Pendapatan Tumbuh 4,3 Persen, BEI Raup Laba Rp487 Miliar selama 2020

BEI catatkan kinerja positif di tengah pandemik COVID-19

Jakarta, IDN Times - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja keuangan 2020 cukup apik di tengah pandemik COVID-19. Selama 2020, BEI membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,62 triliun.

Capaian itu tumbuh 4,3 persen dibandingkan pendapatan usaha BEI pada 2019 yang sebesar Rp1,56 triliun.

"Secara keseluruhan, jumlah total pendapatan BEI adalah sebesar Rp1,92 triliun atau meningkat 0,6 persen dari tahun 2019, yakni Rp1,91 triliun," ujar Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, dalam konferensi pers pasca Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BEI, yang digelar secara virtual, Selasa (29/6/2021).

Baca Juga: BEI Luncurkan Empat Inovasi Baru, Kini Belajar Pasar Modal Lebih Mudah

1. BEI catat laba bersih naik hingga 9,5 persen

Pendapatan Tumbuh 4,3 Persen, BEI Raup Laba Rp487 Miliar selama 2020Gedung Bursa Efek Indonesia. (IDN Times/Auriga Agustina)

Seiring dengan pertumbuhan pendapatan usaha, BEI juga turut mencatakan peningkatan laba bersih selama periode 2020. "BEI berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp487,41 miliar pada 2020 atau tumbuh 9,5 persen dari tahun 2019," kata Inarno.

Inarno menambahkan, BEI juga berhasil meningkatkan nilai total aset sebesar 22,7 persen pada 2020 menjadi Rp8,84 triliun.

Adapun, total kewajiban atau liabilitas BEI juga mengalami kenaikan sebesar 35,4 persen menjadi Rp3,73 triliun sepanjang 2020 silam. "Dengan demikian, total ekuitas BEI pada tahun 2020 adalah sebesar Rp5,11 triliun atau mengalami kenaikan 14,9 persen dari tahun 2019," ucap Inarno.

2. IHSG sempat naik turun

Pendapatan Tumbuh 4,3 Persen, BEI Raup Laba Rp487 Miliar selama 2020Gedung Bursa Efek Indonesia. (IDN Times/Auriga Agustina)

Selain dari sisi laporan keuangan, BEI juga melaporkan kinerja selama 2020 silam. Salah satunya adalah berkaitan dengan kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak bak roller coaster akibat pandemik COVID-19 sejak awal 2020.

Inarno mengemukakan bahwa kinerja positif Pasar Modal Indonesia selama 2020 baru bisa terjadi sejak pertengahan hingga akhir tahun. Hal itu terindikasi lewat perbaikan yang terjadi pada IHSG.

"IHSG mengalami kenaikan dan terus beranjak mendekati posisi awal sebelum pandemik COVID-19 terjadi. Pada akhir tahun 2020, walaupun ditutup turun, IHSG dapat mencapai level 5.979 atau hampir mencapai 6.000 setelah sempat turun lebih dari 37 persen ke level 3.937 pada Maret 2020," ungkap dia.

Baca Juga: Bagaimana Sih Sejarah Pasar Modal Indonesia? Ini Ceritanya!

3. RNTH selama 2020 tembus Rp9 triliun lebih

Pendapatan Tumbuh 4,3 Persen, BEI Raup Laba Rp487 Miliar selama 2020Papan Bursa Efek Indonesia. (IDN Times/Auriga Agustina)

Kinerja positif juga turut disumbang oleh Rata-Rata Nilai Transaksi Harian atau RNTH. Jelang akhir 2020 atau tepatnya pada November, RNTH disebut Inarno mencapai Rp13,2 triliun dan meningkat signifikan pada Desember mencapai Rp18,4 triliun.

"Hal ini kemudian membantu menutup tahun 2020 dengan RNTH mencapai Rp9,2 triliun," kata Inarno.

Sementara itu, frekuensi perdagangan harian juga sempat menyentuh rekor tertingginya selama 2020, yakni sebanyak 1.697.537 kali transaksi. Hal itu terjadi pada 22 Desember 2020.

"Segala capaian ini memberikan optimisme untuk perkembangan kinerja Pasar Modal di tahun 2021," ujar Inarno.

4. Lebih dari 50 perusahaan melantai di pasar modal sepanjang 2020

Pendapatan Tumbuh 4,3 Persen, BEI Raup Laba Rp487 Miliar selama 2020Gedung Bursa Efek Indonesia. (IDN Times/Auriga Agustina)

Kinerja positif BEI juga ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang melakukan initial public offering atau IPO sepanjang 2020.

Pandemik COVID-19 nyatanya tidak menyurutkan perusahaan-perusahaan untuk melantai di Pasar Modal Indonesia. Inarno menjelaskan, BEI mampu mencatatkan 51 perusahaan tercatat baru dan itu menjadikan yang tertinggi di antara bursa lainnya di Asia Tenggara.

"Berdasarkan data EY Global IPO Trend Report, BEI masih masuk ke dalam daftar 10 besar bursa dengan aktivitas pencatatan saham tertinggi di dunia selama tiga tahun berturut-turut, sejak tahun 2018 hingga tahun 2020," katanya.

Selain dibanjiri perusahaan baru yang IPO, BEI juga kedatangan banyak investor ritel domestik sepanjang 2020. Tak heran jika kemudian BEI menilai bahwa 2020 merupakan tahun kebangkitan para investor ritel domestik.

"Hal ini ditandai dengan total investor Pasar Modal Indonesia yang telah mencapai 3,88 juta atau meningkat 56 persen dari tahun 2019," ucap Inarno.

Di sisi lain, dia menambahkan bahwa investor aktif harian pun turut meningkat sebesar 73 persen dibandingkan tahun 2019 menjadi 94,7 ribu pada 2020 lalu.

"Sementara itu, perdagangan saham pada tahun 2020 juga turut didominasi oleh investor domestik ritel yang jumlahnya mencapai hingga 48 persen dari total nilai perdagangan harian," kata Inarno.

Baca Juga: Jadi Acuan Produk Investasi Syariah, BEI Luncurkan IDX-MES BUMN 17

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya