Calon Investor Ibu Kota Baru Akui Salah Berinvestasi di Unicorn Ini 

Softbank berinvestasi Rp272 triliun ke startup WeWork

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 turut menghantam keuangan perusahaan multinasional asal Jepang, Softbank. Menurut laporan harian Inggris, The Telegraph edisi (18/5) lalu, Softbank kehilangan dana operasional terbesarnya yakni mencapai US$13 miliar atau setara Rp191,4 triliun. Situasi itu seolah menambah buruknya di Softbank setelah Bos Alibaba, Jack Ma memutuskan hengkang dari dewan direksi. 

Konglomerat berusia 62 tahun itu menyebut situasi keuangan di Softbank sebagai kehilangan yang besar. Ketika menggelar rapat tiga hari lalu, ia tak menampik wabah virus corona merupakan sebuah krisis yang tidak diprediksi sebelumnya. 

"Akhir-akhir ini menjadi momen yang sulit di seluruh dunia dan setiap hari saya memikirkan mengenai kehidupan saya," ungkap Son. 

Salah satu yang menjadi penyebab keuangan Sotfbank memburuk karena ia berinvestasi di 15 perusahaan unicorn. Unicorn diketahui merupakan status startup yang sudah memiliki valuasi di atas US$1 miliar. 

Softbank diketahui berinvestasi pada startup unicorn melalui Vision Fund. Unit investasi ini telah membenamkan duit senilai US$75 miliar ke 88 startup unicorn. Sayang, nilai startup itu sudah turun menjadi US$69,9 miliar. Ia kemudian mewanti-wanti investor akan ada 15 perusahaan startup unicorn yang bangkrut karena kena hantam COVID-19. 

Son memang tidak menyebut startup mana yang terancam jatuh ke lembah COVID-19, tetapi publik sudah bisa menebak salah satunya adalah WeWork. Setelah Vision Fund memberikan suntikan dana Rp272 triliun ke WeWork, valuasi perusahaan itu justru terus anjlok. Apalagi WeWork gagal melakukan initial public offering (IPO) pada September 2019 lalu. 

Maka, Son menyesali tindakannya itu. Ia mengakui dirinya bodoh sudah berinvestasi di WeWork. 

"Saya bodoh sudah berinvestasi di WeWork. Saya salah," kata Son seperti dikutip dari laman Business Insider pada (18/5) lalu. 

Mengapa insting Son kali ini meleset dengan membenamkan duit ke perusahaan yang justru merugi?

1. WeWork dan startup yang dibecking Softbank sudah memecat banyak karyawan

Calon Investor Ibu Kota Baru Akui Salah Berinvestasi di Unicorn Ini wework.com

WeWork merupakan unicorn yang menawarkan jasa berbagi ruang kantor. Mereka coba menawarkan kepada perusahaan lain untuk tak perlu menyewa satu gedung, tapi area untuk bisa dimanfaatkan sebagai tempat bekerja sementara. 

WeWork sudah memecat 2.400 karyawannya sejak November 2019 lalu. Tetapi, situasi pandemik COVID-19 memperburuk keuangan mereka sehingga 250 karyawan lainnya terpaksa harus di-PHK pada Maret lalu. Laman Forbes pada akhir April lalu bahkan melaporkan WeWork masih akan memecat pegawainya pada akhir Mei ini bila diperlukan.

Nasib serupa juga dialami oleh perusahaan unicorn yang menerima pendanaan dari Softbank antara lain Oyo, Uber dan Zume. Menurut analisa jurnalis harian The Telegraph alasan unicorn itu semakin merugi mereka harus bergerak ke berbagai area lain untuk bisa mendapatkan pemasukan. Strategi seperti ini jelas digunakan oleh unicorn seperti Uber dan aplikasi pengantar makanan, Doordash. 

Perusahaan unicorn itu mengandalkan karyawan kontrak. Sedangkan, dalam kondisi pandemik COVID-19 dan karantina wilayah diberlakukan di sebagian negara menyulitkan pergerakan karyawan kontrak tersebut. Mengharapkan layanan mereka pun hampir sulit bisa diprediksi. 

Baca Juga: Tertarik Konsep AI di Ibu Kota Baru, Softbank Siap Investasi

2. Masayoshi Son dinilai berinvestasi di sektor yang sudah usang yakni properti dan hotel

Calon Investor Ibu Kota Baru Akui Salah Berinvestasi di Unicorn Ini CEO Softbank Masayoshi Son di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat 10 Januari 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Kendati Son kerap mengatakan bahwa Softbank berinvestasi di sektor teknologi yang tidak biasa seperti kecerdasan buatan, tetapi dalam analisa di Institut Penelitian Tokai, Tokyo, Masahiko Ishino, justru menilai sebaliknya. Son dinilai menanamkan uangnya di sektor yang sudah ketinggalan zaman seperti properti dan hotel. WeWork dan OYO jelas menggambarkan dua sektor tersebut. 

OYO sendiri saat ini sudah memecat ribut pegawainya setelah pandemik virus corona membuat pendapatannya melorot lebih dari 60 persen. Karena situasi ini, alhasil, Softbank diprediksi kesulitan untuk menarik investor bagi program Vision Fund kedua. Akhirnya, Softbank harus membenamkan uang mereka sendiri di program tersebut. 

"Performa Vision Fund pertama tidak begitu bagus. Tentu bila performanya tidak begitu bagus maka tentu pendanaan bagi Vision Fund kedua tidak bisa diminta dari orang lain," kata Son pada (18/5) lalu. 

3. Softbank yakin unicorn yang mereka dukung tak semuanya jatuh ke lembah virus corona

Calon Investor Ibu Kota Baru Akui Salah Berinvestasi di Unicorn Ini Masayoshi Son, CEO Softbank (Website/forbes.com)

Kendati ada sebagian unicorn yang didukung Softbank diprediksi akan bangkrut, tetapi ia yakin ada perusahaan lain yang fokus di bidang teknologi akan bertahan dari pandemik COVID-19. Bahkan, pada akhirnya akan memimpin pemulihan ekonomi pasca pandemik melalui teknologi. 

"Perusahaan unicorn kami kini menghadapi tantangan yang serius menghadapi wabah virus corona. Tetapi, saya yakin sebagian dari mereka akan berhasil terbang dari lembah virus corona dan akan terbang tinggi," tutur Son. 

Gimana pendapat kalian, guys?

Baca Juga: OYO Kembangkan Hotel Budget Berkualitas, Bikin Staycation Lebih Murah

Topik:

  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya