Rupiah Tertekan Pagi Ini, Investor Tunggu Keputusan The Fed

- Rupiah diproyeksi melemah terbatas.
- Investor wait and see menjelang keputusan The Fed.
- Proyeksi pergerakan rupiah hari ini.
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah tercatat melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (8/12/2025). Pada sesi pembukaan, dolar diperdagangkan di Rp16.672.
Berdasarkan data Bloomberg hingga pukul 09.11 WIB, rupiah sudah berada di level Rp16.676 atau melemah 28 poin dibandingkan posisi penutupan sebelumnya di Rp16.648 per dolar AS.
1. Rupiah diproyeksi melemah terbatas
Pengamat pasar uang Lukman Leong mengatakan rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan peluang melemah terbatas terhadap dolar AS. Dia menjelaskan indeks dolar menguat tipis setelah survei menunjukkan sentimen konsumen AS lebih kuat dari perkiraan.
Sentimen konsumen merupakan indikator yang mengukur optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi. Menurut Lukman, hal itu menjadi salah satu faktor yang menahan penguatan rupiah pada perdagangan pagi ini.
"Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi terhadap dolar AS dengan potensi melemah terbatas. Indeks dolar AS sendiri sedikit lebih kuat setelah survey menunjukkan sentimen konsumen di AS yang lebih kuat dari perkiraan," kata Lukman.
2. Investor wait and see menjelang keputusan The Fed
Meski dolar menguat, Lukman menilai pergerakan pasar global masih cenderung berhati-hati. Investor memilih bersikap wait and see menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu mendatang.
Pertemuan FOMC menjadi agenda penting karena di sanalah Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) memberikan arahan kebijakan suku bunga ke depan.
"Investor masih wait and see menantikan pertemuan FOMC Rabu ini untuk petunjuk arah kebijakan the Fed kedepannya," ujarnya.
3. Proyeksi pergerakan rupiah hari ini
Untuk perdagangan sepanjang hari ini, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp16.600–Rp16.700 per dolar AS. Pergerakan diperkirakan tidak terlalu agresif karena pasar menunggu hasil keputusan FOMC.


















