Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Siapa Pemilik Worldcoin? Koin Kripto yang Viral di Indonesia

World, proyek ekosistem digital yang terdiri dari Worldcoin dan World App milik Tools for Humanity (world.org)

Baru-baru ini, Worldcoin dan World App viral di Indonesia. Hal ini setelah Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI resmi membekukan atau memblokir sementara keduanya lantaran muncul laporan dari masyarakat tentang operasionalnya yang dinilai mencurigakan.

Kabarnya, masyarakat bisa mendapatkan uang senilai Rp300 ribu hingga Rp500 ribu hanya dengan melakukan verifikasi di kantor operator World. Verifikasi diri tersebut dilakukan dengan memindai iris mata menggunakan alat yang bernama Orb.

Sebenarnya, Worldcoin adalah mata uang kripto dan World App adalah aplikasi untuk menyimpannya. Lantas, siapa pemilik Worldcoin? Siapa saja pendirinya? Simak profil selengkapnya di bawah ini.

1. Siapa pemilik Worldcoin?

Alex Blania dan Sam Altman, pemilik Tools for Humanity yang menciptakan World App dan Worldcoin (world.org)

Siapa pemilik Worldcoin? Pemilik Worldcoin saat ini adalah dua orang pengusaha di bidang teknologi, yaitu Sam Altman dan Alex Blania. Sam menjabat sebagai Chairman Tools for Humanity (TFH) dan Alex menjabat posisi CEO.

Untuk diketahui, Tools for Humanity adalah perusahaan teknologi yang menciptakan sebuah proyek ekosistem digital bernama World. Kemudian, World memiliki empat produk utama, yaitu Worldcoin, World ID, World App, dan World Chain.

Sebenarnya World didirikan oleh tiga orang, yaitu Sam Altman, Alex Blania, dan Max Novendstern. Ketiganya mendirikan Tools for Humanity dan memulai proyek World pada 2019 lalu.

Namun, Max memutuskan mundur dari peran operasional perusahaan pada Juli 2021 dan mendirikan perusahaannya sendiri bernama Mana. Meski begitu, Max kabarnya masih menjadi penasihat bagi Tools for Humanity.

Sementara itu, Sam Altman dikenal sebagai pendiri OpenAI, sebuah perusahaan di bidang kecerdasan buatan (AI) yang mengembangkan ChatGPT. TFH merupakan perusahaan sendiri yang didirikan Sam dan bukan bagian dari OpenAI.

Sedangkan Alex Blania dikenal sebagai fisikawan lulusan universitas ternama di Jerman yang mendedikasikan seluruh waktunya untuk pengembangan teknologi mutakhir.

2. Sam Altman, teknolog dan pengusaha di balik ChatGPT

Sam Altman (commons.wikimedia.org/TechCrunch)

Samuel H. Altman atau lebih dikenal dengan Sam Altman lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat pada 22 April 1985. Sejak kecil, Sam sudah mengenal dunia komputer.

Ia bersekolah di John Burroughs School, St. Louis dan melanjutkan pendidikan tinggi di Stanford University dengan mengambil jurusan ilmu komputer. Namun, ia tidak lulus dan drop out pada 2005.

Sejak itu, Sam mulai membangun kariernya sendiri. Pada 2005, ia menjadi salah satu pendiri Loopt, sebuah start up yang membuat aplikasi selular jejaring sosial berbasis lokasi. Saat itu, Loopt berhasil mengumpulkan modal lebih dari 30 juta dolar AS.

Pada 2012, Sam juga ikut mendirikan Hydrazine Capital, firma modal ventura asal San Fransisco, AS. Firma ini memberikan pendanaan bagi perusahaan-perusahaan di bidang ilmu pengetahuan, big datasoftware, hingga jaringan konsumen.

Dua tahun berikutnya, Sam menjadi Presiden Y Combinator (YC), sebuah perusahaan inkubator bagi banyak start up di dunia. Ia berhasil memperluas unit bisnis perusahaan tersebut dan akhirnya memilih mundur dari jabatannya pada 2019.

Pada 2015 atau saat masih di YC, Sam mendirikan OpenAI, perusahaan riset dan kecerdasan buatan terkemuka di dunia saat ini. Produk OpenAI yang paling terkenal tentu adalah ChatGPT, sebuah chatbot berbasis AI yang memungkinkan pengguna berinteraksi secara online seperti berbicara dengan orang lain.

Lalu, akhirnya pada 2019, Sam bersama Alex dan Max resmi mendirikan Tools for Humanity sekaligus mengembangkan proyek World. Tujuan World adalah menciptakan sistem identitas digital global berbasis biometrik, yaitu melalui iris mata unik yang pasti dimiliki setiap orang.

3. Mengenal Alex Blania, fisikawan asal Jerman

Alex Blania, CEO World App (IDN Times/Uni Lubis)

Berbeda dengan Sam yang memiliki latar belakang pebisnis, Alex Blania adalah salah satu pendiri Tools for Humanity dan World yang menjadi "otak" bagi proyek ekosistem digital ini. 

Alex Blania adalah ilmuwan fisika asal Jerman yang saat ini berfokus di bidang teknologi identitas digital dan kripto.

Melansir akun LinkedIn-nya, Alex merupakan lulusan universitas terkemuka di Jerman, yaitu Friedrich-Alexander University (FAU) of Erlangen-Nuremberg. FAU adalah kampus riset publik di Kota erlangen dan Nuremberg, negara bagian Bavaria. Di sana, Alex lulus dengan gelar ganda, yaitu di bidang fisika dan teknik industri.

Kemudian, ia sempat mengambil pendidikan master di bidang fisika di universitas yang sama. Namun, ia memilih tidak melanjutkannya dan drop out dari sana.

Alex juga sempat melanjutkan pendidikan di Institute of Quantum Information and Matter, California Institute of Technology (Caltech) dengan masih mengambil fokus di bidang fisika.

Di samping pendidikannya, Alex juga bekerja sebagai peneliti. Pada 2018, ia belajar sekaligus bekerja di Max Planck Institute for the Science Light. Di sana, ia mempelajari penerapan AI dalam sistem kuantum.

Lalu, ia juga sempat bekerja di Caltech sebagai peneliti sebelum mendirikan Tools for Humanity bersama Sam Altman dan Max Novendstern.

4. Max Novendstern, ikut dirikan TFH dan bangun perusahaan sendiri

Max Novendstern, salah satu pendiri Tools for Humanity yang mengembangkan World App dan Worldcoin (x.com)

Tools for Humanity juga didirikan oleh seorang pengusaha teknologi asal AS bernama Max Novendstern. Max memiliki latar belakang di bidang keuangan dan teknologi. Ia pernah bekerja di perusahaan investasi dan start up fintech.

Max merupakan lulusan Harvard University dan pernah bekerja di beberapa perusahaan. Dilansir akun LinkedIn-nya, Max sempat bekerja di perusahaan investasi bernama Bridgewater Assoociates.

Ia juga pernah terlibat dalam start up pengiriman uang bernama Wave. Perusahaan tersebut berfokus pada layanan keuangan di negara berkembang.

Lalu, pada 2019, Max ikut membangun proyek World bersama Sam Altman dan Alex Blania. Ia menjabat sebagai CEO hingga 2021, sebelum akhirnya mengundurkan diri dari jabatan operasional perusahaan. Namun, kabarnya Max masih menjadi penasihat Tools for Humanity.

Setelah mundur dari TFH, Max mendirikan Mana, sebuah start up di bidang kecerdasan buatan yang menggabungkan AI dan blockchain untuk menciptakan sistem investasi ventura otomatis. Tujuan Mana adalah untuk memudahkan setiap orang dalam mengakses pendanaan dan berinvestasi tanpa hambatan geografis.

5. Sekilas tentang Worldcoin dan kontroversinya

Orb, alat yang digunakan untuk memindai iris mata seseorang pada ekosistem World App dan Worldcoin (world.org)

Pada dasarnya, Worldcoin (WLD) adalah mata uang kripto yang diciptakan oleh World, sebuah proyek ekosistem digital yang dikembangkan oleh Tools for Humanity. Seperti koin kripto pada umumnya, Worldcoin berfungsi sebagai aset digital yang bisa disimpan atau diperjualbelikan oleh setiap pemiliknya.

Hal yang membedakan Worldcoin dan mata uang kripto lainnya adalah koin atau token ini terintegrasi dengan sistem identitas global berbasis biometrik. Tujuannya untuk membuktikan bahwa pemilik Worldcoin adalah benar-benar manusia, bukan AI atau bot.

Caranya setiap orang harus mendaftar atau melakukan verifikasi iris mata menggunakan alat yang disebut Orb. Orb adalah alat berbentuk bola yang bisa memindai iris mata seseorang dan mengubahnya menjadi kode identifikasi khusus yang unik untuk setiap orang.

Kemudian, setiap orang harus memiliki aplikasi World App untuk melihat Worldcoin miliknya. World App digunakan untuk menyimpan Worldcoin dan melakukan berbagai transaksi digital, termasuk mentransfer Worldcoin ke platform penukaran untuk ditukar ke mata uang lain seperti dolar AS.

Nah, yang menjadi kontroversi Worldcoin di Indonesia adalah soal kekhawatiran terhadap penyalahgunaan data pribadi karena perusahaan merekam iris mata seseorang.

Lalu, operator World App di Indonesia, PT Terang Bulan Abadi disebut belum tercatat sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan belum memiliki Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE).

Demikianlah penjelasan siapa pemilik Worldcoin yang viral di Indonesia belakangan ini. Penasaran seperti apa aplikasinya?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogama WO
Yunisda DS
Yogama WO
EditorYogama WO
Follow Us