Harga emas Antam turun Rp14 ribu menjadi Rp2.576.000 per gram setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa
Harga buyback emas juga turun Rp14 ribu menjadi Rp2.435.000 per gram
Analis memprediksi harga emas Antam bisa tembus Rp2,7 juta di akhir 2025 karena sentimen negatif pasar terhadap geopolitik dan kebijakan Bank Sentral AS
Jakarta, IDN Times - Harga emas logam mulia (LM) PT Aneka Tambang Tbk atau Antam hari ini, Kamis (25/12/2025), mengalami penurunan usai mencetak rekor tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH) pada Rabu, 24 Desember 2025.
Berdasarkan situs logammulia.com, harga emas hari ini turun Rp14 ribu menjadi Rp2.576.000 per gram. Kemarin, harga emas naik Rp29 ribu menjadi Rp2,59 juta per gram.
Harga buyback emas juga mengalami penurunan hari ini, sebesar Rp14 ribu menjadi Rp2.435.000 per gram.
Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam saat membeli emas logam mulia dari konsumen yang menjual ke Butik Antam.
Berikut ini harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:
Harga emas 0,5 gram: Rp1.338.000.
Harga emas 1 gram: Rp2.576.000.
Harga emas 2 gram: Rp5.102.000.
Harga emas 3 gram: Rp7.635.000.
Harga emas 5 gram: Rp12.695.000.
Harga emas 10 gram: Rp25.310.000.
Harga emas 25 gram: Rp63.110.000.
Harga emas 50 gram: Rp126.055.000.
Harga emas 100 gram: Rp251.960.000.
Harga emas 250 gram: Rp629.590.000.
Harga emas 500 gram: Rp1.258.900.000.
Harga emas 1.000 gram: Rp2.516.600.000.
Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Analis emas, Ibrahim Assuaibi harga emas Antam bisa tembus Rp2,7 juta per gram di akhir 2025 ini.
Hal itu didorong oleh kenaikan harga emas dunia yang sudah mencapai level 4.512 dolar Amerika Serikat (AS) per troy ounce (toz).
“Emas Antam sendiri sudah mendekati level Rp2,6 juta. Artinya apa? Sampai akhir tahun bisa mengenai level Rp2,65 juta-an sampai Rp2,7 juta-an,” ucap Ibrahim dalam keterangannya, Rabu (24/12/2025).
Ibrahim mengatakan, lonjakan harga emas didorong oleh sentimen negatif pasar terhadap kondisi geopolitik sejumlah negara, dan kebijakan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Belum lagi perang dagang akibat AS menerapkan tarif impor resiprokal.
Terkait geopolitik, terutama di Timur Tengah yang memicu kenaikan harga minyak, dan pada akhirnya berpengaruh pada harga emas dunia.
“Geopolitik kemungkinan akan cukup menarik bagi pasar karena geopolitik sekarang sudah melebar. Yang pertama Timur Tengah, yang kedua adalah Eropa, yang ketiga Amerika Latin, yang keempat itu adalah Laut Asia Timur,” ujar Ibrahim.