Perusahaan Teknologi di Pusaran Fenomena PHK Karyawan

Dari yang besar sampai yang kecil, semua melakukan PHK

Jakarta, IDN Times - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi begitu kencang menjelang akhir 2022. Kondisi ekonomi dunia yang berjalan lambat sejak awal tahun dan mulai melemah pada pertengahan 2022 jadi alasan bagi banyak perusahaan melakukan efisiensi terhadap para karyawannya.

Fenomena tersebut pun turut menyerang perusahaan-perusahaan teknologi yang sudah memiliki nama besar. Di level dunia, ada Amazon, Microsoft, Meta, dan Twitter yang melakukan PHK terhadap para karyawannya. Sementara di level dalam negeri, perusahaan-perusahaan seperti GoTo, Shoppee, Ruangguru, dan SIRCLO Group tidak ketinggalan melakukan PHK terhadap para karyawannya.

“Penurunan ekonomi makro, meningkatnya persaingan dan hilangnya iklan telah menyebabkan pendapatan kami jauh lebih rendah dari yang kami harapkan. Saya salah dan saya bertanggung jawab untuk itu,” kata CEO Meta, Mark Zuckerberg, dilansir dari CNBC, Kamis (10/11/2022).

Bukan hanya Zuckerberg, hampir semua perusahaan yang disebutkan di atas sepakat mengatakan bahwa kondisi makro ekonomi saat ini mengharuskan mereka melakukan efisiensi terhadap para karyawannya.

Baca Juga: Banyak Startup PHK Karyawan, Diklaim Ada yang Aji Mumpung

1.Puluhan hingga ribuan karyawan terkena PHK di dalam negeri

Perusahaan Teknologi di Pusaran Fenomena PHK KaryawanInfografis perusahaan digital yang melakukan PHK terhadap karyawannya. (IDN Times/Aditya Pratama)

Di GoTo, sebanyak 1.300 karyawan terkena PHK pada pertengahan November 2022  atau sebesar 12 persen dari total tenaga kerja yang ada di perusahaan teknologi berstatus decacorn tersebut.

Pengumuman PHK tersebut disampaikan manajemen dalam townhall yang baru saja berlangsung pada Jumat (18/11/2022). Dalam townhall tersebut, manajemen perusahaan menyampaikan sejumlah alasan yang melatarbelakangi dikeluarkannya kebijakan PHK.

"Tantangan makro ekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. GoTo, seperti layaknya perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi tantangan ke depan," ujar manajemen perusahaan dalam townhall tersebut, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima IDN Times.

E-commerce lainnya, yakni Shoppee juga tidak ketinggalan melakukan PHK terhadap para karyawannya. Hal itu dimulai dari induk perusahaan Shoppee yakni Sea Ltd.

Sea Ltd yang berbasis di Singapura telah melakukan kepada lebih dari 7 ribu karyawan atau sekitar 10 persen dari tenaga kerjanya. PHK tersebut terjadi selama enam bulan terakhir.

Dilaporkan Reuters, pada September lalu Sea Ltd bersiap untuk memberhentikan 3 persen karyawan di cabang e-commerce Shopee di Indonesia. Sejauh ini, sudah tiga kali gelombang PHK terjadi di Shopee Indonesia.

Itu menjadi bagian dari gelombang PHK regional yang lebih luas untuk menekan kerugian yang membengkak. Dilansir The Economic Times, Shopee akan hengkang dari Argentina dan menutup operasi lokal di Chile, Kolombia dan Meksiko. Sementara unit game Garena akan memberhentikan ratusan staf di Shanghai.

Bukan hanya e-commerce, perusahaan teknologi lainnya yang fokus di sektor edukasi, Ruangguru juga ikut melakukan efisiensi terhadap para karyawannya. Dari keterangan resmi yang diperoleh IDN Times pada 18 November lalu, Manajemen Ruangguru memberhentikan ratusan orang karyawannya.

"Hari ini Ruangguru melakukan PHK dengan sebagian pegawai Ruangguru. Terdapat ratusan pegawai Ruangguru yang terdampak dari pemutusan hubungan kerja ini. Keputusan sulit ini diambil karena situasi pasar global yang memburuk secara drastis," tulis Tim Corporate Communications Ruangguru.

Badai PHK tak berhenti di situ karena selanjutnya ada SIRCLO Group, sebuah perusahaan omnichannel commerce enabler yang melakukan PHK terhadap karyawannya.

Sebanyak delapan persen dari total karyawan SIRCLO Group terkena PHK per 22 November 2022. Keputusan PHK diambil guna beradaptasi di tengah kondisi makroekonomi saat ini.

"Sebagai perusahaan teknologi yang berkembang pesat, SIRCLO Group berupaya untuk terus adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis agar mencapai pertumbuhan jangka panjang. Dalam situasi kondisi makro ekonomi yang menantang, SIRCLO Group telah melalui serangkaian evaluasi internal dan akan melakukan perubahan yang signifikan, terutama dalam aspek fokus bisnis, untuk memastikan sustainability perusahaan,” tutur Founder dan CEO SIRCLO Group, Brian Marshal dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Selasa (22/11/2022).

2. Situasi ekonomi saat ini tidak bisa dijadikan kambing hitam PHK

Perusahaan Teknologi di Pusaran Fenomena PHK Karyawanilustrasi PHK (IDN Times/Aditya Pratama)

Kondisi yang terjadi pada sejumlah perusahaan teknologi di RI tersebut pun menarik perhatian Pakar Ekonomi dan Bisnis, Rhenald Kasali. Menurut dia, perusahaan-perusahaan tersebut tidak bisa mengkambinghitamkan resesi atau situasi ekonomi global saat ini sebagai alasan untuk melakukan PHK terhadap karyawan-karyawannya.

"Semuanya sama-sama menyalahkan situasi ekonomi global. Benarkah itu terjadi pada mereka karena situasi ekonomi global yang berdampak buruk pada mereka? Saya kok ragu-ragu ya," kata Rhenald, dalam sebuah video yang diunggah ke akun Instagram pribadinya seperti dikutip pada Rabu (23/11/2022).

Lebih lanjut Rhenald menjelaskan, PHK yang dilakukan, misalnya oleh GOTO dan Ruangguru besar kemungkinan karena model bisnis mereka tidak berjalan semestinya.

Dengan demikian, resesi tidak bisa menjadi alasan utama kedua perusahaan itu melakukan PHK terhadap para karyawannya.

"Jadi ini adalah masalah model bisnis, masalah kecocokan. Ingat, resesi itu tidak selalu berdampak pada semua bangsa di seluruh dunia. Jangan mencari kambing hitam," ucap Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) tersebut.

Dalam videonya, Rhenald menyebutkan ada kemungkinan GOTO terlalu banyak membakar uang terutama ketika pandemik COVID-19.

Sebagaimana diketahui, layanan GOTO banyak digunakan selama pandemik dan hal tersebut membuat mereka mendapatkan banyak keuntungan.

"Semua orang menggunakan jasa mereka, tetapi apakah itu sustain? Yang pertama mungkin bakar duitnya berlebihan. Kalau bakar duitnya berlebihan ini yang terjadi, kompetisi di antara mereka," kata Rhenald.

Sementara untuk Ruangguru, Rhenald menilai mereka kini tidak bisa bertahan dengan model bisnisnya.

"Ruangguru produknya kalau menurut saya memang agak kurang sustain. Bayangkan, siapa yang mau kursus kemudian berkelanjutan memanfaatkan kartu prakerja pada masa itu dan kemudian sekarang kita lihat kursus-kursus gratisan ada di mana-mana," ucap Rhenald.

Baca Juga: Banyak Perusahaan PHK Masal, LBH Jakarta Nilai Janggal

3. Cost of capital investor alami kenaikan

Perusahaan Teknologi di Pusaran Fenomena PHK KaryawanManaging Partner East Ventures, Roderick Purwana (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Fenomena PHK pada perusahaan-perusahaan teknologi itu juga mendapatkan perhatian dari investor. Managing Partner East Ventures, Roderick Purwana melihat fenomena tersebut sebagai naiknya cost of capital investor.

Sebagai informasi, cost of capital merupakan suatu biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan guna mendapatkan pendanaan.

