Bahlil Tanggapi Isu Reshuffle Kabinet: Itu Hak Prerogatif Presiden

- Istana sebut reshuffle bisa saja terjadi, tapi kapan belum diketahui
- Pernyataan reshuffle berasal dari Prabowo, tanpa pernyataan resmi tidak ada pergantian personel
- Teddy bantah Menkes dipanggil untuk bahas reshuffle, fokus pada isu kesehatan nasional
Jakarta, IDN Times – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan keputusan mengenai perombakan atau reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden Prabowo Subianto. Oleh karena itu, Bahlil enggan memberikan komentar terkait isu reshuffle yang kembali mencuat.
“Urusan kabinet itu urusan Bapak Presiden. Jangan kita mengambil bagian yang bukan hak kita, karena itu hak prerogatif Bapak Presiden,” kata Bahlil, Jumat (6/6/2025).
Menurutnya, Presiden Prabowo memiliki kewenangan penuh untuk mengganti jajaran menteri guna membentuk susunan kabinet yang dapat mendukung jalannya pemerintahan secara optimal.
1. Istana sebut reshuffle bisa saja terjadi

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengatakan reshuffle Kabinet Merah Putih bisa saja terjadi. Namun, dia tidak tahu kemungkinan itu kapan terjadi.
"Apakah akan ada? Ya reshuffle itu sesuatu hal yang mungkin saja terjadi. Tapi kapan dan siapa orang yang akan terkena reshuffle, itu betul-betul hak prerogatif Presiden," ujar Hasan Nasbi di kantornya, Jakarta, Selasa (3/6/2025).
2. Pernyataan reshuffle berasal dari Prabowo

Hasan mengatakan, sepanjang tidak ada pernyataan dari Presiden Prabowo Subianto terkait reshuffle, maka tidak ada pergantian personel di Kabinet Merah Putih.
"Sepanjang tidak diumumkan oleh Presiden, tidak disampaikan langsung oleh Presiden. Karena yang berhak menyampaikan ini kan hanya Presiden. Orang yang di luar kan nebak-nebak saja, melakukan spekulasi saja," kata dia.
3. Teddy bantah Menkes dipanggil untuk bahas reshuffle

Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, membantah Prabowo memanggil Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pada Selasa (3/6/2025), untuk membahas reshuffle.
"Dalam pertemuan Presiden dengan Menkes pada Selasa kemarin, kita hanya membicarakan sejumlah isu kesehatan nasional," kata Teddy.
Menurutnya, salah satu yang dibahas mengenai penambahan jumlah dokter di Indonesia. Sebab, Indonesia masih kekurangan dokter, baik itu dokter umum maupun spesialis.
Terkait dengan kontroversi pernyataan Menkes yang menyebut ukuran celana lebih dari 34 cepat menghadap Allah SWT, Teddy mengaku sudah membahasnya.
"Terkait pernyataan Pak Menkes yang ramai dibahas di media sosial, saya sudah membicarakan langsung dengan Pak Menkes sebelumnya," ujar Teddy.