Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Intinya sih...

  • Rupiah melemah 12 poin atau 0,07 persen menjadi Rp16.871,5 per dolar AS.
  • Nilai tukar rupiah tidak sendirian karena mata uang Asia lainnya juga melemah terhadap dolar AS.

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah melanjutkan pelemahan di level Rp16.871,5 per dolar AS hingga penutupan perdagangan, Rabu (23/4/2025), meski Bank Indonesia (BI) mempertahan suku bunga acuan (BI rate) dii level 5,75 persen.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 12 poin atau 0,07 persen dibandingkan penutupan kemarin. 

1. Mata uang di Asia kompak melemah

Rupiah tidak melemah sendirian karena semua mata uang di kawasan Asia ikut melemah terhadap dolar AS, beberapa di antaranya:

  • Bath Thailand melemah 0,08 persen 
  • Ringgit Malaysia melemah 0,36 persen 
  • Rupee India melemah 0,36 persen 
  • Won Korea melemah 0,03 persen 
  • Dolar Taiwan melemah 0,09 persen 
  • Dolar Singapura melemah 0,08 persen 
  • Yen Jepang melemah 0,21 persen 

2. Pasar khawatir terhadap kebijakan tarif Trump

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, pasar masih mengkhawatirkan dampak dari kebijakan tarif Trump. Namun, ada kabar baik dari Gedung Putih, pemerintah AS akan menurunkan tensi perang tarif dengan China.

Kabar ini disambut positif pasar, dan membuat indeks saham Asia terlihat bergerak positif.

"Kita lihat sewaktu dolar melemah pada Senin, nilai tukar rupiah hanya menguat 30 poin," ujar Ariston.

Dengan demikian, pasar masih belum yakin kondisi perekonomian akan baik-baik saja dengan kebijakan tarik-ulur tarif Trump.

3. BI putuskan tahan suku bunga acuan

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI Rate tetap berada di level 5,75 persen pada April 2025. Keputusan ini merupakan hasil kesepakatan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang diselenggarakan pada 22–23 April 2025.

“Demikian juga suku bunga deposit facility tetap 5 persen dan lending facility tetap 6,5 persen,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Konferensi Pers Hasil RDG BI Periode April, Rabu (23/4/2025).

Keputusan ini juga merespons kondisi ketidakpastian ekonomi global semakin tinggi, didorong oleh kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat pada awal April, serta langkah retaliasi dari Tiongkok dan kemungkinan dari sejumlah negara lainnya. Hal ini memperburuk fragmentasi ekonomi global.

Editorial Team