Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi uang (pexels.com/David McBee)
ilustrasi uang (pexels.com/David McBee)

Di tengah dinamika perekonomian saat ini, penting untuk memahami berbagai sistem ekonomi yang ada. Setiap negara punya cara berbeda untuk mengelola sumber daya dan aktivitas ekonomi, dan itu berpengaruh langsung pada kehidupan kita sehari-hari.

Salah satu sistem ekonomi yang ada ialah sistem ekonomi terpusat. Salah satu sistem ekonomi yang ada ialah sistem ekonomi terpusat. Indonesia tidak menganut sistem ini, melainkan sistem ekonomi Pancasila.

Di Indonesia, berbagai sistem ekonomi diterapkan, dan masing-masing punya karakteristik yang bisa memengaruhi keputusan bisnis dan kesejahteraan masyarakat.

Di sistem ekonomi terpusat, pemerintah mengambil alih banyak kontrol dalam mengatur perekonomian, dengan tujuan untuk menciptakan keadilan sosial dan stabilitas.

Di bawah ini sudah IDN Times rangkum tentang sistem ekonomi terpusat, sejarahnya, negara yang menerapkannya, serta dampak sistem ekonomi ini. Simak, yuk!

1. Pengertian sistem ekonomi terpusat

Ilustrasi bentuk uang sebagai cerminan zaman (pexels.com/Pixabay)

Sistem ekonomi terpusat adalah wadah bagi pemerintah untuk membuat sebuah keputusan ekonomi. Dalam sistem ini, kekuasaan pemerintah sangat berpengaruh terhadap berbagai kegiatan ekonomi yang berlangsung.

Tujuan dari sistem ini adalah agar pemerintah bisa mengelola produksi barang dan jasa tanpa tergantung pada hukum permintaan dan penawaran yang biasanya berlaku di pasar. Selain itu, sistem ekonomi terpusat seringkali kurang diperhatikan dalam konteks ekonomi tradisional.

Tak hanya itu, dalam sistem ekonomi terpusat, pemerintah juga menerapkan batasan pada aktivitas ekonomi masyarakat. Beberapa negara yang masih menerapkan sistem ekonomi terpusat ada Korea Utara, Republik Rakyat Cina (RRC), Rusia, serta negara-negara lain di Eropa Timur yang merupakan bekas bagian dari Uni Soviet.

2. Sejarah

Monumen Karl Marx dan Friedrich Engels di Berlin, Jerman (pexels.com/Travel Photography)

Sejarah sistem ekonomi terpusat dimulai dari pemikiran Karl Marx, yang mengemukakan konsep sosialisme dan komunisme sebagai dasar sistem ini. Menurut Marx, sistem ekonomi terpusat sangat efektif karena memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

  • Pengendalian aktivitas ekonomi oleh negara menjadi lebih mudah.
  • Semua kegiatan ekonomi menjadi tanggung jawab pemerintah.
  • Sistem ini dapat membantu mengurangi kesenjangan antara masyarakat kaya dan miskin.

Karl Marx juga berpendapat bahwa jika kepemilikan pribadi dihapuskan, maka tidak akan ada kelas sosial di masyarakat, sehingga semua orang dapat diuntungkan. Gagasan inilah yang menjadi landasan bagi sistem ekonomi terpusat.

Namun, sebelum pemikiran Marx muncul, sistem ekonomi terpusat telah diterapkan oleh Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda (VOC), yang mengendalikan perdagangan dan sumber daya di wilayah yang mereka kuasai.

3. Contoh sistem ekonomi terpusat

Ilustrasi Uang (Pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Sistem ekonomi memiliki berbagai jenis, dan pelaku bisnis dituntut untuk memahami masing-masing sistem tersebut. Berikut adalah beberapa contoh dari sistem ekonomi terpusat:

1. Komunisme primitif

Contoh pertama dari sistem ekonomi terpusat adalah komunisme primitif. Sistem ini telah ada di banyak masyarakat tradisional dan masih dapat ditemukan di beberapa negara yang belum maju. Dalam sistem ini, proses produksi dikelola oleh pemimpin atau dewan tetua, sehingga individu tidak memiliki tanggung jawab atas hasil produksi.

