atas pencapaian Pasar Modal Indonesia dan merayakan 44 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia, BEI kemudian menggelar Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2021 secara virtual.

"CMSE merupakan rangkaian kegiatan 44 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia dan akan dilaksanakan tiga hari berturut-turut sejak Kamis hingga Sabtu. Kegiatan ini adalah kegiatan tahunan yang bekerjasama dengan OJK dan SRO serta menjadi ajang bertemunya stakeholder dan masyarakan umum untuk bisa sharing informasi terupdate soal Pasar Modal Indonesia," tutur Inarno.

Selama tiga hari penyelenggarannya, CMSE 2021 akan menggelar berbagai macam webinar dengan pemateri yang bukan hanya dari Indonesia, melainkan juga dari bursa atau pasar modal global.

Baca Juga: BEI Jadi Bursa Paling Aktif se-Asia Tenggara

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya