Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Samsung turut serta dalam ajang Internationale Funkausstellung Berlin 2008. (Eirik Solheim dari Oslo, Norwegia, CC BY-SA 2.0 via Wikimedia Commons)
Samsung turut serta dalam ajang Internationale Funkausstellung Berlin 2008. (Eirik Solheim dari Oslo, Norwegia, CC BY-SA 2.0 via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Samsung kesulitan mendapatkan sertifikasi dari Nvidia untuk produk 12-layer HBM3E-nya, memberikan keunggulan bagi SK Hynix. Analis memotong proyeksi pangsa pasar HBM Samsung hingga kuartal III.

  • Kerugian di bisnis foundry menjadi penyebab utama pendapatan Samsung yang mengecewakan. Divisi chip hanya mencetak laba 2,7 triliun won pada kuartal II, naik dari sebelumnya.

Jakarta, IDN Times – Samsung Electronics memperkirakan laba operasional sebesar 4,6 triliun won untuk kuartal II-2025, turun 56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perusahaan teknologi asal Korea Selatan itu juga memperkirakan pendapatan hanya mencapai 74 triliun won, di bawah ekspektasi SmartEstimate LSEG sebesar 75,55 triliun won. Saham Samsung sempat turun 1,13 persen di perdagangan awal setelah estimasi laba dirilis.

Penurunan ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk penyesuaian nilai inventaris dan pembatasan Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor chip kecerdasan buatan (AI) canggih ke China. Samsung juga mencatat kerugian operasional yang terus berlangsung pada bisnis foundry-nya. Kini, Samsung menghadapi tantangan dalam menangkap permintaan untuk chip AI yang dipimpin oleh Nvidia.

1. Samsung gagal rebut pangsa pasar chip HBM dari SK Hynix

Samsung terus kesulitan menembus pasar chip memori bandwidth tinggi (HBM) karena belum mendapatkan sertifikasi dari Nvidia untuk produk 12-layer HBM3E-nya. Hal ini memberikan keunggulan signifikan bagi SK Hynix, yang saat ini memimpin pasar chip untuk akselerator AI Nvidia. Sekitar 70 persen permintaan HBM global berasal dari sektor ini, menjadikan kualifikasi Nvidia sebagai faktor penting.

Ray Wang dari Futurum Group menyebut kegagalan Samsung mendapatkan sertifikasi sebagai hambatan utama pertumbuhan dalam waktu dekat. Pada April lalu, perusahaan sempat mengirim sampel HBM3E ke klien besar dan berharap lini ini mulai menyumbang pendapatan kuartal kedua. Namun, analis Bernstein memotong proyeksi pangsa pasar HBM Samsung dan menunda prediksi sertifikasi hingga kuartal III.

“Samsung akan secara bertahap mempersempit kesenjangan dengan rival,” tulis analis Bernstein, menurut laporan Live Mint yang mengutip Bloomberg.

Pada tahun 2025, SK Hynix diperkirakan memegang 57 persen pangsa pasar HBM, sementara Samsung hanya 27 persen dan Micron 16 persen. Jun Young-hyun dari Samsung sebelumnya mengakui bahwa perusahaannya gagal mengamankan keunggulan awal di pasar ini.

2. Bisnis foundry rugi, persaingan dengan Taiwan kian ketat

Sebuah fasilitas produksi milik TSMC yang terletak di Central Taiwan Science Park, Taichung. (Briáxis F. Mendes (孟必思), CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Direktur riset di Counterpoint Research, MS Hwang, menyebut kerugian di bisnis foundry sebagai penyebab utama pendapatan Samsung yang mengecewakan. Meski chip HBM menjanjikan margin tinggi, dampaknya belum terasa pada kuartal ini. Bisnis foundry Samsung masih mengalami permintaan rendah dan tekanan besar dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Company.

Analis Bloomberg memperkirakan divisi chip Samsung hanya mencetak laba 2,7 triliun won pada kuartal II, naik dari kuartal sebelumnya tapi masih jauh di bawah capaian 6,5 triliun won tahun lalu. Sementara itu, laporan Reuters mengungkap bahwa Samsung telah meminta anak perusahaannya memangkas 30 persen staf di beberapa divisi, sebagai bagian dari penyesuaian besar-besaran.

3. Samsung andalkan kuartal III dan pesanan dari AMD

ilustrasi chip (pexels.com/Shawn Stutzman)

Samsung telah mendapatkan pesanan dari Advanced Micro Devices (AMD), bergabung dengan Micron sebagai pemasok chip AI. Namun, kontribusi pesanan ini tidak akan tampak dalam laporan kuartal II karena proses peningkatan produksi masih berjalan. Analis Daishin Securities, Ryu Hyung-keun, menilai Samsung tetap berada di jalur yang tepat.

“Meskipun ketidakpastian tetap ada seputar jadwal sertifikasi kualitas, kami tidak melihat indikasi perubahan strategi dan percaya bahwa perusahaan berada di jalur untuk peluncuran pasar pada kuartal III-2025,” tulis Ryu seperti dikutip CNBC International, Selasa (8/7).

Sepanjang tahun ini, saham Samsung telah naik lebih dari 16 persen menurut data dari LSEG. Hasil kuartal III dijadwalkan diumumkan akhir bulan ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team