"Cost of capital investor naik dalam satu dua tahun ini karena dulunya interest rate hampir nol sehingga uang itu katakanlah lebih murah," kata Roderick dalam Kompas100 CEO Forum di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Interest rate atau suku bunga yang hampir nol beberapa waktu lalu membuat banyak investor berinvestasi di mana-mana.

Namun, begitu interest rate tersebut naik maka investor mulai memilih-memilih dalam melakukan investasi.

"Jadi banyak investor yang investasi sana sini, sekarang mungkin lebih ketat karena interest rate naik dan juga ada cost of capital-nya sehingga investor juga lebih berhati-hati dalam investasi," tutur Roderick.

Naiknya interest rate yang berdampak pada kehati-hatian para investor dalam berinvestasi membuat perusahaan sulit mendapatkan pendanaan.

Maka dari itu, kata Roderick, beberapa perusahaan mengambil langkah efisiensi agar bisa terus menjalankan bisnisnya.

"Dengan itu, beberapa perusahaan melihat ada potensi untuk lebih sulit mendapatkan dana tambahan untuk kelanjutannya dan mereka mengambil jalur efisiensi sebagai pilihan," ucap dia.

4. Tetap pada inti bisnisnya

Perusahaan Teknologi di Pusaran Fenomena PHK KaryawanGojek dan Tokopedia menjadi Grup GoTo (Instagram/gojekindonesia)

Roderick mengimbau kepada perusahaan teknologi digital untuk tetap pada inti bisnisnya.

"Kayaknya sih yang paling penting mereka fokus ya. Balik lagi kan mereka itu harus fokus ke core bisnis-nya," ujar Roderick dalam Kompas100 CEO Forum di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Menurut Roderick, dalam beberapa waktu terakhir banyak perusahaan teknologi di Indonesia yang mendapatkan pendanaan cukup banyak dari investor.

"Kemarin itu mungkin pendanaan cukup banyak atau apa akhirnya mereka mengerjakan macam-macam dan melenceng dari core bisnisnya," kata dia.

Kendati demikian, Roderick memastikan bahwa East Ventures masih tetap berinvestasi di startup-startup Indonesia.

East Ventures, disebut Roderick, telah mendapatkan pendanaan sebesar 550 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada awal tahun ini untuk diinvestasikan di startup-startup yang ada di dalam negeri.

"Dari sisi East Ventures, kita masih berkomitmen untuk melanjutkan pembiayaan terhadap startup-startup di Indonesia dan bisa dilihat juga kami masih sangat aktif dan kita sangat optimis walaupun dengan tantangan-tangan short term, mid term. Ke depannya, jangka panjang itu masih sangat potensial," beber Roderick.

5. Kenaikan tingkat suku bunga sebabkan PHK di AS dan RI

Perusahaan Teknologi di Pusaran Fenomena PHK Karyawanilustrasi PHK (IDN Times/Aditya Pratama)

Hal berbeda disampaikan oleh Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda yang menyebutkan bahwa kenaikan inflasi yang direspons oleh kenaikan tingkat suku bunga jadi biang kerok maraknya PHK.

Hal itu bahkan tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di negara dengan status ekonomi terbesar dunia seperti Amerika Serikat (AS).

“Kenaikan tingkat suku bunga menyebabkan investasi akan turun dan konsumsi juga akan melemah. Akibatnya kemampuan perusahaan untuk ekspansi akan melemah, beban perusahaan akan tambah, dan akan membuat perusahaan melakukan efisiensi. Salah satunya melalui melakukan PHK. Makanya di Amerika Serikat sana perusahaan besar juga melakukan efisiensi termasuk Amazon dan Meta,” ujar Huda saat dihubungi IDN Times, Selasa (29/11/2022).

Sama halnya dengan yang terjadi di Indonesia. Bank Indonesia (BI) tercatat begitu progresif dalam menaikkan suku bunga. Hingga November 2022, BI tercatat telah menaikkan suku bunganya sebesar 50 basis poin (bps).

Huda mengatakan, kondisi tersebut membuat sektor riil dalam negeri kelimpungan dan membuat beberapa perusahaan konvensional seperti tekstil terpaksa melakukan PHK terhadap pekerjanya.

“Ternyata, perusahaan digital pun tidak luput dari masalah PHK ini di mana banyak perusahaan digital melakukan efisiensi dengan memfokuskan layanan ke industri tertentu. Hal ini memang dilakukan untuk membuat perusahaan lebih sustain,” kata Huda.

