Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kantor Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Menteng, Jakarta Pusat. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • BPI Danantara perlu strategi stabilkan harga saham BUMN tekanan sejak 2024.
  • Tekanan ekonomi mempengaruhi sentimen pasar, perlu koordinasi kebijakan BUMN.

Jakarta, IDN Times - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dinilai perlu segera mengambil langkah strategis untuk menstabilkan harga saham badan usaha milik negara (BUMN) yang mengalami tekanan sejak akhir tahun lalu.

Founder Pewarta Institute, Raja Suhud Victor Hugo menekankan pentingnya pertemuan antara Danantara dan investor institusional besar guna memperbarui informasi terkait perkembangan ekonomi Indonesia serta arah pengelolaan BUMN ke depan.

Selain itu, Danantara juga didorong untuk segera mengumpulkan BUMN di bawah kelolaannya agar dapat mengoordinasikan kebijakan yang diambil masing-masing perusahaan.

"Danantara juga perlu segera mengumpulkan BUMN di bawah kelolaannya untuk mengoordinasikan kebijakan yang diambil masing-masing BUMN," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (3/3/2025).

Langkah tersebut dinilai krusial dalam menghadapi tantangan ekonomi yang berpengaruh terhadap sentimen pasar dan pergerakan harga saham BUMN.

1. Danantara dinilai punya peran signifikan untuk jaga stabilitas pasar saham

Kantor Danantara dengan logo barunya (IDN Times / Vadhia Lidyana)

Danantara dinilai memiliki peran signifikan dalam menjaga stabilitas Bursa Efek Indonesia (BEI), meskipun bukan lembaga yang berfokus pada pasar modal.

Victor menyoroti saham BUMN di bawah kelolaan Danantara mencakup sekitar 15 persen dari kapitalisasi pasar dan menyumbang 27 persen dari nilai transaksi harian di bursa.

"Perhatian terhadap pergerakan saham BUMN menjadi hal yang tidak terhindarkan bagi Danantara," paparnya.

Seiring dengan semakin luasnya peran Danantara, termasuk dalam pengelolaan dana dividen BUMN, pasar disebut menantikan langkah-langkah strategis untuk memastikan stabilitas saham perusahaan yang berada di bawah naungannya.

"Dalam kondisi pasar yang tengah mengalami volatilitas tinggi, kejelasan arah kebijakan sangat diperlukan untuk menjaga kepercayaan investor serta memastikan keberlanjutan kinerja perusahaan-perusahaan BUMN yang terdaftar di bursa," ujarnya.

2. Danantara perlu membuat kebijakan yang lebih terarah buat BUMN

Kantor pusat Kementerian BUMN. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Victor juga menyoroti perbedaan strategi di sektor perbankan BUMN. Dia menyebut BRI telah meningkatkan pencadangan sejak Januari guna mengantisipasi risiko yang lebih besar, sementara Bank Mandiri dan BNI belum mengambil langkah serupa.

"Situasi ini menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih terarah dari Danantara," kata dia.

Hal itu, menurutnya, diperlukan agar pengelolaan risiko di lingkungan BUMN lebih terkoordinasi dan tidak menimbulkan ketidakpastian bagi investor yang dapat mempengaruhi sentimen pasar.

Danantara dinilai memiliki peran strategis dalam memberikan arahan yang jelas bagi BUMN terkait pengelolaan risiko, terutama di tengah dinamika pasar yang cepat berubah.

Victor menekankan kejelasan kebijakan tidak hanya penting untuk menjaga stabilitas harga saham BUMN di bursa, tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara lebih luas.

Sebagai institusi yang berperan besar dalam ekosistem keuangan dan investasi di Indonesia, langkah Danantara dalam menjaga stabilitas saham BUMN disebut akan menjadi faktor kunci bagi ketahanan sektor keuangan nasional.

"Pewarta Institute menggarisbawahi pentingnya komunikasi yang terbuka dan transparan dari Danantara kepada publik dan investor agar kepercayaan terhadap saham-saham BUMN tetap terjaga di tengah dinamika pasar yang penuh tantangan," tuturnya.

3. Bos Danantara buka suara soal penurunan harga saham emiten bank BUMN

Konferensi pers CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani di Istana pada Senin (24/2/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani buka suara terkait anjloknya harga saham emiten bank BUMN yang terjadi usai diluncurkannya Danantara.

Dia menegaskan naik turunnya saham merupakan hal yang biasa dan disebabkan oleh beragam faktor. Salah satunya, keputusan Morgan Stanley yang menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW).

"Sebetulnya harga-harga saham ini turun bukan baru 1-2 hari, tapi memang sudah mengalami penurunan. (Sentimen) dari MSCI Index yang menurunkan peringkat Indonesia, jadi itu yang menyebabkan penurunan saham," ujar Rosan dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2025).

Editorial Team