Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ribuan warga berunjuk rasa terkait rencana pengembangan Pulau Rempang dan Galang menjadi kawasan ekonomi baru di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (23/8/2023). (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan buka suara atas konflik yang terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Bentrok sempat pecah antara pihak keamanan dan warga yang menolak direlokasi.

Warga akan direlokasi karena tanah yang mereka tempati akan dibangun Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City. Luhut lantas menyinggung adanya provokator.

"Yang provokator pasti ada itu. Tapi saya kira ndak ada masalah sebenarnya," kata Luhut di Pullman Central Park, Jakarta Barat, Selasa (19/9/2023).

1. Luhut sebut warga pada dasarnya bersedia direlokasi

Warga Pulau Rempang, Batam yang bentrok dengan aparat karena menolak relokasi pada 7 September 2023. (Dokumentasi Istimewa)

Mantan Menkopolhukam itu menyebut, konflik yang terjadi belakangan ini kemungkinan karena pendekatan yang kurang pas. Namun, berdasarkan banyaknya pengalaman Luhut menangani pembebasan tanah, tidak ada masalah.

"Rakyat itu pada umumnya mau, ndak ada masalah karena kalau mereka direlokasi ada yang mau dikasih rumah dengan pekerjaan, sekolah dan sebagainya, dan ada juga yang mau uang saja cash," tuturnya.

Luhut juga sudah mengirim tim ke Rempang dan meminta agar warga yang mau direlokasi didengarkan suaranya. Jika rencana relokasi disosialisasikan dengan baik, menurutnya tidak menjadi masalah.

2. Berharap investor tidak kabur dari Batam

Editorial Team

Tonton lebih seru di