Baca Juga: 5 Strategi Agar Karier Tetap Stabil di Masa PHK Besar-besaran, Catat!

6. Perusahaan digital butuh biaya tambahan untuk bertahan

Perusahaan Teknologi di Pusaran Fenomena PHK KaryawanIlustrasi Startup (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain PHK, upaya lain dari perusahaan digital untuk mempertahankan bisnisnya adalah dengan menerapkan sejumlah biaya-biaya tambahan dari layanan yang disediakan.

Tak heran jika misalnya mereka menerapkan biaya top up atau biaya admin yang besarannya bervariasi antara Rp1.000 hingga Rp2.000.

“Makanya memang biaya-biaya yang timbul dari layanan itu dibutuhkan untuk membuat perusahaan lebih sustain dan membuat arus kas perusahaan digital lebih baik dan bisa keluar dari strategi bakar uang,” ucap Huda.

Di sisi lain, sambung Huda, perubahan strategi tersebut membuat perubahan ekosistem digital menjadi lebih ke sustainable oriented dibandingkan valuation oriented seperti saat ini.

7. Perusahaan harus selesaikan kewajibannya kepada karyawan yang di-PHK

Perusahaan Teknologi di Pusaran Fenomena PHK KaryawanIlustrasi gaji (IDN Times/Arief Rahmat)

Terlepas dari segala alasan yang menyebabkan PHK, Huda berpesan kepada perusahaan untuk menyelesaikan kewajibannya kepada karyawan yang di-PHK.

Salah satunya adalah dengan memberikan kompensasi agar para tenaga kerja yang di-PHK dapat memulai kehidupan barunya dengan tenang.

“Saya berharap bagi semua tenaga kerja yang terkena PHK ya diberikan kompensasi yang sesuai perundangan yang berlaku. Hal itu agar kehidupan tenaga kerja yang terkena PHK tidak langsung menurun. Pihak perusahaan teknologi juga wajib memberikan surat PHK untuk digunakan sebagai syarat melamar kerja di tempat berikutnya,” beber Huda.

Beberapa perusahaan digital yang melakukan PHK terhadap tenaga kerjanya mengungkapkan telah memberikan kompensasi. GoTo misalnya, mereka mengaku berkomitmen untuk memberi dukungan yang komprehensif selama masa transisi kepada ribuan karyawan yang terkena PHK tersebut.

Bagi manajemen, para karyawan tersebut telah bekerja keras dan memberikan kontribusi yang besar bagi GoTo.

"Karyawan terdampak akan memperoleh paket kompensasi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan di tiap negara di mana GoTo beroperasi. Lebih dari itu, GoTo juga memberikan sejumlah dukungan finansial, antara lain berupa tambahan satu bulan gaji, serta kompensasi pengganti periode pemberitahuan (notice in-lieu)," tulis Manajemen GoTo.

Tidak hanya itu, GoTo juga memberikan dukungan pencarian kerja serta layanan konseling. Karyawan yang terkena PHK juga berhak memiliki laptop yang saat ini mereka gunakan, mengakses berbagai program pelatihan, serta dapat bergabung ke direktori alumni GoTo.

Manajemen GoTo juga dapat memberikan rekomendasi kepada berbagai perusahaan dalam jaringan rekanan bisnis Grup GoTo. 

"Selanjutnya, fasilitas konseling karir, keuangan, dan psikologi akan tersedia sampai akhir bulan Mei 2023," tulis Manajemen GoTo.

Hal serupa pun dilakukan oleh Ruangguru. Manajemen Ruangguru menyiapkan sejumlah kompensasi kepada para karyawan yang terkena PHK.

"Kami juga ingin menyampaikan bahwa semua yang terdampak telah mendapatkan pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan penggantian hak (jika masih ada sisa cuti), sesuai UU yang dibayarkan penuh tanpa potongan dan gaji bulan terakhir bekerja dibayarkan penuh. Kami pun juga memperpanjang asuransi bagi yang terdampak," tulis Tim Corporate Communications Ruangguru dalam pernyataan resminya.

Baca Juga: Perusahaan Gak Boleh PHK Dadakan, Ini Aturan Mainnya

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya