Rupiah Ditutup Melemah, Spekulasi Suku Bunga AS Bikin Pasar Gelisah

- Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menguatPasar uang mendukung ekspektasi kuat The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin karena perlambatan ekonomi AS.
- Optimisme pasar terbatas karena pejabat Fed beri sinyal hati-hatiMeski peluang pemangkasan suku bunga menguat, beberapa pejabat The Fed tetap berhati-hati dan tidak menjamin kepastian pemangkasan suku bunga.
- Rupiah diproyeksikan melanjutkan pelemahan pada SelasaRupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.690-Rp16.730 per dolar AS pada perdagangan Selasa.
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah tercatat melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (8/12/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada di level Rp16.695 per dolar AS, melemah 47 poin atau 0,28 persen dibandingkan penutupan sebelumnya pada Rp16.648 per dolar AS.
Sepanjang hari, dolar bergerak di rentang Rp16.663-Rp16.705 per dolar AS. Sementara itu, dalam 52 minggu terakhir dolar diperdagangkan di kisaran Rp15.840-Rp17.224, dengan penguatan year-to-date mencapai 3,49 persen.
1. Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menguat
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) semakin kuat menjelang pertemuan akhir pekan ini.
Dia menyebut, pasar kini memperkirakan peluang sekitar 85 persen bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Ekspektasi tersebut dipicu oleh tanda-tanda perlambatan ekonomi di AS, termasuk indikator ketenagakerjaan yang lebih lemah. Prospek suku bunga rendah juga meningkatkan harapan terhadap pertumbuhan global serta pasar ekuitas yang lebih bergairah.
"Pasar didukung oleh ekspektasi kuat bahwa Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga akhir pekan ini," kata Ibrahim.
2. Optimisme pasar terbatas karena pejabat Fed beri sinyal hati-hati
Meski peluang pemangkasan suku bunga menguat, Ibrahim menilai sentimen pasar tetap berhati-hati. Dia mengingatkan beberapa pejabat The Fed sebelumnya menyampaikan sinyal pemangkasan suku bunga pada Desember belum tentu terjadi.
Ketua The Fed Jerome Powell juga sempat menegaskan keputusan suku bunga mendatang bukanlah suatu kepastian, jauh dari itu.
"Optimisme tersebut diredam oleh kehati-hatian karena beberapa pejabat Fed mengisyaratkan bahwa pemangkasan suku bunga pada bulan Desember masih jauh dari pasti," ujarnya.
Pernyataan tersebut membuat pelaku pasar mewaspadai kemungkinan munculnya keputusan yang lebih ketat atau hawkish, yakni kebijakan yang cenderung mempertahankan atau menaikkan suku bunga untuk menahan inflasi.
3. Rupiah diproyeksikan melanjutkan pelemahan pada Selasa
Pada perdagangan sore, rupiah ditutup melemah 47 poin setelah sebelumnya sempat menyentuh pelemahan 55 poin. Pergerakan rupiah sepanjang hari berlangsung fluktuatif sejalan dengan dinamika sentimen global.
Untuk perdagangan Selasa (9/12/2025), Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.690-Rp16.730 per dolar AS.
















