Rempang Eco-City Jadi Pusaran Konflik, Ini Profil Xinyi Group

Xinyi Group salah satu investor di Rempang

Jakarta, IDN Times - Pulau Rempang di Batam kini tengah jadi sorotan lantaran menjadi lokasi konflik antara masyarakat dan aparat penegak hukum. Konflik terjadi karena masyarakat tidak ingin lahannya dijadikan lokasi pembangunan proyek Rempang Eco-City.

Rempang Eco-City sendiri adalah satu dari sekian banyak Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diusung oleh pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

Rempang Eco-City bakal menjadi lokasi pembangunan untuk kebutuhan industri, pariwisata, dan lainnya. Selain itu, Rempang juga bakal menjadi lokasi pembangunan pabrik kaca dan panel surya Xinyi Group, perusahaan dari China.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengakui, pabrik itu nantinya jadi yang terbesar setelah di China.

"Ini adalah pabrik kedua terbesar di dunia setelah China. Di luar China, ini pabrik terbesar dan produknya itu pabrik kaca berbagai jenis dan serapannya," ujar Bahlil saat Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (13/9/2023).

Baca Juga: Muncul Konflik, Bagaimana Nasib PSN Jokowi di Rempang?

1. Profil Xinyi Group

Rempang Eco-City Jadi Pusaran Konflik, Ini Profil Xinyi GroupMenteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia saat mengunjungi fasilitas produksi Xinyi Group di China (dok. BKPM)

Mengutip situs resmi BKPM, Xinyi Group merupakan perusahaan dari Xinyi Glass dan Xinyi Solar. Perusahaan tersebut termasuk sebagai perusahaan multinasional.

Xinyi Group saat ini berbasis di Hong Kong dan memiliki operasi di seluruh dunia. Selain itu, Xinyi Group juga menjadi salah satu produsen kaca terbesar di dunia.

Produk kaca yang mereka hasilkan biasanya digunakan untuk sektor otomotif, konstruksi, dan energi.

Di sisi lain, Xinyi Group juga menjadi pemimpin dalam pembuatan solar panel atau panel surya. Mereka diklaim telah memanfaatkan teknologi canggih dan berkelanjutan untuk mendukung transisi global ke energi terbarukan.

Baca Juga: Selesaikan Konflik Rempang, Menteri Bahlil Pastikan Pemerintah Adil

2. Alasan Xinyi Group mau investasi di Indonesia

Rempang Eco-City Jadi Pusaran Konflik, Ini Profil Xinyi GroupMenteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia dan CEO Xinyi Group, Gerry Tung (dok. BKPM)

Sementara itu, CEO Xinyi Group, Gerry Tung, menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Indonesia atas kemudahan dalam penanaman modal di Tanah Air.

Meningkatnya iklim investasi dan potensi ekonomi Indonesia merupakan salah satu faktor yang mendorong Xinyi Group memutuskan untuk menambah investasinya di Indonesia.

"Kita selama beberapa tahun ini sudah memperhatikan bahwa investasi di Indonesia sangat bagus. Telah banyak perubahan. Kita sudah investasi di Gresik, sekarang karena kita melihat perkembangan sangat bagus jadi kita tertarik untuk berkembang ke industri yang baru, termasuk yang di Batam ini," ucap Gerry.

Baca Juga: Soal Konflik Rempang, Jokowi: Masa Urusan Begitu Harus Sampai Presiden

3. Nilai investasi Xinyi Group di Rempang

Rempang Eco-City Jadi Pusaran Konflik, Ini Profil Xinyi GroupPenandatanganan MoU antara Kementerian Investasi dan Xinyi Group disaksikan Presiden Jokowi (dok. BKPM)

Sebelum di Rempang, Batam, Xinyi Group telah lebih dahulu berinvestasi di Kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik pada 2022 silam.

Investasi senilai 700 juta dolar AS dilakukan Xinyi Group untuk basis manufaktur kaca komprehensif berskala besar.

Untuk investasi keduanya di Indonesia, Xinyi Group telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Kementerian Investasi. Penandatanganan MoU itu disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi di Chengdu pada akhir Juli lalu.

Adapun nilai investasi kedua Xinyi Group di Indonesia lebih besar dari yang pertama, yakni 11,6 miliar dolar AS. Investasi tersebut bakal digunakan untuk mengembangkan ekosistem rantai pasok industri kaca dan industri kaca panel surya di Rempang.

Baca Juga: Kisruh Rempang, Bahlil: Setiap Mau Membangun Besar di Batam, Ada Aja!

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari
  • Mohamad Aria

Berita Terkini Lainnya