Contoh nyata dari sistem ini bisa dilihat dalam sejarah ekonomi dan politik Rusia saat komunisme, sebelum runtuhnya Uni Soviet.

2. Sistem feodal

Contoh selanjutnya adalah sistem feodal. Dalam sistem ini, tanah merupakan satu-satunya alat produksi yang sangat penting. Pengelolaan tanah dilakukan di bawah kendali komunal, biasanya oleh bangsawan atau pihak yang memiliki kekuasaan. Di sini, tanggung jawab individu sangat terbatas.

3. Negara-negara kolektif

Contoh lain dari sistem ekonomi terpusat adalah negara-negara kolektif, seperti Italia di bawah fasisme dan Jerman Nazi. Dalam sistem ini, kontrol hierarki sangat jelas. Meskipun semua produksi dan modal dikendalikan oleh negara, kepemilikan properti secara hukum tetap berada di tangan individu yang menerima bagian dari hasilnya.

Arah produksi tetap berada di tangan penguasa yang menunjuk perencana untuk mengelola ekonomi sesuai kendali mereka, di mana pertimbangan politik sangat berpengaruh.

Sistem ekonomi terpusat memiliki daya tarik tersendiri bagi banyak orang. Dengan sistem ini, masyarakat bisa merasa bebas dari tanggung jawab pribadi, asalkan semua anggota mematuhi ide dan norma kolektif yang ada.

4. Negara yang menerapkan sistem ekonomi terpusat

Juche Tower dan Patung di Pyongyang di Korea Utara (pexels.com/Lukas Kindl)

Negara yang menerapkan sistem ekonomi terpusat biasanya memiliki sistem pemerintahan yang bersifat komunis. Ada 3 negara yang menerapkan sistem ini, yaitu:

  1. Korea Utara. Sistem ekonomi di Korea Utara sepenuhnya dikuasai dan dikelola oleh pemerintah. Hampir semua sektor usaha yang vital bagi kehidupan masyarakat berada di bawah kendali negara, sehingga warga hanya berfungsi sebagai pegawai atau karyawan. Akibatnya, masyarakat sangat tergantung pada pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk pangan, tempat tinggal, pendidikan, dan layanan kesehatan. Prioritas anggaran negara lebih difokuskan pada pengembangan teknologi nuklir yang menjadi agenda utama pemerintah
  2. Cina. Cina mulai mengadopsi sistem ekonomi terpusat di bawah kepemimpinan Mao Zedong, yang terinspirasi oleh Uni Soviet dan ideologi komunis. Meskipun negara ini telah melakukan sejumlah reformasi ekonomi, pengaruh partai komunis tetap sangat kuat. Namun, Cina kini memberikan izin kepada para pengusaha untuk mencari keuntungan. Meskipun demikian, hal ini tetap dibatasi oleh regulasi yang memastikan bahwa kepentingan publik dan kekuasaan pemerintah tidak terganggu.
  3. Kuba. Kuba juga menerapkan sistem ekonomi terpusat, yang dipengaruhi oleh kekuasaan Spanyol pada masa pendudukan. Setelah runtuhnya Uni Soviet, Kuba mengalami krisis pangan yang parah karena ketergantungannya pada pasokan minyak, pangan, dan bahan pertanian lainnya. Setelah krisis, negara ini mulai melakukan reformasi di berbagai sektor, termasuk pertanian, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat, untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada bantuan luar.

5. Kelebihan ekonomi terpusat

Ilustrasi pengaruh teknologi produksi uang (pexels.com/Ravi Roshan)

Sistem ekonomi terpusat memiliki beberapa kelebihan bagi masyarakat dan negaranya. Berikut adalah beberapa kelebihannya:

  1. Mengurangi angka pengangguran
    Dengan penerapan sistem ekonomi terpusat di beberapa negara, angka pengangguran bisa ditekan. Karena pemerintah mengendalikan semua faktor produksi dan sumber daya, banyak lapangan pekerjaan yang dibuka. Contohnya, di Korea Utara, pekerja BUMN-nya sebagian besar berasal dari warga negara sendiri, sehingga memberikan banyak kesempatan kerja.
  2. Tanggung jawab ekonomi di tangan pemerintah
    Karena pemerintah memiliki kontrol penuh, mereka bertanggung jawab atas kondisi perekonomian. Oleh karena itu, pemerintah perlu berinovasi dalam kebijakan ekonomi agar negara menjadi lebih stabil dan berkembang demi kesejahteraan warganya.
  3. Ada jaminan untuk warganya
    Sistem ekonomi terpusat bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan kontrol pemerintah atas aktivitas produksi, mereka bisa memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
  4. Mudah mengendalikan harga dan pemerataan
    Dengan adanya kontrol dari pemerintah, harga produk dan jasa dapat dengan mudah dikelola. Pelaku bisnis tidak bisa sembarangan menurunkan harga; mereka hanya dapat mengambil keuntungan sesuai ketentuan. Oleh karena itu, negara yang menerapkan sistem ini perlu menjaga harga agar stabil dan memenuhi permintaan ekonomi.
  5. Inflasi lebih mudah dikenalikan
    Inflasi di negara lain sering disebabkan oleh penurunan nilai mata uang. Namun, di negara dengan sistem ekonomi terpusat, inflasi bisa lebih mudah dikendalikan dan cenderung stabil.
  6. Kondisi pasar dalam negeri berfungsi lancar
    Dengan pemerintah yang memiliki wewenang penuh, mereka dapat menetapkan peraturan pasar yang lebih efektif. Pemerintah bisa memproduksi barang sesuai kebutuhan masyarakat dan mendapatkan keuntungan dari penjualan tersebut. Kegiatan impor juga dapat dikelola dengan baik di negara dengan sistem ekonomi terpusat.

6. Kekurangannya

ilustrasi uang (pexels.com/Kaboompics.com)

Meski memiliki kelebihan, sitem ekonomi terpusat juga mempunya kekurangan. Beberapa kekurangan sistem ekonomi terpusat ada:

  1. Mobilisasi cepat: mengurangi kebutuhan masyarakat
    Dengan mobilisasi yang cepat, sistem ekonomi terpusat bisa mengurangi berbagai kebutuhan masyarakat.
  2. Terus produksi tanpa memperhatikan permintaan konsumen
    Dengan banyaknya produk yang diproduksi tanpa mempertimbangkan permintaan konsumen. Hal ini bisa menyebabkan orang mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan mereka, salah satunya melalui pasar gelap.

    Pasar gelap memungkinkan mereka membeli atau menjual barang-barang yang tidak diproduksi dalam sistem ekonomi terpusat. Ketika pemerintah berusaha mengendalikan pasar gelap, hal ini justru bisa mengurangi dukungan mereka terhadap sistem yang ada.

    Meskipun negara memproduksi banyak barang, seringkali mereka mengabaikan produk lain yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat. Sulit bagi pemerintah untuk mendapatkan informasi terkini tentang apa yang diinginkan konsumen.

    Dalam sistem ekonomi terpusat, harga pasar ditentukan oleh pemerintah pusat. Mereka tidak lagi mempertimbangkan permintaan pasar. Akibatnya, penjatahan sering digunakan sebagai solusi untuk mengatur distribusi barang.

  3. Menghambat inovasi
    Di sisi lain, sistem ekonomi terpusat dapat menghambat inovasi. Dengan pemerintah yang mengatur semua kegiatan ekonomi, ada sedikit ruang untuk menciptakan solusi atau inovasi baru. Hal ini membuat perkembangan ide-ide baru menjadi sangat sulit.

 

Penulis: Syifa Putri Naomi

Editorial Team