Grosir: Pengertian dan Jenis-jenisnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Grosir atau disebut sebagai wholesaler adalah pedagang yang membeli produk dengan jumlah yang banyak dan memperoleh harga lebih murah dari produsen yang kemudian dijual kembali kepada pihal perusaahan ritel atau pengecer. Grosir di dalam pasar berperan sebagai pihak perentaran antara pedagang ritel dan produsen.
Pegadang ritel atau pengecer ini kemudian akan menjual kembali barang yang telah dibeli melalu grosir kepada konsumen akhir dengan kuantitas satuan. Untuk memahami lebih lanjut mengenai apa itu grosir, simak penjelasan berikut ini.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Berbelanja Secara Grosir Lebih Menguntungkan
1. Pengertian grosir
Berikut sejumlah definisi grosir berdasarkan berbagai sumber:
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Grosir / gro·sir / n pedagang yang menjual barang dalam jumlah besar.
2. Otoritas Jasa Keuangan
Pedagang yang membeli barang dalam jumlah besar dan menjualnya kepada pedagang lain atau pengecer, tidak langsung kepada konsumen (wholesaler).
3. Wikipedia
Grosir atau mendistribusikan diartikan sebagai penjualan barang atau merchandise kepada pengecer, pengguna bisnis industri, komersial, institusi atau profesional, atau kepada penggrosir lainnya dan jasa terkait. Secara umum, artinya penjualan barang kepada siapa saja selain konsumen biasa.
4. Irma Nilasari dan Sri Wilujeng
Menurut kedua ahli ini, grosir adalah pihak perantara pedagang yang saling terikat kegiatan perdagangan dalam kuantitas yang banyak dan tidak bisa melayani penjualan pada konsumen tingkat akhir. Kegiatan yang dilakukan oleh grosir adalah membeli barang untuk bisa dijual lagi pada pedagang lain.
5. Basu Swastha
Grosir adalah suatu unit usaha yang melakukan kegiatan pembelian dan penjualan kembali barang pada pihak pengecer ke pedagang lain atau pada pihak pengguna industri, pengguna lembaga, dan juga pada pengguna komersial yang tidak melakukan penjualan dengan volume yang sama pada konsumen tingkat akhir.
2. Jenis-jenis grosir
Editor’s picks
1. Berdasarkan luas daerah usahanya
Jenis-jenis grosir dapat dikelompokkan berdasarkan luas daerah usahanya.
- The local wholesaler (grosir lokal seperti tingkat kabupaten)
- The regional wholesaler (grosir wilayah atau provinsi)
- The national wholesaler (grosir nasional)
2. Berdasarkan jenis barang yang diperdagangkan
Grosir juga dibedakan berdasarkan jenis barang yang diperdagangkan, di antaranya
- The specialist wholesaler (grosir barang khusus yang menjual barang tertentu saja)
- The general line wholesaler (Grosir barang umum dengan berbagai jenis barang)
3. Berdasarkan lapangan kegiatannya
- The service wholesaler (grosir penuh)
- The whole collector (grosir pengumpul)
- The limited function wholesaler (grosir terbatas)
- Truck wholesaler/Truck jobber/Wagon jobber (grosir truk)
- Cash carry wholesaler (grosir tunai)
- Drop shipment wholesaler/Dropshipper (grosir pengiriman)
- Mail order wholesaler (grosir pesanan melalui pos)
- Manufacture wholesaler (grosir pabrik)
3. Cara grosir memperoleh keuntungan
Bisnis grosir memperoleh keuntungan dari selisih harga jual kepada pihak pengecer dengan harga yang beli dari piha produsen. Harga yang diperoleh pihak grosir lebih rendah karena menerima potongan harga dari pembelian barang dalam kuantitas yang besar.
Pihak grosir kemudian akan menjual barang kepada pengecer dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang dikeluarkan untuk membeli barang dari produsen. Namun, harga yang ditawarkan oleh pedagang grosir masih lebih rendah dibandingkan pedagang retail di pasar.
Baca Juga: Mengenal Pasar Cipulir, Grosir Murah Incaran Pengusaha Retail Pakaian
4. Perbedaan antara grosir dan eceran
Berikut merupakan perbedaan antara grosir dan eceran adalah sebagai berikut ini.
- Pedagang grosir membeli dan melakukan penjualan barang dengan jumlah yang banyak dan memperoleh harga yang lebih murah dari produsen, sedangkan pedagang eceran menjual barang dengan jumlah kecil atau satuan.
- Harga jual dari pegadang grosir akan lebih rendah dibandingkan dengan harga eceran.
- Ukuran bisnis grosir lebih luas dibandingkan dengan bisnis retail
- Modal untuk melakukan bisnis grosir lebih besar dibandingkan modal bisnis retail.
- Bisnis grosir tidak bisa memilih barang karena dibeli dalam jumlah banyak, sedangkan bisnis retail bisa memilih barang secara bebas.
- Grosir akan berhubungan langsung dengan pihak produsen dan pemilik bisnis retail, sedangkan bisnis retail berhubungan langsung antara pihak konsumen dan grosir.
- Bisnis grosir tidak memerlukan iklan untuk memasarkan barang, sedangkan bisnis retail memerlukan iklan untuk menarik perhatian konsumen.
- Lokasi dalam bisnis grosir tidak menjadi permasalahan, sedangkan bisnis retail menjadi hal krusial dan harus mempertimbangkan strategisnya.
- Tampilan toko pada bisnis grosir tidak dibutuhkan, sedangkan bisnis retail harus memeperhatikan tampilan toko agar menarik perhatian.
Baca Juga: Usai Rusuh, Pusat Grosir Tanah Abang Beroperasi Penuh Mulai Hari Ini
Dari tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa grosir menjadi perantaran antara produsen dan pedagang ritel yang ada di pasar, di mana grosir tidak memerlukan iklan untuk memasarkan produknya ke pedagang retail. Pada bisnis grosir barang dibeli dan dijual dalam jumlah yang banyak dan memperoleh harga yang lebih murah karena barang dibeli langsung oleh produsen.
Berbeda dengan eceran, grosir membutuhkan modal yang lebih banyak karena barang yang dibeli pihak grosir dengan kuantitas yang banyak dibandingkan dengan bisnis retail. Selain itu, lokasi dan penampilan toko bukan menjadi hal yang harus diperhatikan untuk menarik perhatian pihak bisnis retail.